Malang, Infoaceh.net– Fitriya, putri dari Nasikah (74), membantah telah membuang ibunya ke Griya Lansia Khusnul Khatimah di Malang, Jawa Timur.
Aksi keduanya bersama sang kakak, Sri, yang menyerahkan sang ibu ke panti jompo viral setelah muncul surat pernyataan yang menyebut mereka tidak akan diberi kabar jika sang ibu meninggal dunia.
Tangis keduanya pecah saat kembali datang ke panti lansia dan meminta izin untuk menjemput sang ibu. Fitriya mengaku kehadiran mereka bukan untuk menelantarkan, tapi sekadar menitipkan karena keterbatasan kondisi rumah dan kesulitan mengurus sang ibu yang kerap keluar ke jalan saat ia sedang bekerja.
“Rumah saya kecil, hanya 4×4 meter. Kalau saya kerja, ibu suka ngesot ke jalan raya, minta keluar,” kata Fitriya saat ditemui anggota Polres Lamongan, Ipda Purnomo, yang turut mengunggah perbincangan itu di kanal YouTube-nya.
Fitriya berdalih ingin ibunya mendapat perawatan layak dan fasilitas kesehatan di panti. “Saya hanya ingin ibu dirawat dan ada yang jaga, diperiksa dokter. Saya memohon bantuan,” ujarnya.
Setelah video penyerahan sang ibu viral, Fitriya dan Sri langsung menjemput kembali Nasikah. “Langsung habis Ashar, seharian penuh kami pulang-pergi ke sana,” imbuhnya.
Ketua Yayasan Griya Lansia Khusnul Khatimah, Arief Camra, mengaku sudah mengingatkan mereka jauh-jauh hari sebelum proses penyerahan. Dalam percakapan via pesan singkat, Arief menegaskan panti tersebut hanya menerima lansia yang benar-benar terlantar, tanpa keluarga.
“Ini serah terima total. Kalau masuk sini, tidak bisa dijenguk, tidak akan diberi kabar saat meninggal. Semuanya terbuka dan akan kami unggah ke medsos,” tulis Arief dalam pesan yang kemudian dipublikasikan.
Namun peringatan itu diabaikan. Fitriya tetap bersikukuh mengantar ibunya. “Tapi ternyata beliau masih menggebu-gebu ingin menyerahkan ibunya,” kata Arief. “Katanya daripada ibunya terlantar, ngesot di jalan, lebih baik dititipkan.”
Ipda Purnomo meminta publik tidak mudah menghakimi. “Kalau tidak bisa bantu, jangan hujat. Keluarga ini sudah berusaha mencari solusi, hanya saja viralnya lebih duluan,” katanya.
Peristiwa ini memicu diskusi luas di media sosial, mulai dari etika berbakti hingga kegagalan sistem perlindungan lansia di Indonesia. Banyak yang menyoroti betapa lemahnya jaring sosial bagi warga usia lanjut, bahkan ketika mereka masih memiliki anak kandung.
