Bireuen, Infoaceh.net — Jembatan Kutablang atau yang dikenal sebagai Jembatan Krueng Tingkeum di Kabupaten Bireuen, Aceh, dilaporkan putus total setelah diterjang banjir pada Kamis sore, 27 November 2025.
Jembatan berukuran panjang sekitar 120 meter dan lebar 9 meter itu menjadi salah satu infrastruktur vital penghubung jalur nasional Banda Aceh–Medan.
Putusnya jembatan membuat seluruh kendaraan tidak dapat melintas. Arus transportasi lumpuh total dan warga terpaksa mencari jalur alternatif yang lebih jauh serta memakan waktu tempuh lebih lama.
Video Amatir Perlihatkan Detik-Detik Jembatan Putus
Sebuah video yang viral di media sosial memperlihatkan kondisi jembatan yang sudah terputus dengan aliran sungai deras di bawahnya.
Dalam keterangan video disebutkan lokasi kejadian berada di Jembatan Kutablang, Bireuen. Rekaman tersebut menampilkan ruas jalan yang terbelah dan arus air yang menggerus bagian bawah jembatan.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pemerintah daerah maupun instansi terkait mengenai penyebab pasti kerusakan dan langkah penanganan awal.
Wilayah Aceh dalam beberapa hari terakhir dilanda hujan deras berintensitas tinggi akibat cuaca ekstrem. Kondisi ini memicu banjir di sedikitnya 14 kabupaten/kota, merusak sejumlah fasilitas umum dan menghambat aktivitas masyarakat.
Jembatan Kutablang menjadi salah satu yang terdampak paling parah, sehingga berdampak langsung pada jalur nasional yang menghubungkan berbagai kabupaten/kota di Aceh.
Sehari sebelumnya, Jembatan Simpang Tiga Meureudu di Kabupaten Pidie Jaya juga ambruk akibat banjir besar pada Rabu sore, 26 November 2025. Runtuhnya jembatan tersebut membuat jalur Banda Aceh–Medan terputus total di wilayah Meureudu.
Fondasi jembatan tidak mampu menahan tekanan arus banjir yang membawa material lumpur. Ujung jembatan amblas, penyangga besi patah, dan badan jembatan terlihat melengkung sebelum akhirnya runtuh ke arah sungai.
Video amatir warga yang beredar memperlihatkan detik-detik struktur jembatan terseret derasnya arus air.
Kelumpuhan total jalur utama membuat pengendara dari dua arah harus berhenti dan mencari jalur alternatif. Rute Triengadeng—Meureudu—Samalanga menjadi pilihan sementara, namun kemacetan panjang tidak terhindarkan.
“Biasanya kami lewat sini saja. Sekarang harus memutar jauh, waktu tempuh jadi dua kali lipat,” ujar salah seorang pengendara di lokasi.
Warga Manyang Cut menyebutkan banjir kali ini menjadi salah satu yang terparah dalam beberapa tahun terakhir.



