Teladani Nabi Ibrahim, Berkurban Momentum Pembuktian Cinta kepada Allah
Sabda Rasulullah, “Tidak ada amalan Anak Adam yang lebih disukai oleh Allah pada hari raya kurban melainkan berkurban. Sesungguhnya binatang-binatang kurban itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kukunya. Dan sesungguhnya, darahnya benar-benar jatuh di sebuah tempat di sisi Allah sebelum jatuh di bumi. Maka berbahagialah bagi jiwa yang berkurban.”
Begitu agung dan mulianya perbuatan kurban, sehingga banyak ayat dan hadits yang memotivasi dan menganjurkan kita untuk berkurban. Kurban yang dipersembahkan pun semestinya kurban yang terbaik, seperti kurban yang dipersembahkan oleh anak Nabi Adam yaitu Habil yang memberikan ternak yang paling bagus yang ia miliki.
Di antara syarat-syarat binatang kurban adalah selamat dari berbagai kekurangan seperti tidak berpenyakit, buta, pincang, dan sangat kurus. Al-Qur’an menjelaskan bahwa seseorang tidak mendapatkan kebaikan secara sempurna dalam kebaikan kecuali ia memberikan yang terbaik yang ia miliki.
Karena Allah adalah zat yang maha sempurna dan baik, tidak menerima kecuali segala yang baik-baik. Karena itu kurban merupakan bentuk manifestasi cinta seorang hamba kepada Tuhannya, semestinya dipersembahkan yang terbaik.
Agar kurban yang dipersembahkan pada hari yang mulia memiliki pahala yang istimewa di sisi Allah, tentu bagi seseorang yang ingin berkurban untuk mempelajari sisi-sisi syariat dalam pensyariatan kurban.
Karena darah, daging yang dikurbankan tidak akan sampai kepada Allah, yang akan sampai hanyalah niat dan ketakwaan.
Disyaratkan agar binatang kurban tidak disembelih sebelum matahari terbit pada Hari Idul Adha dan telah berlalu waktu yang cukup untuk pelaksanaan shalat Idul Adha. Dan, hewan kurban boleh disembelih kapan saja pada tiga hari sesudahnya yang dikenal dengan hari tasyrik yang diharamkan berpuasa pada hari tersebut. Waktu penyembelihan selesai dengan berlalunya tanggal 13 Dzulhijjah.
Rasulullah bersabda “Sesungguhnya yang pertama kali kita lakukan pada hari ini adalah mengerjakan shalat. Kemudian kita pulang dan menyembelih kurban. Barangsiapa yang mengerjakan-seperti tuntunan, maka dia telah mendapatkan sunnah kita. Dan barangsiapa yang menyembelih sebelum itu maka itu adalah daging yang dipersembahkan untuk keluarganya dan sama sekali bukan merupakan kurban”.