Banda Aceh, Infoaceh.net – Hujan gerimis yang membasahi Kota Banda Aceh pada Jum’at pagi (21/11/2025) tidak menyurutkan semangat ribuan siswa dan guru untuk mengikuti dzikir dan doa bersama yang dipusatkan di depan SMKN 1, 2, dan 3 Banda Aceh di kawasan Lhong Raya.
Kegiatan ini juga digelar serentak di seluruh SMA, SMK, MAN dan SLB se-Aceh melalui zoom meeting.
Zikir akbar tersebut menjadi momentum bagi para siswa untuk mengenang jasa dan pengabdian para guru dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional serta HUT ke-80 PGRI tahun 2025. Suasana haru menyelimuti jalannya kegiatan ketika ribuan siswa larut dalam lantunan dzikir, doa dan syukur, meski cuaca tidak sepenuhnya bersahabat.
Kegiatan dengan tema “Mutiara Cinta untuk Guru” ini menghadirkan kolaborasi spiritual yang jarang dilakukan pada peringatan serupa di tahun-tahun sebelumnya.
Para siswa dari seluruh Aceh mengikuti dzikir dan doa bersama dari sekolah masing-masing melalui sambungan Zoom, sehingga meskipun terpisah jarak, suasana kebersamaan tetap terasa kuat.
Selain zikir akbar, sejumlah lomba turut digelar dalam rangka menyambut Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-80, yang semakin memeriahkan rangkaian peringatan dan menjadi wadah kreativitas bagi para siswa.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Murthalamuddin menegaskan bahwa dzikir dan doa bersama ini bukan sekadar acara seremonial, tetapi menjadi ruang refleksi untuk menghormati ketulusan perjuangan para guru.
“Tahun ini peringatannya berbeda. Kami meminta seluruh siswa-siswi SMA, SMK, SLB dan MA di Aceh untuk melakukan dzikir dan doa bersama demi para guru kita, mereka yang telah mengabdikan hidupnya mendidik generasi Aceh. Terutama untuk guru-guru yang menjadi korban konflik, korban tsunami, serta mereka yang telah mendahului kita semua,” ujar Murthalamuddin.
Ia menambahkan guru adalah pelita kehidupan yang menerangi perjalanan para murid, tak kenal lelah berbagi ilmu tanpa mengharap balasan.
“Dedikasi guru tidak mungkin terbalas dengan kata-kata. Mereka adalah cahaya yang menuntun langkah kita. Karena itu kegiatan Mutiara Hati ini kami gagas sebagai bentuk penghormatan yang tulus atas jasa-jasa mereka,” lanjutnya.
Dalam pernyataan tambahannya, Plt Kadisdik Aceh menekankan pentingnya membangun karakter spiritual siswa sebagai pondasi pendidikan di Aceh.
“Zikir ini menjadi pengingat pendidikan bukan hanya soal ilmu, tetapi juga akhlak dan penghormatan. Kami berharap kegiatan ini menanamkan rasa cinta dan hormat yang lebih mendalam kepada guru, serta memperkuat ikatan antara siswa dan pendidiknya,” ungkapnya.
Kegiatan zikir akbar ini turut menghadirkan penceramah Muhajirul Fadhli, alumni Sudan yang juga Dosen UIN Ar-Raniry.
Dalam tausyiahnya, ia menyampaikan apresiasi kepada para kepala sekolah dan guru di seluruh Aceh yang hadir baik secara langsung maupun melalui Zoom, seraya mendoakan agar Allah SWT selalu memberi kekuatan dan keberkahan bagi para pendidik.
“Ia mengingatkan pentingnya memuliakan ilmu dalam kehidupan para pelajar. Ia menyampaikan bahwa pencarian ilmu tidak hanya membutuhkan kecerdasan, tetapi juga ketekunan, semangat, dan kedekatan dengan guru sebagai pembimbing,” ujar Muhajirul
Hal ini merujuk pandangan Imam Syafi’i bahwa ilmu yang bermanfaat hanya dapat diraih melalui kesungguhan, pengorbanan, serta kesadaran bahwa belajar adalah proses sepanjang hayat.
Pesan ini menjadi dorongan bagi para siswa untuk terus menghormati guru dan istiqamah dalam menuntut ilmu.
Kegiatan yang berlangsung khidmat itu ditutup dengan doa bersama untuk keselamatan para guru, kemajuan pendidikan Aceh, serta harapan agar generasi muda terus tumbuh menjadi insan yang berilmu dan berakhlak.



