INFOACEH.netINFOACEH.netINFOACEH.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
INFOACEH.netINFOACEH.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Opini

Stockholm Syndrome di Istana: Ketika Pemimpin Tersandera Kepentingan Elit

Last updated: Sabtu, 6 September 2025 23:24 WIB
By Redaksi - Wartawati Infoaceh.net
Share
Lama Bacaan 5 Menit
Stockholm Syndrome di Istana: Ketika Pemimpin Tersandera Kepentingan Elit
Stockholm Syndrome di Istana: Ketika Pemimpin Tersandera Kepentingan Elit
SHARE
Oleh: Sri Radjasa MBA (Pemerhati Intelijen)

Bangsa yang besar bukan dilahirkan dari kesunyian kepatuhan, melainkan dari gelora kecamuk yang menuntut keadilan.

Namun akhir-akhir ini, peta politik kita memperlihatkan paradoks menyakitkan, ketika rakyat berteriak karena luka sosial-ekonomi dan praktik elit yang tampak jauh dari akal sehat publik, jawaban yang muncul kerap berupa represi, retoris pengalihan isu, dan yang paling berbahaya yakni pelindungan terhadap arsitektur lama yang menyebabkan luka itu sendiri.

Peta Wilayah Kerja Migas Aceh (Dok. Dinas ESDM Aceh)
Tiga Proyek Migas Aceh: Banyak Panggung, Minim Bukti

Inilah konteks di balik sebutan pedas tentang Stockholm Syndrome di istana, metafora yang menggambarkan pemimpin yang tampak terikat pada kaum yang justru merugikan konstituen mereka.

- ADVERTISEMENT -

Katalis protes akhir Agustus 2025 yang bermula dari kecaman terhadap tunjangan parlemen yang dinilai berlebihan, berubah menjadi gelombang nasional setelah video seorang pengemudi ojek/delivery yang tertabrak kendaraan taktis polisi beredar luas dan memicu kemarahan publik.

Peristiwa yang memicu protes ini bukan kabar simpang-siur bahkwan liputan internasional dan lokal merekam insiden tersebut serta reaksi publik yang meluas ke banyak kota.

- ADVERTISEMENT -
Dr (cand) Yohandes Rabiqy, SE., MM
20 Tahun Menghabiskan APBN: BPKS Layak Dievaluasi atau Dibubarkan

Skala reaksi negara juga tercermin dalam angka-angka keras yaitu organisasi hak asasi manusia menilai otoritas telah menahan ribuan orang dalam gelombang penindakan sejak akhir Agustus 2025 sebagai sebuah respons yang memicu seruan untuk penyelidikan independen atas penggunaan kekuatan dan praktik penahanan yang diduga sewenang-wenang.

Kritik internasional tidak kalah keras, lembaga HAM menuntut agar hak berkumpul dan kebebasan berekspresi tidak direduksi menjadi dalih keamanan semata.

Dampak politik terjemahkan cepat ke ranah ekonomi. Pasar merespons eskalasi dengan menjual aset berisiko berupa indeks saham regional tertekan dan rupiah melemah saat ketegangan memuncak, sinyal bahwa investor memandang ketidakstabilan politik sebagai risiko nyata terhadap prospek ekonomi jangka pendek.

Dr (cand) Yohandes Rabiqy, SE., MM
Aceh Kaya Energi, Tapi Miskin Otoritas

Ketika politik menggerus sentimen pasar, imbasnya langsung terasa di kantong masyarakat kecil berupa inflasi, ketidakpastian pekerjaan dan tekanan biaya hidup yang sudah menjadi bahan bakar keresahan.

- ADVERTISEMENT -

Di lapangan wacana, medan pertempuran adalah media sosial dari ajakan aksi yang asli sampai narasi terkoordinasi yang mengubah tuntutan menjadi slogan-slogan radikal.

Platform digital memperbesar polarisasi dan memperpendek jarak antara provokasi dan kerusuhan.

Analisis tentang fenomena ini mengingatkan kita bahwa gerakan massa saat ini jarang monolitik, ia adalah campuran aktivisme sipil, aksi spontan kaum marjinal, aktor politik yang ingin memanfaatkan momentum, dan kadang kelompok yang sengaja mengobarkan ketegangan.

