Jakarta – Pemerintah Aceh melalui Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) di Jakarta memfasilitasi pemulangan pemuda asal Aceh Timur, Muhammad Farhan (19) yang terlantar di Jakarta.
Kepala BPPA Almuniza Kamal SSTP MSi mengatakan pemuda asal Dama Pulo Sa, Kecamatan Darul Aman, Aceh Timur itu dipulangkan ke Aceh menggunakan bus Putra Pelangi melalui Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur, Jum’at (26/3).
“Kemungkinan dia nanti akan turun di kampung halamannya di Aceh Timur. Semoga selamat sampai tujuan,” kata Almuniza yang didampingi Kasubbid Hubungan Antar-Lembaga dan Masyarakat BPPA Ir Cut Putri Alyanur, dalam keterangannya.
Almuniza mengetahui keberadaan Muhammad Farhan yang ingin pulang ke Aceh, dari seorang warga Aceh di Jakarta. Karena, pemuda asal Aceh Timur itu, tidak memiliki biaya untuk pulang ke kampungnya, akibat kehilangan pekerjaannya.
Dia menyebutkan, pemulangan masyarakat Aceh yang terlantar di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya merupakan amanah dari Gubernur Aceh Nova Iriansyah terutama bagi mereka yang kurang mampu.
“Itu yang selalu kita lakukan membantu warga Aceh di perantauan terutama yang kurang mampu, seperti dialami saudara kita yang di pulangkan hari ini dari Jakarta,” katanya.
Almuniza menjelaskan, selain membantu tiket, pihaknya juga memberikan uang saku untuk digunakan selama perjalanan.
Sementara itu, Ismail, yang jadi perantara bagi Muhammad Farhan mengatakan, ia mengetahui keberadaan pemuda Aceh Timur itu pada Rabu (24/3). Setelah mendapat informasi dari pihak loket bus Putra Pelangi di Terminal Pulo Gebang bahwa yang bersangkutan tidak memiliki biaya untuk pulang ke Aceh.
“Jadi saya konfirmasi dengan pihak loket, untuk hubungi yang bersangkutan. Kemudian saya suruh dia ke tempat saya di Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta untuk tinggal sementara. keesokan harinya, saya membawa Muhammad Farhan ke Kantor BPPA untuk mengurus permohonan pemulangannya ke Aceh, Alhamdulillah ia mendapat tiket pulang,” katanya.
Menurut informasi yang diketahuinya, Muhammad Farhan sudah berada di Jakarta sejak enam bulan lalu. Karena mendapat tawaran pekerjaan di warung mie Aceh di kawasan Bekasi.
“Tapi tak berapa lama, warung tersebut ditutup, karena mulai sepi pembeli yang dipengaruhi pandemi Covid-19. Sehingga, terpaksa ia mencari pekerjaan di tempat lain,” sebutnya.
Kemudian, kata Ismail, Muhammad Farhan memperoleh pekerjaan di warung Mie Aceh kawasan Tangerang. Kondisi pandemi dan sepi pembeli, juga membuat pemilik warung harus menutup tempat jualannya.
“Sehingga dia yang selama ini tinggal di tempat jualan mie Aceh itu harus meninggalkan lokasi tersebut. Ia memutuskan pergi ke Terminal Bus Pulo Gebang untuk pulang, tapi uangnya yang pas-pasan sesampai di loket Putra Pelangi, uangnya habis total,” kata Ismail yang juga berasal dari Aceh Timur.
Namun, kata dia, dengan adanya fasilitas pemulangannya ke Aceh oleh BPPA sangat membantu keberadaan Muhammad Farhan. “Saya berterima kasih kepada BPPA, karena sudah membiayai pemulangannya ke Aceh,” ujar Ismail. (IA)