Aceh Tengah, Infoaceh.net – Harga beras di Kabupaten Aceh Tengah dilaporkan melambung ekstrem hingga Rp500 ribu per sak berukuran 15 kilogram, atau setara lebih dari Rp33 ribu per kilogram.
Lonjakan harga ini terjadi di tengah krisis pasokan akibat bencana banjir bandang dan longsor yang masih mengisolasi sejumlah wilayah.
Kondisi tersebut mendapat perhatian langsung Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, yang turun tangan setelah menerima laporan kenaikan harga beras yang disebut “tidak masuk akal”.
Dalam keterangannya di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Rabu (3/12), Amran menegaskan pemerintah segera mengirimkan pasokan beras untuk meredam lonjakan harga dan memastikan warga terdampak tidak kekurangan pangan.
“(Nanti) aku telepon, langsung kirim beras pasok ke sana. Tapi menurut saya tidak mungkin sebesar itu (harga berasnya). Tapi kami pasok karena ada beras di lokasi,” ujarnya.
Amran memastikan pemerintah telah berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk menjaga ketersediaan dan kelancaran distribusi pangan di wilayah terdampak.
“Oh iya, kami koordinasi Pak Mendagri langsung dan tidak akan ada kekurangan pangan. Kami jamin itu,” tegasnya.
100 Ton Beras Dicairkan Tanpa Tunggu Administrasi
Amran menjelaskan beras yang disalurkan berasal dari cadangan bencana yang dapat dikeluarkan secara cepat tanpa menunggu proses administrasi formal.
“Ini beras cadangan untuk bencana. Kami kemarin ada minta 100 ton, ada minta 50 ton. Kami langsung keluarkan sekarang. Kami telepon, suratnya menyusul. Karena ini darurat,” ujarnya.
Koordinasi penyaluran dilakukan bersama Mendagri Tito Karnavian, Menko PMK, BNPB, Perum Bulog dan pemerintah daerah di tiga provinsi terdampak.
Total Bantuan Capai Rp73,57 Miliar
Pada kesempatan itu, Amran memaparkan total bantuan yang dihimpun Kementan bersama mitra strategis dan pegawai untuk korban banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Jumlah totalnya mencapai Rp73,57 miliar, terdiri dari: Bantuan barang: Rp21,44 miliar, Bantuan dana: Rp52,12 miliar.
Bantuan barang mencakup beras, minyak goreng, gula, obat-obatan, susu, mi instan, pampers, air mineral, biskuit, dan kebutuhan pokok lainnya.
Minyak goreng menjadi komponen terbesar dengan nilai lebih dari Rp9,3 miliar, disusul beras sekitar Rp1,3 miliar.
Amran menambahkan bantuan tersebut mulai dikirim bertahap mulai Kamis (4/12), terutama barang-barang kebutuhan pokok yang paling dibutuhkan di titik pengungsian.
Ia menyoroti keterlibatan pegawai Kementan yang turut menyumbang, bahkan beberapa mendonasikan sebagian gajinya untuk mempercepat misi kemanusiaan ini.
Sejak fase awal bencana, Kementan bersama Bulog telah menyalurkan 40 ribu ton beras serta ribuan ton minyak goreng ke tiga provinsi terdampak melalui jalur reguler maupun non-reguler.
Amran memastikan cadangan pangan tersedia cukup di gudang Bulog wilayah Sumatra, Aceh, dan Padang sehingga kabupaten/kota yang membutuhkan bisa segera mendapatkan pasokan.
Ia menegaskan koordinasi dengan kepala daerah berlangsung 24 jam, termasuk permintaan mendesak dari Wali Kota Lhokseumawe Sayuti Abubakar, yang langsung ditindaklanjuti agar distribusi tidak terhambat. “Beras tidak boleh kosong. Beras kita banyak,” pungkasnya.