Tanpa investigasi menyeluruh, negara cenderung mengeneralisasi dan menghukum massa, bukan mencari akar penyebab.

Mengapa istilah “Stockholm Syndrome” muncul untuk mendeskripsikan perilaku pemimpin? Dalam literatur psikologi istilah ini problematik sebagai diagnosis klinis, bukan kategori resmi yang mudah dipindahkan ke ranah politik, tetapi sebagai istilah efektif: menggambarkan situasi di mana penguasa tampak mempertahankan atau berkolusi dengan struktur yang selama ini merugikan rakyat.

Kajian akademik merekomendasikan kehati-hatian, jangan sekadar menukar istilah klinis menjadi tuduhan politik tanpa dasar empiris, namun, ketika perilaku kebijakan konsisten mengafirmasi status quo yang merugikan mayoritas, pertanyaan tentang capture institusi yang “ditangkap” kepentingan elit menjadi sah dan mendesak.

Apa yang mesti dilakukan sekarang, selain retorika tajam dan kecaman moral?

Pertama, negara wajib membuka ruang penyelidikan independen tentang fakta tentang kematian, dugaan penyalahgunaan kekuatan, dan pola penahanan massal harus diungkap tanpa pilih kasih.

Kedua, transparansi anggaran dan mekanisme audit atas tunjangan dan fasilitas politik harus dipercepat, wajar jika publik menuntut akuntabilitas ketika pemotongan anggaran daerah dan tekanan ekonomi menimpa rakyat.

Ketiga, aparat penegak hukum harus direformasi agar kepolisian dan lembaga terkait bertanggung jawab secara profesional, bukan instrumen politik untuk membungkam perbedaan.

Keempat, mitigasi terhadap disinformasi perlu didesain sambil menjaga kebebasan berekspresi demi keseimbangan yang sulit namun krusial.

Menuntut pertanggungjawaban bukan berarti memicu anarki. Jalan konstitusional adalah hak interpelasi, panitia khusus, penyelidikan legislatif, gugatan hukum, dan pemilihan umum yang merupakan instrumen yang mempertebal legitimasi perubahan.

Sementara itu, gerakan sipil harus memfokuskan tekanan pada bukti, kebijakan, dan tuntutan terukur, bukannya menyeru kekerasan, mereka mesti menghadirkan data, saksi, dan alat hukum yang memaksa institusi bertindak.

Akhirnya, jika pemimpin terus memilih melindungi struktur yang memperpetuasi ketidakadilan, istilah “Stockholm syndrome di istana” akan menjadi lebih dari metafora sarkastik yang menjadi catatan sejarah yang menuduh bahwa pemimpin yang tak sanggup melepaskan diri dari kepentingan lama, sementara rakyat menanggung beban.

Demokrasi butuh tubuh institusional yang sehat, ketika institusi itu sakit dan dipelihara, yang dirugikan bukan hanya hari ini, melainkan masa depan republik ini.

Previous Article Satresnarkoba Polres Aceh Utara menggagalkan peredaran narkotika jenis ganja. Seorang pria MY (29), warga Gampong Seumirah, Kecamatan Nisam Antara, ditangkap saat berada di SPBU Kota Lhoksukon. (Foto: Ist) Polisi Ringkus Pengedar Ganja 2,7 Kg di SPBU Lhoksukon
Next Article Upacara penutupan Dikmaba Infanteri TNI AD Tahun 2025 di Lapangan Rindam Iskandar Muda, Mata Ie, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, Sabtu (6/9). Kasdam IM Tutup Pendidikan Bintara Infanteri TNI AD, Siap Perkuat Batalyon Teritorial

