Teladani Nabi Ibrahim, Berkurban Momentum Pembuktian Cinta kepada Allah
Selain membangun Ka’bah bersama ayahnya Nabi Ibrahim, Ismail juga dikisahkan dalam Al-Qur’an memiliki kepasrahan yang tinggi dengan membenarkan setiap perbuatan Nabi Ibrahim yang dibimbing oleh Wahyu. Kisah berawal ketika beberapa malam Nabi Ibrahim bermimpi menyembelih anak yang sangat ia cintai.
Nabi Ibrahim merenungkan arah datangnya mimpi adakah dari ilham yang benar ataukah ia hanya bunga tidur belaka. Pada hari yang disebut dengan hari Tarwiyah ia melakukan perenungan hingga pada hari Arafah ia yakin bahwa mimpi tersebut datangnya dari Allah dan sebuah kebenaran yang mesti ditunaikan.
Setelah mantap keyakinannya, ia dengan tekad yang kuat tanpa keraguan membawa anaknya ke sebuah tempat untuk disembelih, di tengah perjalanan datanglah syetan yang ingin menimbulkan keraguan di hati Ibrahim dengan menggodanya agar tidak menyembelih anak yang ia cintai.
Nabi Ibrahim membalas godaan syetan dengan melempar tujuh batu yang dalam konteks sekarang disebut dengan melontar jamarat bagi para jama’ah haji.
Adapun Rasulullah Muhammad melaksanakan kurban untuk dirinya dan umatnya. Begitu banyak hadits yang menjelaskan bahwa Rasulullah menerangkan kepada umatnya untuk meniru sunnah yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim ‘alaihisalam.
Sehingga ketika para jamaah haji melontar jamarat pada hari ke sepuluh Dzulhijjah yang disebut dengan hari nahar/menyembelih tepatnya pada hari raya kurban atau Idul Adha, sangat dianjurkan setelah pelaksanaan ibadah shalat Idul Adha untuk melaksanakan ibadah kurban sebagaimana firman Allah yang berbunyi “sungguh, kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada-Nya). Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).
Hari Raya Idul Adha disebut dengan Hari Raya Qurban, karena amalan yang paling utama pada hari raya ini adalah perwujudan cinta sesungguhnya bagi seorang hamba kepada Allah yaitu dengan melakukan ibadah kurban. Bahkan dalam riwayat disebutkan bahwa tidak ada amalan yang paling dicintai oleh Allah pada hari raya kurban melainkan menyembelih hewan sembelihan, dan dosa-dosa orang yang berkurban diampuni dosanya sebelum darah dari hewan sembelihan tersebut jatuh ke bumi.