INFOACEH.netINFOACEH.netINFOACEH.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
INFOACEH.netINFOACEH.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Aceh

Negara Antara Ada dan Tiada di Tengah Bencana Aceh, Nyaris Tak Terasa Kehadirannya

Last updated: Minggu, 14 Desember 2025 21:41 WIB
By M Saman
Share
Lama Bacaan 5 Menit
Juru Bicara Pemerintah Aceh Teuku Kamaruzzaman atau Ampon Man.
SHARE
Banda Aceh, Infoaceh.net — Juru Bicara Pemerintah Aceh, Teuku Kamaruzzaman menyampaikan refleksi kritis atas pelaksanaan tanggap darurat bencana besar banjir bandang dan longsor Tahap I yang berlangsung selama 14 hari, terhitung sejak 28 November hingga 11 Desember 2025.
Ia menilai, dalam rentang waktu tersebut, kehadiran negara bagi rakyat Aceh nyaris tak terasa.
Mantan Sekretaris Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh–Nias itu menyebut jutaan warga Aceh harus bertahan dalam kondisi yang menyerupai “kembali ke zaman purba” akibat lumpuhnya pasokan listrik dan jaringan telekomunikasi selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.
“Peralatan dasar masyarakat—mulai dari gawai, komputer, mesin cuci, televisi, pendingin ruangan hingga lemari es—tidak bisa digunakan,” ujar pria yang akrab disapa Ampon Man itu dalam keterangannya, Ahad (14/12/2025).
Kondisi tersebut, menurutnya, tidak hanya dialami wilayah terdampak langsung, tetapi juga daerah yang relatif aman dari banjir seperti Banda Aceh, Aceh Jaya, dan Aceh Besar. Situasi semakin diperparah oleh kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji.
Dampak berantai pun tak terhindarkan. Industri rumah tangga dan pelaku UMKM terpukul, sementara harga kebutuhan pokok melonjak akibat distribusi yang tersendat.
Ampon Man memperkirakan total penduduk yang terdampak langsung dan tidak langsung mencapai 5 hingga 6 juta jiwa di seluruh Aceh.
Ia juga menyoroti keterbatasan kapasitas lembaga dan organisasi pemerintah dalam merespons bencana. Menurutnya, keandalan serta kualifikasi pekerja kemanusiaan di unit-unit penyelamatan negara belum menunjukkan standar tanggap darurat yang semestinya.
“Sebagian unit penyelamat justru tampak seperti aparatur kantoran, bukan tim respons darurat,” tegasnya.
Di sejumlah wilayah yang terisolasi, warga korban bencana terpaksa bertahan dengan persediaan seadanya karena akses pangan terputus selama berhari-hari.
Bahkan, ada warga yang harus menempuh puluhan kilometer dan menghabiskan waktu berhari-hari demi mendapatkan makanan bagi keluarga.
Keterisolasian berkepanjangan itu juga berdampak serius terhadap lambatnya proses pencarian dan evakuasi korban, baik yang masih bisa diselamatkan maupun yang ditemukan meninggal dunia.
Ampon Man membandingkan penanganan bencana kali ini dengan respons masif saat tsunami Aceh 2004.
Menurutnya, tidak terlihat pengerahan logistik skala besar melalui jalur udara ke wilayah terisolasi sebagaimana dilakukan pascatsunami, ketika distribusi bantuan pangan dilakukan tanpa pertimbangan lain selain penyelamatan nyawa manusia.
