INFOACEH.netINFOACEH.netINFOACEH.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
INFOACEH.netINFOACEH.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Opini

Lawatan Prabowo ke Belanda: Martabat RI Dipertaruhkan di Negeri Kolonial

Last updated: Senin, 22 September 2025 00:32 WIB
By Redaksi - Wartawati Infoaceh.net
Share
Lama Bacaan 5 Menit
Lawatan Prabowo ke Belanda: Martabat RI Dipertaruhkan di Negeri Kolonial
SHARE
Penulis: Sri Radjasa MBA (Pemerhati Intelijen)

RENCANA lawatan Presiden Prabowo Subianto ke Belanda usai pidatonya dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-80 di New York dan kunjungan resmi ke Kanada bukanlah agenda biasa. Hal itu bukan sekadar persinggahan diplomatik, melainkan sebuah peristiwa yang akan menguji konsistensi Indonesia dalam menjaga martabat kedaulatan yang sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 ditegakkan dengan darah dan pengorbanan jutaan rakyat.

Menteri Luar Negeri Sugiono mengumumkan bahwa Prabowo dijadwalkan bertemu Raja Willem-Alexander pada 26 September 2025. Namun, di balik jadwal resmi itu, ada tanda tanya besar, apakah Presiden Republik Indonesia akan benar-benar diperlakukan sebagai kepala negara berdaulat, atau hanya sekadar mitra dagang yang ramah tamah di negeri bekas penjajah?

Peta Wilayah Kerja Migas Aceh (Dok. Dinas ESDM Aceh)
Tiga Proyek Migas Aceh: Banyak Panggung, Minim Bukti

Sampai hari ini, Belanda tidak pernah mengakui secara de jure kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Yang mereka akui hanya penyerahan kedaulatan pada 27 Desember 1949 lewat Konferensi Meja Bundar, itupun bukan kepada Republik Indonesia melainkan kepada Republik Indonesia Serikat.

- ADVERTISEMENT -

Klaim ini melahirkan tafsir kolonial yang masih dipertahankan hingga kini, bagwa kemerdekaan Indonesia bukan hasil perjuangan rakyatnya, melainkan “pemberian” Belanda. Sikap itu tampak gamblang ketika Perdana Menteri Mark Rutte pada 14 Juni 2023 sempat menyatakan di parlemen bahwa Belanda “mengakui tanpa syarat” kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, namun sehari kemudian ia mengoreksi pernyataannya.

Menurutnya, Belanda hanya “menerima” proklamasi itu sebagai fakta sejarah, bukan sebagai pengakuan hukum. Bahkan ia menegaskan, “kedaulatan hanya diberikan sekali, yakni kepada Federasi RIS.” Pernyataan yang mengandung aroma kolonialisme ini jelas melecehkan marwah Republik Indonesia.

- ADVERTISEMENT -
Dr (cand) Yohandes Rabiqy, SE., MM
20 Tahun Menghabiskan APBN: BPKS Layak Dievaluasi atau Dibubarkan

Dalam teori hubungan internasional, setiap kunjungan kepala negara membawa makna simbolik tentang pengakuan kedaulatan. Karena itu, lawatan ke Belanda tak bisa dipandang sebagai sekadar kunjungan kerja atau wisata diplomatik. Sejumlah presiden sebelumnya, mulai dari Soeharto hingga Megawati, memang pernah berkunjung ke Belanda, tetapi selalu dalam bingkai kunjungan resmi, bukan kunjungan kenegaraan. Alasan mendasarnya sederhana, dimana Belanda tidak pernah mengakui secara de jure eksistensi Republik 17 Agustus 1945. Maka pertanyaan yang kini menggantung adalah apakah Prabowo akan mengikuti pola yang sama, diterima sebagai pemimpin negara berdaulat atau hanya sekadar tamu ramah dagang.

