Keluarga Besar pewaris Kerajaan Aceh Darussalam mengibarkan Bendera Alam Peudeung di Istana Darul Ihsan, Istana Kerajaan Aceh Darussalam, di kawasan Blang Oi Punge, Banda Aceh
Banda Aceh — Keluarga besar pewaris Diraja Kerajaan Aceh Darussalam menggelar upacara pengibaran Bendera Alam Peudeung, yang merupakan bendera kerajaan Aceh ratusan tahun silam, dalam rangka memperingati tahun baru Islam 1 Muharram 1442 Hijriah.
Pengibaran Bendera Alam Peudeung yang berdampingan dengan bendera Merah Putih tersebut berlangsung di Istana Darul Ihsan, Istana Kerajaan Aceh Darussalam, di kawasan Blang Oi Punge, Banda Aceh,
Kamis (20/8).
Ini merupakan tahun ketiga pengibaran Bendera Alam Peudeng dilakukan, yang digelar sejak 1 Muharram 1440 Hijriah atau tahun 2018.
Pengibaran bendera Alam Peudeung dilaksanakan tidak seperti tahun sebelumnya. Dimana pelaksanaannya tidak dihadiri beberapa utusan pewaris kerajaan dari India, Thailand, Sri Langka, Malaysia serta kerajaan Nusantara.
Namun, karena pendemi Covid-19 pelaksanaannya dilakukan secara sederhana.
Upacara pengibaran bendera merah putih dan alam peudeung dipimpin oleh paduka yang mulia Tuanku Muhammad (I) ZN, selaku pemegang amanah pewaris Diradja Kerajaan Aceh Darussalam.
Bendera Alam Peudeung itu dikibarkan berdampingan dengan bendera Merah Putih.
Upacara menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Upacara diawali dengan pembacaan ayat suci Al Quran dan dilanjutkan laporan komandan upacara kepada pemimpin upacara.
Kemudian, tiga pengibar membawa bendera merah putih dan bendera alam peudeung berbaris menuju dua tiang bendera yang telah disiapkan di halaman istana kerajaan. Para peserta upacara yang hadir mengenakan baju adat Aceh. Termasuk mengenakan lencana penghargaan di dada. Peserta memakai masker serta menjaga jarak berdiri.
Bendera pertama yang dikibarkan adalah merah putih diiringi menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Selanjutnya, pengibaran bendera alam peudeung yang diiringi pembacaan salawat kepada Nabi Muhammad SAW oleh sejumlah orang.
Usai pengibaran, pemimpin upacara membacakan maklumat diraja Kerajaan Aceh Darussalam. Maklumat berisi bendera alam pedang merupakan simbol semangat perjuangan penyebaran dakwa Islamiah di Aceh.
Dalam kesempatan tersebut, paduka diradja kerajaan Aceh juga membacakan maklumat yang berisikan, bendera alam peudeung bukan hanya sekedar simbol, akan tetapi simbol semangat perjuangan penyebaran dakwah Islamiyyah di Nanggroe Aceh Darussalam tetapi juga alam Melayu Negeri-negeri di bawah angin.
Bendera alam peudeng sebagai bendera pembawa risalah ke Islaman, keagamaan dan adat istiadat yang telah merujuk dengan nilai filosofis Pancasila, sebagai falsafah kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Panitia pelaksana menyebutkan bendera alam peudeng sengaja dikibarkan sebagai simbol untuk mengembalikan semangat permersatu masyarakat Aceh.
“Bendera alam peudeng ini merupakan warisan yang telah ada ratusan tahun sebagai martabat dan semangat orang Aceh,” kata Sekretaris Majelis Istiadat Diradja Kerajaan Aceh Darussalam, Teuku Happi.
“Maka dari itu setiap tahun baru Islam 1 Muharram, bendera Alam Peudeung kita kibarkan sebagai momentum mengembalikan semangat dan kejayaan yang pernah diraih bangsa Aceh sejak dahulu,” jelasnya.
Bendera alam peudeung merupakan bendera Kerajaan Aceh Darussalam yang sudah ada sejak ratusan tahun silam. Bendera alam peudeung dengan warna merah serta bintang dan bulan sabit putih. Di bagian bawah ada pedang, yang juga warna putih. (IA)



