Singkil,Infoaceh.net – Kisah pilu seorang wanita asal Aceh Singkil bernama Safitri atau dikenal lewat akun Facebook Safitri Alshop Aceh tengah viral di media sosial.
Ia diceraikan suaminya hanya dua hari sebelum sang suami dilantik dan menerima SK sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Kisah ini pertama kali mencuat lewat unggahan akun Rita Sugiarti Ricentil Panggabean di Facebook yang menampilkan video berdurasi 1 menit 30 detik. Dalam video itu, terlihat Safitri diantar para tetangganya menaiki mobil L300 sambil membawa barang-barang rumah tangga menuju kampung halamannya di Aceh Selatan.
Video perpisahan yang penuh haru tersebut disertai pesan menyentuh dari Rita:
“Selamat jalan sahabat kami, Fitri. Semoga bahagia segera kau dapati,” tulisnya.
Unggahan itu langsung menyedot perhatian publik dan telah ditonton lebih dari 600 ribu kali. Ribuan komentar membanjiri postingan tersebut, sebagian besar berisi dukungan dan doa untuk Safitri. Namun, sebagian warganet berspekulasi bahwa perceraian itu mungkin memiliki faktor lain di luar status PPPK sang suami.
Meski begitu, fakta bahwa perceraian terjadi tepat dua hari sebelum pelantikan PPPK membuat banyak orang menganggap kisah ini sebagai ironi di tengah euforia ASN baru, sekaligus mencoreng citra moral aparatur sipil di daerah tersebut.
Melalui akun Facebook pribadinya, Safitri membenarkan bahwa dirinya benar-benar diceraikan pada 15 Agustus 2025, sementara sang suami dilantik sebagai PPPK pada 17 Agustus 2025.
Dalam unggahan emosionalnya, ia menceritakan perjuangannya membantu ekonomi keluarga, bahkan sampai membelikan baju Korpri untuk suaminya dari hasil berjualan sayur dan cabai.
“Padahal baju Korpri yang dipakai untuk pelantikan itu hasil dari jualan cabe dan sayur saya belikan. Karena niat tulus untuk suami. Tapi saya tidak menyangka dia seperti ini dengan saya dan anak-anak saya,” tulis Fitri.
Ia menegaskan bahwa video viral tersebut diunggah dengan seizinnya, dan meminta masyarakat tidak menyalahkan siapa pun atas penyebaran kisahnya.
“Viral-nya video ini atas seizin Allah melalui orang-orang baik yang peduli kemanusiaan. Cukup saya yang merasakan hal ini, jangan sampai ke keluarga kalian,” tulisnya.
Safitri juga menulis pesan yang kini banyak dikutip warganet sebagai refleksi moral:
“Tepat tanggal 15 Agustus 2025 saya diceraikan, dan 17 Agustus 2025 dia menerima SK. Tuan yang terhormat, tidaklah harta, pangkat, jabatan dibawa mati. Tapi hargailah wanita yang menemanimu dari nol hingga mengantarkanmu ke jalan kesuksesan, walaupun dibalas dengan perceraian.”
Dalam unggahan lainnya, Fitri mengaku tidak malu kembali ke rumah orang tuanya di Aceh Selatan bersama dua anaknya. Ia merasa lega telah berjuang demi keluarga meski akhirnya ditinggalkan.
“Tak pernah berpikir untuk malu, asalkan kebutuhan rumah terpenuhi. Walaupun seharusnya itu bukan kewajiban saya, namun saya ikhlas membantu. Tapi hasilnya, saya hanya dimanfaatkan,” tulisnya.
Ia juga menceritakan momen perpisahan terakhir yang menyayat hati, ketika ia sempat meminta maaf kepada mertuanya sebelum pergi, namun tak seorang pun dari keluarga suaminya yang menemaninya pulang.
“Kami pergi dibantu tetangga yang baik, sedangkan kalian tidak peduli dan tidak ada rasa belas kasihan sedikit pun dengan anak-anakku,” ungkapnya.
Kisah perjuangan dan ketegaran Safitri membuat banyak warganet menaruh simpati. Video dan unggahan Fitri kini tersebar di berbagai platform, termasuk TikTok dan Instagram, disertai pesan moral tentang pentingnya menghargai pasangan yang berjuang sejak awal.
“Semoga Allah ganti dengan kebahagiaan yang lebih baik,” tulis seorang pengguna Facebook.
“Fitri hebat, tetap tegar. Tidak semua wanita bisa sekuat kamu,” tulis yang lain.
Bagi banyak orang, kisah Fitri menjadi pengingat bahwa kesetiaan dan perjuangan seorang istri sering kali tidak sebanding dengan balasan yang diterima, namun ketegaran dan ketulusan tetap menjadi kekuatan terbesar menghadapi ujian hidup.