Pidie Jaya, Infoaceh.net — Kamis, 25 Desember 2025, seusai azan Dzuhur, rintik hujan turun membasahi Desa Krueng Baro, Kecamatan Meurah Dua, Kabupaten Pidie Jaya.
Di depan sebuah meunasah yang nyaris terkubur lumpur hingga hampir dua meter, rombongan Satuan Relawan Indonesia Raya (SATRIA) Aceh tiba membawa bantuan untuk warga terdampak banjir.
Meunasah tersebut menjadi saksi bisu kedahsyatan banjir yang melanda kawasan itu. Di sekitarnya, para pengungsi baru saja menunaikan shalat Dzuhur.
Sebagian duduk bersila menikmati makan siang sederhana, sementara anak-anak tampak berbaris rapi di sela-sela tenda pengungsian. Di tengah keterbatasan, kehidupan tetap berjalan dengan penuh kesabaran.
Dalam suasana itu, SATRIA Aceh menyerahkan wakaf Al-Qur’an, buku tuntunan salat, serta buku zikir pagi dan petang kepada para pengungsi.
Penyerahan dilakukan langsung oleh Ketua SATRIA Aceh, Khairil Syahrial, didampingi Sekretaris Mahfudz Y. Loethan, Bendahara Mulyadi serta sejumlah pengurus lainnya.
Bantuan tersebut diterima oleh Kepala Dusun Krueng Baro, Muktar, yang mewakili warga terdampak.
Usai penyerahan simbolis, relawan SATRIA Aceh membagikan wakaf satu per satu secara tertib, dimulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Warga mengantre dengan tenang, menerima Al-Qur’an dan buku ibadah dengan wajah penuh haru.
Tak hanya menyerahkan wakaf, relawan SATRIA Aceh—yang merupakan sayap Partai Gerindra—juga memasang sejumlah spanduk penguat jiwa di area pengungsian.
Salah satu spanduk bertuliskan pesan sederhana namun sarat makna: “Bersabarlah, karena setiap musibah ada rahmat Allah.”
Ketua SATRIA Aceh, Khairil Syahrial, mengatakan kegiatan tersebut merupakan bentuk kepedulian dan kehadiran nyata relawan di tengah masyarakat.
“Kami ingin memastikan warga tidak hanya terbantu secara fisik, tetapi juga dikuatkan secara batin agar tetap tegar menghadapi ujian ini,” ujarnya.
Kepala Dusun Krueng Baro, Muktar, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada SATRIA Aceh.
“Meunasah kami tertimbun lumpur, rumah-rumah rusak, namun kepedulian ini memberi semangat baru bagi warga. Bantuan ini sangat berarti,” katanya.
Salah seorang pengungsi, Nurhayati (42), mengaku terharu saat menerima Al-Qur’an wakaf.
“Sejak banjir, hati kami gelisah. Al-Qur’an ini membuat kami lebih tenang dan yakin bahwa setiap musibah pasti ada hikmahnya,” tuturnya.
Sekretaris SATRIA Aceh, Mahfudz Y. Loethan, menyebutkan pihaknya tengah menyiapkan langkah lanjutan untuk pemulihan pascabencana. Saat ini, SATRIA Aceh menginventarisasi sejumlah sumur warga yang terendam dan tertutup lumpur.
“Insya Allah, dalam waktu dekat kami akan melakukan aksi pembersihan sumur masyarakat agar akses air bersih kembali dinikmati warga,” jelasnya.
Di bawah hujan yang kian deras, kegiatan ditutup dengan doa bersama di depan meunasah yang terkubur lumpur. Spanduk-spanduk penguat jiwa tetap berdiri di antara tenda pengungsian—menjadi penanda bahwa di tengah musibah, kepedulian dan harapan masih menyala.
Mahfudz menegaskan, kehadiran SATRIA Aceh merupakan amanah perjuangan kemanusiaan.
“Kami terus diarahkan dan diamanahkan oleh Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, untuk senantiasa hadir di tengah rakyat, terutama saat mereka sedang diuji oleh musibah,” tutupnya.



