Ulama Aceh Penulis Tafsir Al-Quran Pertama di Nusantara
“Mulai dari artefak, catatan sejarah, arsip dan juga manuskrip karya ulama. Bahkan tradisi penulisan karya ulama Nusantara bermula dari Aceh,” jelas Ginanjar.
Beberapa karya ulama Aceh, tutur dia, seperti Hamzah Fansuri, Syamsuddin Pasai, Nuruddin ar-Raniry, dan Abdul Rauf Singkil adalah tonggak kebangkitan kitab kesusastraan Melayu-Nusantara Klasik.
“Ulama Aceh mengilhami juga karya-karya ulama wilayah kepulauan Asia Tenggara generasi berikutnya,” tutur Ginanjar.
Sementara Ketua MPU Aceh Tgk H Faisal Ali memaparkan tentang empat tahapan yang harus dipahami seseorang dalam belajar beragama di dunia maya, yaitu mengenal tahapan dan prioritas belajar, memilih guru, selektif dan tabayyun terhadap konten, serta menentukan chanel belajar agama di dunia maya.
Tetapi, Abu Faisal mengingatkan bahwa belajar agama dengan hadir ke majelis ilmu di masjid dan pesantren juga harus dilakukan.
“Apalagi praktek shalat, tidak bisa dilakukan secara virtual,” ujarnya.
Dalam memilih guru, menurut Abu Faisal, juga sebaiknya memilih guru bersanad. Juga sangat penting bagi seseorang untuk memilih konten yang bermanfaat untuk kepentingan agama dan mencerminkan akhlakul karimah.
Ketua LTN PWNU Aceh As’adi M Ali MA mengatakan, Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) adalah lembaga infokom dan publikasinya Nadhlatul Ulama (NU).
Dalam menjalankan misi dakwanya, LTN mempunyai beberapa program strategis, yaitu menerbitkan dan mempublikasi kerya-karya ulama dalam bentuk digital, serta mengelola media informasi yang bermaterikan dakwah dan infomasi yang benar.
Saat ini, secara nasional, NU memiliki website nuonline (nu.or.id) yang menjadi rujukan umat Islam di tanah air. “Khususnya rujukan yang berfaham Ahlaussunnah wal Jama’ah,” kata As’adi. (IA)