Terungkap, Topan Ginting Ternyata Dikawal Tentara saat Kejar-kejaran dengan Penyidik KPK
Dari operasi tangkap tangan ini KPK menyita duit Rp 231 juta yang diduga menjadi fee proyek tersebut. KPK juga menggeledah tempat tinggal Topan di Cluster Topaz Nomor 212, perumahan Royal Sumatera, Medan Tuntungan. Di sana KPK menyita duit Rp 2,8 miliar, pistol Beretta dan tujuh peluru, serta satu pucuk airsoft gun laras panjang.
Operasi tangkap tangan KPK bermula dari informasi pertemuan antara pejabat pembuat komitmen (PPK) dan para kontraktor proyek pembangunan jalan. Operasi mulai berjalan saat komisi antirasuah menemukan ada kontraktor menarik duit sekitar Rp 2 miliar.
“Pihak swasta berharap memperoleh proyek pembangunan jalan,” ucap Asep Guntur Rahayu.
Topan ikut menghadiri pertemuan di sebuah hotel di Kota Medan pada Rabu malam, 25 Juni 2025, itu. Dalam pertemuan itu, Topan diduga menginstruksikan dua pejabat pembuat komitmen agar memenangkan perusahaan Akhirun dan Rayhan dalam proyek-proyek pembangunan jalan di Dinas PUPR dalam sistem e-Katalog milik Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
Sistem e-Katalog membuka peluang persekongkolan karena memungkinkan PPK dan perusahaan pelaksana proyek membuat kesepakatan sebelum proyek dimulai. “Modusnya itu PPK dan rekanan ketemu dulu, setelah deal baru ditayangkan oleh PPK besoknya di e-Katalog,” kata Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah LKPP Setya Budi Arijanta pada Rabu, 9 Juli 2025.
Penangkapan Topan ikut menyeret nama Bobby Nasution. Sebab Topan diketahui sebagai orang dekat gubernur Sumatera Utara itu sejak pilkada Kota Medan. Topan Ginting ikut membantu memenangkan Bobby dalam pemilihan Wali Kota Medan tahun 2020.