Populer

Kapal Aceh Hebat-1 di Pelabuhan Sinabang, Simeulue. (Foto: Ist)
Ekonomi
Kapal Aceh Hebat-1 Menuju Malaysia, Armada ke Simeulue Jangan Diabaikan
Minggu, 23 November 2025
Umum
Seleksi 12 Jabatan Pemerintah Aceh Jangan Hanya Formalitas Tanpa Integritas
Minggu, 23 November 2025
Masyarakat 19 desa Kecamatan Cot Girek dan Pirak Timu, Aceh Utara menuntut penyelesaian sengketa lahan dengan PTPN IV. (Foto: Ist)
Umum
PTPN IV Lakukan Kriminalisasi, 5 Warga Cot Girek Jadi Tersangka
Minggu, 23 November 2025
Persiraja Banda Aceh vs Sriwijaya FC
Olahraga
Jamu Sriwijaya FC Senin Malam, Laga Kandang Terakhir Persiraja Tahun Ini
Minggu, 23 November 2025
Siapa Andini Permata Videonya Berdurasi 2 Menit 31 Detik Bareng Adiknya Viral di Medsos
Umum
Siapa Andini Permata? Sosok Fiktif di Balik Video 2 Menit 31 Detik yang Jadi Umpan Penipuan Digital
Jumat, 11 Juli 2025

Paling Dikomentari

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad saat melepas pelari bercelana pendek di event olahraga FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Olahraga

Tanpa Peduli Melanggar Syariat, Wagub Fadhlullah Lepas Pelari Bercelana Pendek di FKIJK Aceh Run

Sabtu, 11 Oktober 2025
Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil
Aceh

Komisi III DPR RI Minta Polisi Tangkap Gubsu Bobby Terkait Razia Mobil Plat Aceh

Minggu, 28 September 2025
UMKM binaan BRI sukses ekspansi pasar Internasional
Ekonomi

Negara Diam, UMKM Digasak Shopee-Tokopedia-TikTok

Jumat, 25 Juli 2025
Anggun Rena Aulia
Kesehatan & Gaya Hidup

Serba Cepat, Serba Candu: Dunia Baru Gen Z di Media Sosial

Minggu, 19 Oktober 2025
Fenomena penggunaan jasa joki akademik di kalangan dosen untuk meraih gelar profesor mulai menjadi sorotan di Aceh. (Foto: Ilustrasi)
Pendidikan

Fenomena Joki Profesor di Aceh: Ancaman Serius bagi Marwah Akademik

Jumat, 12 September 2025
FacebookLike
XFollow
PinterestPin
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
WhatsAppFollow
ThreadsFollow
BlueskyFollow
RSS FeedFollow
IKLAN HARI PAHLAWAN PEMKO
IKLAN PEMKO SABANG SUMPAH PEMUDA
IKLAN BANK ACEH HARI SANTRI
IKLAN DJP OKTOBER 2025

Berita Lainnya

Riza Syahputra
Opini

Fobia Terbesar Pejabat Indonesia: Bukan Neraka, Tapi Kehilangan Jabatan

Rabu, 12 November 2025
dr. Suzanna Octiva SpKJ
Opini

Ketika Penjaga Kesehatan Aceh Bertahan Tanpa Kepastian

Rabu, 12 November 2025
Opini

Prabowo Perlu Belajar dari Sultan Iskandar Muda

Senin, 10 November 2025
Opini

Hukum yang Lupa pada Nurani

Sabtu, 8 November 2025
Dr (cand) Yohandes Rabiqy, SE., MM
Opini

Rotasi Pejabat, Stagnasi Abadi: BPKS Sabang Masih Berputar di Lingkaran Gagal

Kamis, 6 November 2025
Mirza Ferdian
Opini

Ketika Wakil Bupati Memukul, Etika Pemerintahan Tumbang

Sabtu, 1 November 2025
Delky Nofrizal Qutni
Opini

Menembus Geureutee, Menyingkap Geopolitik Sumber Daya Mineral Aceh

Jumat, 31 Oktober 2025
Mahmud Padang
Opini

Menanti KPK Basmi Agen Izin Usaha Peubloe (IUP) Nanggroe di Bumi Serambi Mekkah

Jumat, 31 Oktober 2025
TAMPILKAN LAINNYA
INFOACEH.netINFOACEH.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
Developed by PT. Harian Aceh Indonesia
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Logo Info Aceh
Selamat datang di Website INFOACEH.net
Username atau Email Address
Password

Lupa password?