Risiko politiknya besar. Jika Presiden RI hanya diperlakukan sebagai pengunjung tanpa status kenegaraan penuh, maka itu berarti penghinaan diplomatik terselubung. Apalagi sejarah bangsa ini tidak pernah dibangun di atas hadiah kolonial, melainkan atas perlawanan berdarah dan prinsip filosofis yang ditegaskan dalam Pembukaan UUD 1945 bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Mengabaikan hal ini sama artinya dengan menegasikan fondasi ideologis Republik.

Diplomasi sejatinya berdiri di atas prinsip resiprositas. Jika Belanda menolak mengakui kemerdekaan Indonesia secara de jure, Indonesia seharusnya juga berhak menegaskan posisi yang sama.

Dr (cand) Yohandes Rabiqy, SE., MM
Aceh Kaya Energi, Tapi Miskin Otoritas

Hubungan ekonomi, dagang, investasi, dan pariwisata tetap bisa berlangsung tanpa pengakuan diplomatik penuh. Indonesia sudah membuktikan hal itu dengan Israel dan Taiwan, dua entitas yang tidak diakui secara resmi, namun tetap memiliki hubungan perdagangan dan interaksi ekonomi.

- ADVERTISEMENT -

Maka, lawatan ini adalah ujian besar bagi Prabowo. Apakah Prabowo akan hadir sebagai pemimpin yang teguh menjaga martabat bangsa, atau sekadar pragmatis yang rela menukar harga diri Republik dengan kesepakatan dagang jangka pendek.

Dalam filsafat politik, martabat sebuah bangsa bukan sekadar soal status formal, melainkan tentang pengakuan eksistensial atas perjuangan rakyatnya.

Soekarno pernah menegaskan bahwa kemerdekaan adalah jembatan emas yang tidak boleh dicoreng kompromi kolonial. Jika Prabowo gagal membaca simbolisme ini, maka seluruh bangsa bisa dianggap menundukkan kepala di hadapan bekas penjajah yang menolak mengakui kedaulatan kita.

Lawatan ke Belanda tidak boleh menjadi sekadar pertemuan meja makan atau tanda tangan kontrak dagang. Ia harus menjadi momentum untuk menegaskan kembali posisi Indonesia sebagai bangsa merdeka yang tidak meminta pengakuan, melainkan menuntut penghormatan.

Taruhannya bukan hanya citra Prabowo di panggung dunia, melainkan marwah kedaulatan Republik Indonesia yang tidak bisa ditawar.

Previous Article Disesalkan keputusan Pokja ULP Aceh membatalkan tender lanjutan pembangunan Rumah Sakit Rujukan Regional dr. Yulidin Away Tapaktuan, Aceh Selatan, dengan alasan tidak cukup waktu pelaksanaan. (Foto: Ilustrasi) Pembatalan Tender RS Regional Aceh Selatan Diduga Ada Permainan Pokja ULP Aceh
Next Article UIN Ar-Raniry Banda Aceh melalui UPT Ma’had Al-Jami’ah dan asrama melaksanakan pembinaan karakter bagi mahasantri baru tahun akademik 2025/2026 pada Ahad (21/9) di Masjid Fathun Qarib. (Foto: Ist) Rektor UIN Ar-Raniry Ingatkan Mahasiswa: Jangan Nongkrong di Warkop Lewat Pukul 23.00 WIB

