INFOACEH.netINFOACEH.netINFOACEH.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
INFOACEH.netINFOACEH.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Opini

Granat Meledak di Rumah Kandidat, Siapa Diuntungkan?

Last updated: Senin, 2 September 2024 20:14 WIB
By Redaksi
Share
Lama Bacaan 8 Menit
Muhammad Nasir Djamil
Muhammad Nasir Djamil
SHARE
Oleh: Muhammad Nasir Djamil*

SENIN, 2 September 2024, sekitar jam delapan pagi waktu Jakarta, saat pergi menuju Gedung DPR RI di Senayan, saya menerima berita dari seorang teman di Aceh. Dalam percakapan telepon itu, ia mengabarkan bahwa rumah Bustami Hamzah, bakal calon Gubernur Aceh yang akan berlaga di Pilkada bulan November mendatang dilempar granat.

Lalu saya mencari berita itu di sejumlah media online. Granat itu meledak, cerita dalam berita itu. Ruang garasi rumah Bustami terlihat berantakan. Sejumlah pot bunga pecah dan berserakan di lantai. Beruntung tidak ada korban jiwa dan luka-luka, tulis media online tersebut. Kejadiannya diperkirakan menjelang atau selesai shalat subuh waktu Aceh.

Dr (cand) Yohandes Rabiqy
Aceh Kaya Energi, Tapi Miskin Otoritas

Pada 14 Juli 2024 lalu, seorang penembak (sniper) menembak calon Presiden Donal Trump saat kampanye untuk pemilihan Presiden Amerika Serikat di Pennsylvania. Trump berhasil selamat dari upaya pembunuhan tersebut meskipun darah terlihat keluar dari telinganya.

- ADVERTISEMENT -

Anggota Kongres asal Pennyslvania, Dan Meuser, yang berada di barisan depan pada kampanye tersebut mengatakan kepada wartawan bahwa dia mendengar delapan hingga sepuluh tembakan yang terdengar seperti senjata kaliber 22 atau lebih kecil.

Kedua peristiwa itu memang berbeda. Baik negara maupun level kontestan yang berlaga. Apa yang dialami oleh keduanya kemudian menyebar dengan cepat di media sosial. Beragam komentar pun diberikan oleh netizen.

- ADVERTISEMENT -
Riza Syahputra
Fobia Terbesar Pejabat Indonesia: Bukan Neraka, Tapi Kehilangan Jabatan

“Situasi politik Aceh menjelang pilkada mulai memanas,” komentar teman saya yang juga seorang anggota polisi.

Kejadian ini, kata dia, jika tidak diusut tuntas akan menimbulkan spekulasi yang tak berujung. Karena itu aparat polisi harus mendalami secara hukum agar publik mengetahui siapa pelaku dan motifnya sekaligus.

Pertama, kita tentu tidak bisa menerima apa yang terjadi di rumah kandidat Gubernur Aceh Bustami Hamzah. Itu adalah bentuk teror yang nyata. Kekerasan tidak akan pernah mendapat tempat di dalam demokrasi. Cara-cara teror adalah bentuk primitif yang harus dilawan oleh masyarakat modern. Kerasnya persaingan menuju kursi gubernur tidak harus diikuti dengan cara-cara anti demokrasi.

dr. Suzanna Octiva SpKJ
Ketika Penjaga Kesehatan Aceh Bertahan Tanpa Kepastian

Kedua, teror pelemparan granat telah menimbulkan spekulasi di dalam masyarakat. Siapa pelaku dan apa motifnya kini telah menjadi pembicaraan di tengah warga.

- ADVERTISEMENT -

Bahkan di dunia maya pun, dua pertanyaan itu menjadi “top issue”. Mereka yakin bahwa informasi ini sudah sampai ke telinga Presiden Jokowi dan para menterinya.

Pelakunya masih diidentifikasi sebagai orang tak dikenal (OTK). Kondisi sekitar rumah yang tidak memiliki closed-circuit television (CCTV) sangat menyulitkan aparat keamanan untuk mengetahui pelakunya.

Apalagi saat pelemparan, langit masih gelap dan warga kebanyakan belum keluar dari rumah.

Ketiga, agar spekulasi itu menemukan ujungnya, maka aparat keamanan diminta segera membentuk tim forensik. Dari puing-puing dan sisa granat, tim forensik akan mengetahui tahun pembuatan granat dan siapa pemiliknya. Biasanya kalau granat buatan luar negeri ada zat bahan baku dalam kandungan alat peledak yang mirip buah nanas tersebut.

Pembentukan tim forensik sangat dibutuhkan untuk membuka misteri produk dan tahun berapa granat itu dan juga institusi yang memilikinya.

Selain itu, aparat keamanan juga perlu mencari tahu sepeda motor yang dipakai oleh dua pelaku pelemparan. Apalagi kabar terakhir yang saya terima, pin atau kode granat tersebut telah ditemukan aparat keamanan.

