Sigli, Infoaceh.net – Dukungan terhadap peringatan Hari Jadi Kabupaten Pidie ke-514 terus mengalir dari berbagai kalangan.
Salah satunya datang dari pemerhati kebijakan publik sekaligus mantan anggota DPRK Pidie, Isa Alima.
Ia menilai momentum hari jadi ini merupakan kesempatan penting untuk meneguhkan kembali identitas masyarakat Pidie yang berlandaskan adat dan syariat.
Dalam keterangannya, Ahad (7/9/2025), Isa menyampaikan apresiasi atas upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pidie bersama panitia yang telah menyusun berbagai rangkaian kegiatan untuk memeriahkan hari bersejarah tersebut.
Ia berharap agenda yang digelar, baik yang bersifat seremonial maupun hiburan, dapat berjalan sukses, semarak, dan mendapat partisipasi luas dari masyarakat.
Namun, di balik dukungan itu, Isa mengingatkan agar panitia tetap waspada terhadap potensi pelanggaran nilai adat dan syariat, terutama yang berkaitan dengan aturan berbusana peserta kegiatan sepeda santai dan senam yang akan digelar pada 14 September 2025
Ia menyoroti khusus kegiatan sepeda santai, yang kerap menghadirkan ribuan peserta dari berbagai kalangan.
“Dalam beberapa kegiatan sejenis, kita masih sering melihat peserta pria mengenakan celana pendek, sementara sebagian wanita memakai pakaian ketat yang memperlihatkan lekuk tubuh. Fenomena seperti ini jelas tidak sejalan dengan motto peringatan tahun ini, Mulia ngon Reusam, Meugah ban Adat, Meuceuhu lam Syari’ah,” tegas Isa.
Menurutnya, panitia tidak boleh menganggap persoalan aturan busana sebagai hal sepele. Justru, inilah yang menjadi salah satu penentu citra pelaksanaan peringatan hari jadi.
“Kalau pelanggaran sudah terjadi, tentu sulit untuk diperbaiki. Karena itu, lebih baik dilakukan antisipasi sejak awal dengan sosialisasi aturan yang jelas, agar semua pihak memahami batasan dan tanggung jawabnya,” ujarnya.
Isa menegaskan, pengingat ini bukanlah bentuk penghalangan atau upaya mempersempit ruang gerak masyarakat, melainkan wujud kepedulian agar perayaan Hari Jadi Pidie tetap mencerminkan martabat daerah. Ia menilai, dengan perencanaan yang matang, panitia dapat menyusun tata tertib berbusana tanpa mengurangi kegembiraan dan semangat partisipasi masyarakat.
Lebih lanjut, Isa juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut berperan aktif dalam menjaga suasana peringatan agar tetap sesuai dengan nilai-nilai luhur Pidie.
“Hari jadi bukan sekadar pesta, tetapi juga momentum untuk meneguhkan jati diri kita sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi adat dan syariat. Kalau acara berlangsung meriah sekaligus bermartabat, tentu ini menjadi kebanggaan tersendiri,” pungkasnya.
Peringatan Hari Jadi Kabupaten Pidie ke-514 tahun ini mengusung motto “Mulia ngon Reusam, Meugah ban Adat, Meuceuhu lam Syari’ah.” Motto tersebut diharapkan menjadi pedoman dalam setiap kegiatan, sehingga semarak hari jadi tidak hanya tercermin dalam kemeriahan acara, tetapi juga dalam penghormatan terhadap identitas kultural dan religius masyarakat Pidie.



