UNESCO Akui Naskah Hikayat Aceh Sebagai Warisan Dunia
LEIDEN— Portal Web Perpustakaan Universitas Leiden atau Universitiet Leiden Library pada tanggal 18 Mei 2023 menurunkan berita dengan tajuk UNESCO Recognizes Manuscripts First Voyage Around the Globe and Hikayat Aceh as World Heritage.
Disebutkan bahwa UNESCO telah mengakui lima belas Manuskrip Internasional tentang perjalanan keliling dunia pertama Ferdinand Magellan dan tiga manuskrip Hikayat Aceh sebagai warisan dunia.
Manuskrip-manuskrip tersebut tertulis dalam Daftar Memori Dunia UNESCO global. Daftar ini berisi warisan dokumenter yang memiliki makna luar biasa yang harus dilestarikan untuk generasi mendatang. Manuskrip tersebut dipresentasikan bekerja sama dengan pemerintah Spanyol dan Portugal dan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Hikayat Aceh adalah sejarah asli dari bekas kesultanan Aceh di pulau Sumatera di Indonesia saat ini. Ditulis dalam bahasa Melayu dalam aksara Arab, itu menggambarkan dan memuji sultan Aceh Iskandar Muda (1583-1636), seorang pahlawan nasional di Indonesia. Hikayat Aceh diyakini diprakarsai oleh Sultan Safiyyat al-Din Syah, putri Sultan Iskandar Muda.
Teks tersebut berisi banyak cerita tentang kehidupan dan adat istiadat di istana Aceh, hubungan antara lain dengan Portugal, Cina dan Turki, persaingan internal, perang, dan agama (Islam). Ini adalah karya unik yang menggunakan gaya sastra Melayu tradisional dengan pengaruh Persia yang kaya, penuh dengan informasi dan detail sejarah.
Dituliskan bahwa Hikayat Aceh adalah sejarah asli dari bekas Kesultanan Aceh di Pulau Sumatera. Ditulis dalam Bahasa Melayu dalam aksara Arab. Menggambarkan dan memuji Sultan Aceh Iskandar Muda (1583-1836).
Hikayat Aceh diyakini diprakrasai oleh SultanSafiyyat a;-Din Syah, putri Iskandar Muda. Naskah tersebut berisi cerita tentang kehidupan dan adat istiadat di Istana Aceh, hubungan Istana Aceh dengan Portugal, Cina dan Turki, persaiangan di dalam Istana Aceh, perang, dan agama (Islam).
Ditulis sangat unik menggunakan gaya sastra Melayu tradisional dengan pengaruh Persia, sangat lengkap informasi dan sejarah tentang kehidupan Iskandar Mudan dan adat istaiadat di Aceh.
Ada tiga manuskrip Hikayat Aceh yang ada saat ini. Dua naskah disimpan di Perpustakaan Universitas Leiden (Qr. 1954 dan Or. 1983).
Satu naskah disimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (ML. 421). Merupakan teks yang sangat langka dan sebagai sumber penting bagi siapa pun yang tertarik dengan Islam terutama di Aceh
Dengan hanya tiga manuskrip yang bertahan, Hikayat Aceh merupakan teks yang sangat langka. Oleh karena itu, Hikayat Aceh merupakan sumber penting bagi siapa pun yang tertarik dengan Islam, hubungan internasional, dan sejarah Aceh. Naskah Atau. 1954 dan Or.1983 telah didigitalkan oleh UBL dan tersedia secara gratis di Koleksi Digital.
UBL dan Perpustakaan Nasional Indonesia bekerjasama di sejumlah daerah dan telah bersama-sama menominasikan ketiga manuskrip tersebut ke UNESCO. (IA)