Ia juga membuat pondasi kepengurusan secara permanen, intens dan komperehensif melalui agenda rutin pertemuan berkala agar semua tugas kepartaian dapat dibagi, secara proporsional dan profesional serta menggaet intelektual muda yang pekerja keras.
Kemudian, penerapan manajemen terbuka dalam menjalankan kepengurusan partai juga diperlukan, seperti akuntabilitas keuangan maupun dalam merekrut kader untuk kepengurusan dan calon legislatif tahun 2024, menampilkan gaya kepemimpinan simpatik kepada semua kalangan di dalam dan di luar partai.
Sementara Ketua DPD I Partai Golkar Aceh, Teuku Muhammad Nurlif dalam sambutannya saat menutup Musda, berharap mesin partai bisa berjalan maksimal. Pengurus ranting harus digerakkan sehingga target yang diharapkan bisa tercapai.
Nurlif meninginkan Golkar di Lhokseumawe semakin berjaya, efektif dan solid dalam berorganisasi, serta selalu konsisten dalam memperjuangkan aspirasi dan kepentingan rakyat banyak. (IA)