Wakaf Habib Bugak Abad 19 di Mekkah Bikin Jamaah Haji Aceh Tersenyum
-
Bagaimana mungkin satu keputusan dari awal abad ke-19 bisa memberi manfaat besar di abad ke-21?
-
Bagaimana mungkin satu sedekah bisa tumbuh ribuan kali lipat dan tak pernah berhenti?
Jawabannya sederhana: niat yang tulus, wakaf yang produktif, dan kuasa Allah yang Maha Menggandakan.
Habib Bugak Asyi tak pernah menulis caption. Tak pernah membuat konten kebaikan. Tapi hari ini, namanya tetap hidup. Dikenang. Dihormati. Ia membuktikan bahwa manusia bisa wafat, tapi cinta yang tulus pada umat tidak akan pernah usang.
Jadi, jika suatu hari anak cucu Aceh melangkah di lorong hotel-hotel mewah itu sambil membawa uang saku dari hasil wakaf, semoga mereka tahu:
Ada seorang lelaki yang pernah memilih untuk menjadi abadi.
Dengan caranya sendiri.
Dengan wakafnya.
Dengan cintanya pada Aceh.
Namanya: Habib Bugak Asyi.
Sebuah legenda yang tak butuh drama, karena ia telah membangun sejarah.
Hingga kini jamaah haji asal Embarkasi Aceh selalu tersenyum bahagia di Tanah Suci Mekkah. Mereka menerima uang wakaf dari Baitul Asyi sebesar 2.000 Riyal atau setara Rp8,6 juta.
Pembagian uang wakaf ini dilakukan secara bertahap di hotel-hotel tempat jemaah menginap di Makkah, Arab Saudi.
Wakaf Baitul Asyi merupakan aset wakaf yang diberikan Habib Abdurrahman bin Alwi, atau yang lebih dikenal sebagai Habib Bugak Asyi, khusus untuk jamaah haji asal Aceh.
Habib Bugak membeli sebidang tanah di sekitar Bukit Marwah dengan uang hasil patungan bersama saudagar dan masyarakat Aceh pada 1222 H atau sekitar 1809 M.
Pembagian wakaf kepada jamaah haji asal Aceh sudah berlangsung sejak 20 tahun terakhir. Total sudah mencapai 100 juta Riyal atau setara Rp4,342 triliun.
Syekh Dr. Abdul Latief Muhammad Balthu, Pengelola Wakaf Habib Bugak Asyi, berharap pembagian uang wakaf kepada jemaah haji asal Aceh akan dilakukan selama-lamanya.
“Perbanyak ibadah-ibadah, salat sunah, membaca Alquran, kiyamul lail (salat malam), bersedekah, dan sebagainya,” ujar Syekh Balthu.
Sementara jamaah haji asal Aceh sangat bersyukur menerima wakaf ini. Banyak di antara mereka yang berencana menggunakannya untuk membayar dam, kurban, dan bersedekah.