“Pengerahan komponen cadangan negara untuk pencarian dan penyelamatan korban secara masif di darat, sungai, dan laut—termasuk kemungkinan korban tertimbun lumpur—juga tidak tampak,” ujarnya, sembari membandingkan dengan penanganan tsunami 2004 dan bencana hidrometeorologi atau Siklon Senyar 2025.
Masalah serius juga terjadi di sektor komunikasi. Ia menilai jaringan telekomunikasi yang seharusnya memiliki kemandirian energi melalui genset atau baterai cadangan justru ikut lumpuh dengan alasan ketiadaan listrik dan BBM.
Akibatnya, komunikasi dan arus informasi di hampir seluruh Aceh terputus, kecuali di wilayah yang telah menggunakan perangkat komunikasi satelit seperti Starlink.
Di sektor kelistrikan, PT PLN dinilai masih menerapkan mekanisme pemulihan pascabencana seperti kondisi normal yang membutuhkan waktu lama.
Padahal, meski diklaim telah mengerahkan puluhan ribu teknisi dari berbagai daerah, Ampon Man tidak melihat adanya langkah darurat berupa penyediaan generator listrik untuk menopang aktivitas vital dan jalur komunikasi kota-kota terdampak.
Sementara itu, distribusi BBM dan elpiji oleh Pertamina baru mulai berjalan lancar pada hari ke-10 masa tanggap darurat, setelah sebelumnya terkendala persoalan kuota.
Di tengah kritik tersebut, Ampon Man memberikan apresiasi kepada Badan Pangan Nasional dan Perum Bulog. Ia menyebut kedua lembaga tersebut memiliki stok pangan yang memadai dan siap disalurkan kapan saja melalui posko kebencanaan.
Bahkan, pemerintah pusat telah menyetujui penambahan ribuan ton beras sesuai permintaan Pemerintah Aceh.
“Bagi Pemerintah dan rakyat Aceh, meremehkan atau mengabaikan penyelamatan satu nyawa korban bencana sama artinya dengan meremehkan 5–6 juta nyawa rakyat Aceh,” tegasnya.
Ia menilai Aceh seolah ditakdirkan terus berada dalam episode perjuangan—baik konflik antarmanusia maupun menghadapi bencana alam—dengan kemampuan sendiri.
Namun, ia mengingatkan bencana tsunami 2004 justru menjadi jalan lahirnya perdamaian Aceh setelah hampir 30 tahun konflik.
Dalam bencana hidrometeorologi kali ini, Ampon Man meyakini ada rencana lain dari Tuhan bagi rakyat Aceh. “Allah SWT adalah perencana terbaik,” ujarnya.
Karena itu, ia mendorong Aceh untuk berani berdiri di atas kaki sendiri dengan mengerahkan seluruh kekuatan masyarakat. “Kita Aceh meutaloe wareeh,” katanya.
Ia juga mengutip pernyataan Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, yang menegaskan bahwa harapan utama hanya boleh disandarkan pada ketentuan dan pertolongan Allah SWT.
“Jika kita berharap pada manusia, kita mungkin akan kecewa. Pernyataan itu sudah cukup menggambarkan situasi dan kondisi yang dihadapi rakyat Aceh dalam negara ini,” pungkasnya.
Previous Article Akses Bireuen-Bener Meriah Pulih, Jembatan Bailey Teupin Mane Rampung dan Sudah Bisa Dilintasi  
Next Article Sudah 18 Hari Listrik Padam di Aceh, PLN Janjikan Pemulihan Bertahap
Tidak ada komentar