Keempat, jika pelaku dan motifnya tidak bisa ditemukan oleh aparat keamanan, maka diperkirakan pilkada akan memanas dan saling curiga antar dua kubu tidak terelakkan. Sebab konstestasi pilgub Aceh hanya menghadirkan dua pasang calon.

Mereka akan “head to head” untuk memenang kursi rencong satu. Banyak cerita yang akan ter-saji jika aparat keamanan tidak mengusut tuntas peristiwa teror itu.

Jangan-jangan publik curiga ini adalah “mainan” tim Bustami Hamzah agar mendapat opini “korban”. Tim Bustami sedang memainkan “playing victim”.

Analisa liar lainnya, jangan-jangan pelemparan itu dilakukan oleh pendukung kubu sebelah. Sebab Ketua DPRA Tgk Abang atau Zulfadli pernah menyebutkan bahwa Bustami Hamzah mengkhianati Mualem, nama populer Muzakkir Manaf, lawan Bustami di Pilkada Aceh 2024.

Pernyataan itu memenuhi halaman media online di Aceh. Karena berkhianat maka harus ditakuti-takuti agar nyalinya ciut dalam Pilkada. Paling tidak, Bustami tidak punya keberanian untuk safari politik di daerah karena trauma dengan pelemparan granat di rumahnya.

Analisa liar lainnya yang dikemukakan oleh publik, jangan-jangan pelakunya memang “orang terlatih”. Tujuannya jelas ingin mengail di air keruh. Ini yang barangkali disebut giat kontra intelijen. Ingin mengabarkan ke Jakarta bahwa kondisi keamanan di Aceh perlu “perhatian” dan jangan biarkan Aceh dipegang oleh kandidat yang tidak “merah putih”.

Jika merujuk kepada kedua kandidat, mereka diusung oleh partai lokal dan nasional. Tentu saja “merah putih” nya tidak diragukan. Karena itu alasan “merah putih” terlalu berlebihan dan diduga kuat dalang peristiwa itu ingin mendapat keuntungan finansial.

Atau jangan-jangan teror itu dilakukan oleh “orang terlatih” tadi dengan maksud agar pusat “membuka” jalan akan hadirnya kontestan lainnya untuk menghindari “head to head” kedua kandidat sebelumnya.

Kelima, sekali lagi, jika kasus ini tidak tuntas maka ada kecurigaan publik tentang netralitas aparat keamanan dan juga negara dalam pilkada di Aceh. Karena itu sejalan dengan fungsinya untuk memberikan perlindungan dan keamanan serta ketertiban, maka polisi harus mampu menuntaskannya.

Tidak sulit bagi polisi untuk menemukan dan menangkap pelakunya. Sarana teknologi informasi dan laboratorium forensik yang dimiliki polisi sudah sangat mampu untuk mengungkap “teror kecil” tersebut.

Jika tidak tuntas maka akan ada kandidat yang diuntungkan dan dirugikan. Tahun 2012 rumah Ruslan M Daud, salah seorang kandidat Bupati Bireuen dilempar granat juga. Akhirnya dia menjadi pemenang.

Jangan sampai ada kelompok yang “lempar batu sembunyi tangan” untuk mengganggu Aceh dengan memanfaatkan momentum pilkada dan kedatangan tamu dari luar yang mengikuti dan berlaga dalam ajang PON XXI.

Bagi polisi, mereka akan mendapat penghargaan tinggi dari masyarakat nasional yang saat ini ada di Aceh, jika mampu mengusut tuntas teror tersebut.

Kapolda Aceh Irjen Pol Achmad Kartiko dan Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Niko Fahrizal perlu mewaspadai bahwa “teror” di awal pilkada 2024 ini adalah “jalan” bagi pihak yang tidak suka dengan keduanya sehingga perlu diganti oleh jenderal lainnya yang kenetralannya tidak diragukan.

Memang terlalu prematur spekulasi ini. Tapi semuanya bisa terjadi sebab Aceh memang kadang sulit untuk ditebak.

Akhirnya menjelang kedatangan Presiden Jokowi beserta rombongan menteri dan pejabat penting lainnya, yang akan membuka PON XXI, aparat polisi kini dituntut bisa membuktikan bahwa pelaku teror bisa ditangkap dan kemudian diadili oleh jaksa penuntut. Ini adalah “ujian” buat Jenderal Kartiko.

