Jakarta – Dalam rangka menjajaki kerja sama antara Aceh dengan Federasi Rusia, Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al Haythar melakukan pertemuan dengan pihak Kedutaan Besar (Kedubes) Federasi Rusia untuk Indonesia.
Kedatangan Wali Nanggroe bersama Staf Khusus DR M Raviq ke Kedubes Rusia di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, disambut Wakil Dubes Rusia Veronika Novoseltseva.
“Ini merupakan pertemuan pertama kali Wali Nanggroe dengan Kedutaan Besar Rusia,” kata Kabag Kerja Sama dan Humas Wali Nanggroe M Nasir Syamaun, dalam keterangannya Rabu (27/7/2022).
Pada pertemuan itu kepada Veronika Novoseltseva, Wali Nanggroe menjelaskan, pasca bencana tsunami 2004 dan MoU Helsinki 2005, Aceh terus berbenah di segala sektor, mulai dari sektor pendidikan, seni budaya, ekonomi dan sektor-sektor lainnya.
Kemajuan-kemajuan yang diraih Aceh saat ini, kata Wali Nanggroe, tidak terlepas dari dukungan dunia internasional, baik oleh negara masing-masing, maupun lembaga-lembaga internasional.
“Akan sangat positif jika Aceh membangun hubungan kerja sama dengan Federasi Rusia,” kata Wali Nanggroe.
Di kesempatan itu, Wali Nanggroe juga menjelaskan tentang kondisi kekinian Aceh dan status Aceh sebagai daerah yang memiliki kekhususan dan keistimewaan sebagaimana perjanjian MoU Helsinki dan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA)
“Besar harapan kami, kiranya Federasi Rusia dapat melakukan investasi di Aceh, baik bidang pendidikan, ekonomi, pariwisata, teknologi, lingkungan hidup dan penyelematan satwa,” kata Wali Nanggroe.
Wali Nanggroe juga menjelaskan, tahun depan, ada banyak pemuda-pemudi Aceh yang direncanakan akan menempuh pendidikan di berbagai jenjang di Rusia.
Di akhir pertemuan, Wali Nanggroe menyerahkan cindera mata berupa plakat cap sikureung kepada Veronika. (IA)