BANDA ACEH — Ratusan tenaga kesehatan (Nakes) dari berbagai daerah di Aceh, dibekali materi penguatan skrining dan tatalaksana Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) vaksinasi Covid-19, Kamis (7/10).
Acara yang digelar secara virtual tersebut dilaksanakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Banda Aceh bekerja sama dengan UNICEF dan didukung Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh.
Diskusi ini menghadirkan dua pemateri yaitu Ketua Komnas KIPI Prof Dr dr Hinky Hindra Irawan Setari SPA(K) dan Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh dr M Fuad SpPD-KHOM FINASIM.
Dalam pemaparannya, dr. Hinky mengatakan, 1/3 populasi di dunia sudah tervaksinasi. Seharusnya, tidak ada lagi kecemasan yang muncul dari masyarakat perihal vaksinasi.
”Tidak semua kasus KIPI itu berkaitan dengan vaksinasi. Malah sering terjadi karena kebetulan, karena semuanya dikait-kaitkan,” ujar dr Hinky.
Menurutnya, kecemasan berlebihan justru menyebabkan kejadian-kejadian pasca imunisasi tersebut sering terjadi. Beberapa masyarakat menganggap lemas yang terjadi setelah vaksin adalah kelumpuhan.
Selain itu, kata dr. Hinky berdasarkan catatannya, KIPI terjadi satu hingga dua hari setelah vaksinasi.
“Kalau setelah seminggu, bisa jadi bukan KIPI. Tidak ada hubungannya,” tegasnya.
Sementara itu, menurut pengurus IDI Aceh dr M Fuad, berita hoax yang muncul di masyarakat menyebabkan kecemasan sehingga masyarakat enggan melakukan vaksinasi.
“Padahal kan vaksin itu adalah hak yang diberikan oleh pemerintah, dan masyarakat wajib mendapat hak tersebut. Memang ada kelompok tertentu yang harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Sebelumnya ditunda oleh pengambil kebijakan karena kita belum tahu dampaknya,” ungkapnya. (IA)