Populer

Peta Wilayah Kerja Migas Aceh (Dok. Dinas ESDM Aceh)
Opini
Tiga Proyek Migas Aceh: Banyak Panggung, Minim Bukti
Kamis, 20 November 2025
Viral Link Video Syakirah Versi Terbaru Berdurasi 16 Menit Beredar di X dan TikTok
Umum
Viral Link Video Syakirah Versi Terbaru Berdurasi 16 Menit Beredar di X dan TikTok
Rabu, 28 Mei 2025
Hanzirwan Syah, mantan Sekretaris Tim Pemenangan Mirwan–Baital Mukadis pada Pilkada 2024. (Foto: Ist)
Umum
Oknum Mengaku Kerabat Bupati Aceh Selatan Minta Uang ke Penerima Bantuan Rumah
Jumat, 21 November 2025
Direktur Umum dan Keuangan PT. PEMA Tgk Muhammad Nur menyerahkan zakat perusahaan tahun 2024 kepada Baitul Mal Aceh yang diterima Ketua BMA Abon Yunus di aula Kantor BMA, Kamis (20/11/2025). (Foto: Ist)
Aceh
PT. PEMA Serahkan Zakat Perusahaan Rp1,3 Miliar ke Baitul Mal Aceh
Kamis, 20 November 2025
Viral Link Video Andini Permata dan Bocil Bikin Heboh Warganet
Umum
Misteri Video Andini Permata dan ‘Bocil’: Viral Tanpa Identitas, Netizen Dibohongi?
Minggu, 6 Juli 2025

Paling Dikomentari

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad saat melepas pelari bercelana pendek di event olahraga FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Olahraga

Tanpa Peduli Melanggar Syariat, Wagub Fadhlullah Lepas Pelari Bercelana Pendek di FKIJK Aceh Run

Sabtu, 11 Oktober 2025
Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil
Aceh

Komisi III DPR RI Minta Polisi Tangkap Gubsu Bobby Terkait Razia Mobil Plat Aceh

Minggu, 28 September 2025
UMKM binaan BRI sukses ekspansi pasar Internasional
Ekonomi

Negara Diam, UMKM Digasak Shopee-Tokopedia-TikTok

Jumat, 25 Juli 2025
Anggun Rena Aulia
Kesehatan & Gaya Hidup

Serba Cepat, Serba Candu: Dunia Baru Gen Z di Media Sosial

Minggu, 19 Oktober 2025
Fenomena penggunaan jasa joki akademik di kalangan dosen untuk meraih gelar profesor mulai menjadi sorotan di Aceh. (Foto: Ilustrasi)
Pendidikan

Fenomena Joki Profesor di Aceh: Ancaman Serius bagi Marwah Akademik

Jumat, 12 September 2025
FacebookLike
XFollow
PinterestPin
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
WhatsAppFollow
ThreadsFollow
BlueskyFollow
RSS FeedFollow
IKLAN HARI PAHLAWAN PEMKO
IKLAN PEMKO SABANG SUMPAH PEMUDA
IKLAN BANK ACEH HARI SANTRI
IKLAN DJP OKTOBER 2025

Berita Lainnya

Riza Syahputra
Opini

Fobia Terbesar Pejabat Indonesia: Bukan Neraka, Tapi Kehilangan Jabatan

Rabu, 12 November 2025
dr. Suzanna Octiva SpKJ
Opini

Ketika Penjaga Kesehatan Aceh Bertahan Tanpa Kepastian

Rabu, 12 November 2025
Opini

Prabowo Perlu Belajar dari Sultan Iskandar Muda

Senin, 10 November 2025
Opini

Hukum yang Lupa pada Nurani

Sabtu, 8 November 2025
Dr (cand) Yohandes Rabiqy, SE., MM
Opini

Rotasi Pejabat, Stagnasi Abadi: BPKS Sabang Masih Berputar di Lingkaran Gagal

Kamis, 6 November 2025
Mirza Ferdian
Opini

Ketika Wakil Bupati Memukul, Etika Pemerintahan Tumbang

Sabtu, 1 November 2025
Delky Nofrizal Qutni
Opini

Menembus Geureutee, Menyingkap Geopolitik Sumber Daya Mineral Aceh

Jumat, 31 Oktober 2025
Mahmud Padang
Opini

Menanti KPK Basmi Agen Izin Usaha Peubloe (IUP) Nanggroe di Bumi Serambi Mekkah

Jumat, 31 Oktober 2025
TAMPILKAN LAINNYA
INFOACEH.netINFOACEH.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
Developed by PT. Harian Aceh Indonesia
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Logo Info Aceh
Selamat datang di Website INFOACEH.net
Username atau Email Address
Password

Lupa password?