Saat peringatan milad Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di 4 Desember 2023, ia sukses karena tidak ada satu pun bendera bintang bulan yang berkibar. Sebagai orang intelijen, ia sedang ditunggu untuk membuka “kotak pandora” pelemparan granat di rumah kandidat pilkada Aceh. Wallahu ‘alam bissawab

*Penulis adalah Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PKS

Previous Article Kasat Reskrim Polresta Banda Aceh Kompol Fadilah Aditia Pratama didampingi Kasi Humas Ipda Trisna Zunaidi. (Foto: Dok. Polresta Banda Aceh) Polisi Lakukan Penyelidikan Mendalam Ungkap Motif Teror Granat di Rumah Calon Gubernur Aceh
Next Article F08da238 Faf2 433f B3fb A8520311332a Manajemen Tunjuk Akhyar Ilyas Pelatih Sementara Persiraja

Populer

dr. Suzanna Octiva SpKJ
Opini
Ketika Penjaga Kesehatan Aceh Bertahan Tanpa Kepastian
Rabu, 12 November 2025
Dr (cand) Yohandes Rabiqy
Opini
Aceh Kaya Energi, Tapi Miskin Otoritas
Kamis, 13 November 2025
Siapa Andini Permata Videonya Berdurasi 2 Menit 31 Detik Bareng Adiknya Viral di Medsos
Umum
Siapa Andini Permata? Sosok Fiktif di Balik Video 2 Menit 31 Detik yang Jadi Umpan Penipuan Digital
Jumat, 11 Juli 2025
Viral Link Video Syakirah Versi Terbaru Berdurasi 16 Menit Beredar di X dan TikTok
Umum
Viral Link Video Syakirah Versi Terbaru Berdurasi 16 Menit Beredar di X dan TikTok
Rabu, 28 Mei 2025
Viral Link Video Andini Permata dan Bocil Bikin Heboh Warganet
Umum
Misteri Video Andini Permata dan ‘Bocil’: Viral Tanpa Identitas, Netizen Dibohongi?
Minggu, 6 Juli 2025

Paling Dikomentari

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad saat melepas pelari bercelana pendek di event olahraga FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Olahraga

Tanpa Peduli Melanggar Syariat, Wagub Fadhlullah Lepas Pelari Bercelana Pendek di FKIJK Aceh Run

Sabtu, 11 Oktober 2025
Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil
Aceh

Komisi III DPR RI Minta Polisi Tangkap Gubsu Bobby Terkait Razia Mobil Plat Aceh

Minggu, 28 September 2025
UMKM binaan BRI sukses ekspansi pasar Internasional
Ekonomi

Negara Diam, UMKM Digasak Shopee-Tokopedia-TikTok

Jumat, 25 Juli 2025
Anggun Rena Aulia
Kesehatan & Gaya Hidup

Serba Cepat, Serba Candu: Dunia Baru Gen Z di Media Sosial

Minggu, 19 Oktober 2025
Fenomena penggunaan jasa joki akademik di kalangan dosen untuk meraih gelar profesor mulai menjadi sorotan di Aceh. (Foto: Ilustrasi)
Pendidikan

Fenomena Joki Profesor di Aceh: Ancaman Serius bagi Marwah Akademik

Jumat, 12 September 2025
FacebookLike
XFollow
PinterestPin
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
WhatsAppFollow
ThreadsFollow
BlueskyFollow
RSS FeedFollow
IKLAN HARI PAHLAWAN PEMKO
IKLAN PEMKO SABANG SUMPAH PEMUDA
IKLAN BANK ACEH HARI SANTRI
IKLAN DJP OKTOBER 2025

Berita Lainnya

Opini

Prabowo Perlu Belajar dari Sultan Iskandar Muda

Senin, 10 November 2025
Opini

Hukum yang Lupa pada Nurani

Sabtu, 8 November 2025
Dr (cand) Yohandes Rabiqy, SE., MM
Opini

Rotasi Pejabat, Stagnasi Abadi: BPKS Sabang Masih Berputar di Lingkaran Gagal

Kamis, 6 November 2025
Mirza Ferdian
Opini

Ketika Wakil Bupati Memukul, Etika Pemerintahan Tumbang

Sabtu, 1 November 2025
Delky Nofrizal Qutni
Opini

Menembus Geureutee, Menyingkap Geopolitik Sumber Daya Mineral Aceh

Jumat, 31 Oktober 2025
Mahmud Padang
Opini

Menanti KPK Basmi Agen Izin Usaha Peubloe (IUP) Nanggroe di Bumi Serambi Mekkah

Jumat, 31 Oktober 2025
Riza Syahputra
Opini

Semua Orang Adalah Pelayan, Cuma Beda Siapa yang Dilayani

Kamis, 30 Oktober 2025
ejak Iwo Jima di Ujung Bara
Opini

Jejak Iwo Jima di Ujung Barat: Sabang dan Generasi yang Lupa Bermain di Tanah Sendiri

Sabtu, 25 Oktober 2025
TAMPILKAN LAINNYA
INFOACEH.netINFOACEH.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
Developed by PT. Harian Aceh Indonesia
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Logo Info Aceh
Selamat datang di Website INFOACEH.net
Username atau Email Address
Password

Lupa password?