Banda Aceh, Infoaceh.net — Di tengah bencana banjir besar dan longsor yang melanda sejumlah kabupaten/kota di Aceh, warga kini dibuat semakin tertekan oleh ulah sebagian pedagang yang tega menaikkan harga kebutuhan pokok secara tidak wajar.
Sejumlah laporan dari Banda Aceh, Pidie, Bireuen dan Aceh Utara dan Aceh Tengah menunjukkan lonjakan harga beras, minyak goreng, telur, hingga air mineral.
Pemerhati sosial dan kebencanaan, Drs M Isa Alima, mengecam praktik tersebut dan menyebutnya sebagai tindakan tidak bermoral karena pedagang tersebut lebih memilih jadi penjahat kemanusiaan di tengah bencana.
“Rakyat Aceh kini sedang menjadi korban bencana banjir besar dan longsor. Wahai pedagang, jangan tambahkan beban baru dengan menaikkan harga seenaknya. Ini bukan waktu mencari keuntungan berlebihan,” tegas Drs. Isa Alima, Jum’at (5/12).
Menurutnya, di saat masyarakat sedang berjuang menyelamatkan keluarga, harta benda, dan kebutuhan harian, pedagang justru semestinya hadir membantu, bukan menambah beban.
“Dalam kondisi darurat seperti ini, pedagang yang memainkan harga sama saja menambah penderitaan rakyat atau penjahat kemanusiaan. Itu bukan hanya tidak etis, tapi juga menambah dosa karena memanfaatkan kesusahan orang lain,” ucapnya.
Isa Alima meminta pemerintah daerah untuk bertindak cepat, dengan: menggelar sidak pasar di seluruh wilayah terdampak, menindak penimbunan dan permainan harga, memastikan distribusi logistik tetap berjalan, menjaga stabilitas harga sembako di semua titik banjir.
Ia juga mengingatkan alasan “distribusi terhambat” tidak boleh menjadi kedok untuk menaikkan harga dua hingga tiga kali lipat.
“Kenaikan wajar karena distribusi sulit bisa dimaklumi. Tapi kalau sudah melompat jauh dan melampaui batas, itu permainan. Pemerintah harus menghentikannya,” tambahnya.
Isa Alima menutup pernyataannya dengan pesan moral kepada para pedagang:
“Rezeki itu harus berkah. Jangan mencari keuntungan lebih dari penderitaan orang lain. Jangan tambahkan dosa baru di atas musibah yang sedang menimpa rakyat.”



