Banda Aceh, Infoaceh.net — Pemerintah Aceh mencatat hingga saat ini sebanyak 77 lembaga kemanusiaan dengan total 1.960 relawan telah terlibat aktif dalam upaya penanganan darurat dan pemulihan bencana di berbagai wilayah Aceh.
Keterlibatan tersebut tercatat secara resmi pada Desk Relawan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Posko Penanganan Bencana Aceh.
Para relawan berasal dari berbagai lembaga lokal, nasional, hingga internasional, dan jumlah tersebut diperkirakan masih akan terus bertambah seiring berlanjutnya respons kebencanaan di Aceh.
Atas nama masyarakat Aceh dan para korban bencana, Gubernur Aceh menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang setinggi-tingginya atas niat baik, solidaritas, serta kontribusi nyata yang diberikan seluruh lembaga dan relawan.
“Kehadiran lembaga dan relawan ini sangat kita harapkan dapat memperkuat kerja-kerja kedaruratan dan pemulihan bencana yang sedang dilakukan oleh institusi pemerintah,” ujar Juru Bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA, dalam keterangannya, Ahad (14/12).
Ia menegaskan, penanganan bencana di Aceh saat ini dilakukan secara terpadu bersama berbagai unsur, di antaranya TNI, Polri, BNPB, BPBA Aceh, Basarnas, pemerintah kabupaten/kota, ormas/OKP, serta partisipasi aktif masyarakat Aceh secara mandiri.
Sejumlah lembaga yang telah terdaftar secara resmi di Desk Relawan BNPB antara lain Save The Children, Islamic Relief, ABF, DH Charity, FKKMK UGM, Mahtan Makassar, Relawan Nusantara, Baznas, EMT AHS UGM, Koalisi NGO HAM, Katahati Institute, ORARI, Yayasan Geutanyoe, serta sejumlah lembaga lainnya.
Selain itu, Pemerintah Aceh juga secara resmi telah menyampaikan permintaan keterlibatan beberapa lembaga internasional, khususnya yang memiliki pengalaman panjang dalam penanganan bencana besar, merujuk pada pembelajaran pasca tsunami Aceh 2004.
Lembaga internasional tersebut antara lain UNDP dan UNICEF.
Pemerintah Aceh menegaskan bahwa berbagai langkah kebijakan strategis dalam upaya pemulihan pascabencana akan terus dilakukan di bawah supervisi Pemerintah Pusat, guna memastikan proses rehabilitasi dan rekonstruksi berjalan efektif, transparan, dan berkelanjutan.
“Mari kita terus bersatu dan bergandengan tangan untuk mewujudkan Aceh yang lebih baik dan bangkit dari bencana ini,” tutup Muhammad MTA.



