Bener Meriah, Infoaceh.net — Kabupaten Bener Meriah, Aceh, lumpuh total dan terisolasi setelah banjir bandang dan tanah longsor menerjang sejumlah kecamatan sejak Rabu (26/11/2026).
Hingga Kamis (27/11/2026) malam, tercatat 12 warga meninggal dunia, sementara 13 lainnya masih dinyatakan hilang. Sebanyak 20 ribu warga terpaksa mengungsi ke berbagai titik aman.
Bupati Bener Meriah Tagore, memimpin langsung komando penanganan tanggap darurat bencana hidrometeorologi tersebut. Pada Kamis malam, Tagore memimpin rapat koordinasi untuk memastikan langkah-langkah penanganan yang harus dicapai pada Jum’at, 28 November.
Tagore menegaskan dua langkah prioritas yang harus dipenuhi tim gabungan:
- Menembus kawasan yang terisolasi, yakni Kecamatan Bener Kelipah, Permata (Kem dan Pantan Antara), serta Mesidah, untuk memastikan logistik tiba kepada masyarakat.
Pembukaan akses jalan lintas nasional Bener Meriah–Aceh Tengah pada 28 November 2026 agar pasokan logistik dari Bulog dapat diangkut menuju wilayah terdampak.
Karena akses menuju Kecamatan Permata masih sangat terisolasi, distribusi logistik dilakukan dengan berbagai cara, termasuk menggunakan kendaraan kecil bahkan berjalan kaki. Perbaikan jalan ditargetkan berlangsung bertahap.
Kondisi Terisolasi dan Pemadaman Total
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Bener Meriah, Ilham Abdi, menyebut situasi di lapangan sangat memprihatinkan.
“Komunikasi terputus, listrik padam, dan sejumlah wilayah tidak bisa diakses. Kami masih berupaya menjangkau seluruh titik bencana,” ujarnya.
Tim gabungan dari BPBD, TNI-Polri, relawan, dan warga setempat terus melakukan pencarian korban meski terkendala cuaca ekstrem, minimnya jaringan komunikasi, serta jalur yang tertutup material longsor.
Data Sementara Korban per Kecamatan
Berikut data sementara korban meninggal dan hilang:
Jamur Ujung: 1 hilang
Rime Raya: 4 hilang
Kecamatan Permata: 5 hilang
Tansaran Bidin: 1 meninggal
Genting Gajah: 4 meninggal
Bahgie Bertona: 1 hilang
Bener Kelipah: 1 meninggal
Batin Permata: 3 meninggal
Jungke: 1 meninggal
Buntul Kemumu: 2 hilang, 1 meninggal
Ilham menjelaskan alat berat telah dikerahkan, namun proses evakuasi berlangsung lambat karena kondisi geografis dan curah hujan tinggi.
Pemerintah daerah menetapkan tiga fokus utama penanganan darurat: membuka akses jalan antar-kecamatan, mengaktifkan kembali jaringan komunikasi, memastikan distribusi bantuan logistik tepat sasaran.
Posko utama tanggap darurat telah diaktifkan dan data korban maupun kerusakan akan terus diperbarui.
Pemerintah juga mengimbau warga di zona rawan agar segera mengungsi, mengingat potensi banjir dan longsor susulan masih tinggi.
Hingga berita ini diterbitkan, proses pencarian korban serta penanganan darurat masih berlangsung di berbagai titik terdampak.



