Banda Aceh, Infoaceh.net – Gangguan distribusi gas elpiji (LPG) di Kota Banda Aceh pasca-bencana banjir bandang dan longsor mendorong PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) bersama Pemerintah Kota Banda Aceh menggelar operasi pasar di empat titik strategis, Sabtu (6/12).
Langkah ini dilakukan sebagai upaya cepat untuk menstabilkan ketersediaan energi dan meredam keresahan warga akibat kelangkaan LPG dalam beberapa hari terakhir.
Sebanyak 2.800 tabung LPG—baik bersubsidi 3 kg maupun non-subsidi—disebar ke empat lokasi, yaitu Kecamatan Kuta Alam, Kecamatan Meuraxa, Kecamatan Baiturrahman dan Pasar Tani Jln. T. Panglima Nyak Makam Lampineung
Operasi pasar ini langsung diserbu warga yang kesulitan mendapatkan LPG sejak jalur distribusi terganggu akibat bencana.
Sales Area Manager Retail Aceh PT Pertamina Patra Niaga Sumbagut, Misbah Bukhori, mengatakan stok LPG sebenarnya dalam kondisi aman.
Namun gangguan akses jalan dan keterlambatan distribusi membuat sejumlah wilayah mengalami kekosongan sementara.
“Kami memastikan suplai LPG kembali normal. Distribusi dilakukan merata ke seluruh Kota Banda Aceh. Kami imbau masyarakat untuk membeli sesuai kebutuhan agar tidak terjadi penumpukan pada satu titik,” kata Misbah.
Untuk memastikan operasi pasar berlangsung tertib, Pemkot Banda Aceh menerapkan aturan maksimal satu tabung per kepala keluarga. Harga LPG bersubsidi 3 kg ditetapkan Rp 18.000 per tabung, sesuai ketentuan Pemerintah Kota dan Pertamina.
Area Manager Communication, Relations, and CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Fahrougi Andriani Sumampouw, menegaskan bahwa operasi pasar ini merupakan langkah darurat untuk memulihkan ketersediaan LPG pasca-bencana.
“Kami berkomitmen menjaga pasokan energi di Aceh. Koordinasi terus dilakukan agar distribusi LPG kembali stabil dalam waktu dekat,” ujarnya.
Dengan operasi pasar ini, Pertamina dan Pemkot Banda Aceh berharap kebutuhan LPG masyarakat terpenuhi hingga penyaluran kembali normal sepenuhnya di seluruh wilayah kota.