Beri KomentarBatalkan balasan

Populer

Siapa Andini Permata Videonya Berdurasi 2 Menit 31 Detik Bareng Adiknya Viral di Medsos
Umum
Siapa Andini Permata? Sosok Fiktif di Balik Video 2 Menit 31 Detik yang Jadi Umpan Penipuan Digital
Jumat, 11 Juli 2025
Ekonomi
Sudah 18 Hari Listrik Padam di Aceh, PLN Janjikan Pemulihan Bertahap
Minggu, 14 Desember 2025
Syariah
Baitul Mal Aceh Salurkan Rp735 Juta Bantuan Tanggap Darurat Banjir
Senin, 15 Desember 2025
Ekonomi
Seluruh Jaringan Kantor Bank Aceh Terdampak Banjir Sudah Beroperasi Penuh
Senin, 15 Desember 2025
Politik
14 Desember Listrik Masih Padam, DPRK Aceh Utara Desak Copot Dirut PLN
Senin, 15 Desember 2025

Paling Dikomentari

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad saat melepas pelari bercelana pendek di event olahraga FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Olahraga

Tanpa Peduli Melanggar Syariat, Wagub Fadhlullah Lepas Pelari Bercelana Pendek di FKIJK Aceh Run

Sabtu, 11 Oktober 2025
Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil
Aceh

Komisi III DPR RI Minta Polisi Tangkap Gubsu Bobby Terkait Razia Mobil Plat Aceh

Minggu, 28 September 2025
UMKM binaan BRI sukses ekspansi pasar Internasional
Ekonomi

Negara Diam, UMKM Digasak Shopee-Tokopedia-TikTok

Jumat, 25 Juli 2025
Anggun Rena Aulia
Kesehatan & Gaya Hidup

Serba Cepat, Serba Candu: Dunia Baru Gen Z di Media Sosial

Minggu, 19 Oktober 2025
Fenomena penggunaan jasa joki akademik di kalangan dosen untuk meraih gelar profesor mulai menjadi sorotan di Aceh. (Foto: Ilustrasi)
Pendidikan

Fenomena Joki Profesor di Aceh: Ancaman Serius bagi Marwah Akademik

Jumat, 12 September 2025
FacebookLike
XFollow
PinterestPin
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
WhatsAppFollow
ThreadsFollow
BlueskyFollow
RSS FeedFollow
IKLAN HARI PAHLAWAN PEMKO
IKLAN PEMKO SABANG SUMPAH PEMUDA
IKLAN BANK ACEH HARI SANTRI
IKLAN DJP OKTOBER 2025

Berita Lainnya

Aceh

Datang ke Aceh, Gubernur KDM Jemput 300 Warga Jawa Barat Korban Bencana

Minggu, 14 Desember 2025
Aceh

77 Lembaga dan 1.960 Relawan Terlibat Pemulihan Bencana Aceh

Minggu, 14 Desember 2025
Aceh

Tanpa Status Bencana Nasional, Negara Menambah Derita Korban Banjir di Aceh-Sumatera

Minggu, 14 Desember 2025
Aceh

100 Ribu Lebih Korban Banjir di Aceh Utara Belum Ada Tempat Penampungan

Minggu, 14 Desember 2025
Aceh

Pemerintah Lambat Tangani Bencana, Warga Korban Banjir Aceh Kibarkan Bendera Putih Minta Bantuan Internasional 

Sabtu, 13 Desember 2025
6.508 Pegawai Non-ASN Pemerintah Aceh akan Ditetapkan Jadi PPPK Paruh Waktu
Aceh

6.508 Pegawai Non-ASN Pemerintah Aceh akan Ditetapkan Jadi PPPK Paruh Waktu

Sabtu, 13 Desember 2025
Presiden Prabowo Subianto mendengar curhat pengungsi korban banjir dan longsor di posko pengungsian Masjid Besar Al-Abrar, Aceh Tengah, Jum'at (12/12). (Foto: Ist)
Aceh

Pengungsi di Aceh Tengah Curhat Rumah Rusak, Prabowo Janji Bangun Hunian Sementara-Tetap

Sabtu, 13 Desember 2025
Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem menerima bantuan internasional gelombang kedua dari Malaysia yang tiba di Aceh untuk membantu korban banjir dan longsor. (Foto: Ist)
Aceh

Bantuan Internasional Gelombang II dari Malaysia Tiba di Aceh: 3 Ton Obat-Cokelat dan Relawan Medis

Jumat, 12 Desember 2025
TAMPILKAN LAINNYA
INFOACEH.netINFOACEH.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
Developed by PT. Harian Aceh Indonesia
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Logo Info Aceh
Selamat datang di Website INFOACEH.net
Username atau Email Address
Password

Lupa password?