BANDA ACEH — Seratusan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Banda Aceh menggeruduk kantor Pertamina Marketing Operation Region I di Aceh, Kamis (8/9) sore.
Mereka meminta pimpinan Marketing Operation Region I Pertamina Aceh menemui pendemo di luar kantor.
Massa turut membakar ban mobil yang beberapa saat kemudian dipadamkan aparat keamanan.
Aksi ini bagian dari aksi kelanjutan mengkritisi kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang baru saja diterapkan oleh pemerintah pusat.
Massa secara bergantian berorasi memprotes harga BBM naik karena berdampak pada meroketnya harga kebutuhan pokok.
Aksi HMI hampir terjadi kericuhan ketika Staleva Putra Daulay, Sales Branch Manager Rayon I Aceh menolak duduk di atas ban bekas yang disediakan massa.
Kejadian tersebut ketika suasana mulai memanas dan polisi mencoba menengahi keinginan mahasiswa yang ngotot meminta pihak Pertamina duduk di atas ban bekas.
Namun setelah terjadi dialog yang dibantu kepolisian, pihak Pertamina dipersilakan menyampaikan keterangan dengan duduk lesehan di halaman kantor.
Aksi demonstratsi dikawal ketat gabungan aparat keamanan dari polisi TNI, dan Satpol PP.
Ketua Umum HMI Cabang Banda Aceh, Zuhal Riski Maulana Fauzi mengatakan, maksud kedatangan HMI ke Kantor Pertamina Aceh untuk menolak kenaikan BBM yang pada dasarnya APBN ini bisa diselamatkan tanpa harus menaikkan BBM.
“Caranya dengan membatalkan proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). Kedua adalah kereta cepat dan yang paling penting reformasi BUMN,” sebutnya.
Menurutnya, ada beberapa BUMN yang saat ini selalu merugi akan tetapi selalu mendapatkan suntikan dana segar dari BUMN yang menjadi beban APBN.
Dia menuturkan, saat ini pemerintah melihat peluang yang paling enak dengan mencekik rakyat, salah satunya dengan menaikkan BBM. Maka dari itu, dia meminta kepada Pertamina untuk menyampaikan aspirasi tersebut kepada pusat.
Walaupun pertamina tidak punya hak dalam mengubah kebijakan setidaknya mereka punya akses lebih untuk menyampaikannya.
Sales Branch Manager Region I Aceh, Staleva Putra Ghita Daulay, kepada peserta demo menyampaikan pihaknya menampung semua aspirasi peserta aksi terkait kenaikan harga BBM.
“Namun kami hanya selaku operator yang menjalankan regulator dari kebijakan pemerintah. kita bukan penentu kebijakan,” kata Staleva.
Meski demikian, tutur Staleva, pihaknya akan coba menyampaikan aspirasi pendemo dari HMI Cabang Banda Aceh tersebut ke atasan Pertamina di Jakarta.
Aksi itu bubar setelah pendemo menyerahkan butir-butir tuntutan ke pihak Pertamina Aceh. (IA)