INFOACEH.netINFOACEH.netINFOACEH.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
INFOACEH.netINFOACEH.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Opini

Ketika Penjaga Kesehatan Aceh Bertahan Tanpa Kepastian

Last updated: Rabu, 12 November 2025 09:55 WIB
By Redaksi - Wartawati Infoaceh.net
Share
Lama Bacaan 9 Menit
dr. Suzanna Octiva SpKJ
dr. Suzanna Octiva SpKJ
SHARE
Oleh: dr. Suzanna Octiva SpKJ*

Setiap peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) tanggal 12 November selalu membawa pesan tentang harapan.

Di tahun 2025, bertema “Generasi Sehat, Masa Depan Hebat,” kita diajak untuk menatap masa depan bangsa dengan keyakinan bahwa kesehatan adalah fondasi kemajuan.

Menjaga Damai di Tengah Bencana, Menahan Diri dari Segala Provokasi

Makna yang tersirat dari kalimat ini menyatakan bahwa kesehatan adalah harta yang tak ternilai. Ia bukan sekadar hak individu, tetapi pondasi utama bagi kemajuan sebuah bangsa.

- ADVERTISEMENT -

Seorang pemimpin yang kuat, seorang guru yang penuh inspirasi, seorang tenaga medis yang berdedikasi — semuanya membutuhkan kesehatan sebagai modal utama untuk berkarya.

Ketika rakyat sehat, mereka mampu belajar, bekerja, berinovasi, dan berkontribusi bagi kemajuan masyarakat. Sebaliknya, jika kesehatan terabaikan, potensi terbaik bangsa akan terkekang, impian besar akan terhambat, dan roda kemajuan akan berjalan lambat, bahkan tersendat.

- ADVERTISEMENT -
Danrem 011/Lilawangsa, Kolonel Inf Ali Imran. (Foto: Ist)
Kontroversi Ali Imran: Putra Aceh yang Bangkitkan Kembali Militerisme Pascakonflik

Itulah mengapa setiap upaya pembangunan sejati harus dimulai dari investasi kesehatan: dari fasilitas medis yang memadai, pelayanan yang adil, hingga perlindungan dan kesejahteraan bagi tenaga kesehatan yang menjadi garda depan kehidupan.

Kesehatan bukanlah tujuan akhir semata, tetapi fondasi yang menahan dan menopang setiap langkah kemajuan. Ketika fondasi ini kokoh, rumah bangsa pun berdiri tegak, mampu menahan guncangan zaman, dan siap menjemput masa depan yang hebat.

“Generasi Sehat, Masa Depan Hebat.” Sebuah tema yang mestinya menggema di setiap sudut negeri dan gema itu mengguncang kesadaran kita semua dari ruang kebijakan hingga bilik-bilik dan koridor Rumah Sakit.

Kekerasan terhadap jurnalis kembali terjadi di Aceh. Aparat TNI merampas dan merusak alat kerja jurnalis saat peliputan situasi pascabencana di Aceh Utara. (Foto: Ist)
Pers Dibungkam dan Alat Kerja Dirampas, Jurnalis Aceh Kembali Jadi Korban Kekerasan TNI Pascabencana

Tema tersebut bukanlah sekedar seremonial melainkan sebuah seruan moral agar negara hadir bagi setiap jiwa yang berjuang menjaga kehidupan makhlukNya.
Namun sayang, gema itu terdengar sumbang di tanah Aceh yang memiliki sejarah panjang tentang pengabdian dan keberanian.

- ADVERTISEMENT -

Tak terdengar lagi suara meriam dan bedil bergema, tak ada lagi asap membubung tinggi, menyelimuti medan pertempuran yang penuh dengan jeritan dan keberanian. Zaman telah berganti, hari ini tenaga kesehatan bertempur bukan dengan senjata, tetapi dengan stetoskop, jarum suntik, dan ketelitian.

Mereka menghadapi badai pandemi, keterbatasan fasilitas namun semangat pengabdian tetap berkobar, setegar perlawanan pahlawan Aceh yang tak kenal lelah.

Setiap detik mereka bekerja, setiap nyawa yang terselamatkan, adalah bukti bahwa perjuangan sejati tak selalu dikenang dalam sejarah, tapi tetap menorehkan kemuliaan. Mereka adalah pahlawan modern, yang menjaga generasi sehat demi masa depan hebat bangsa, sambil menghadapi medan pertempuran administratif dan ketidakpastian yang berat.

Ketika Penjaga Kesehatan Harus Bertahan Tanpa Kepastian

Pada tahun 2025 ini, tenaga kesehatan menghadapi fase yang penuh tantangan. Gelombang keluhan dari tenaga kesehatan kembali mencuat di berbagai daerah. Mereka menyoroti masalah keterlambatan dan ketidakjelasan pembayaran jasa medis yang menjadi hak mereka tidak sebanding dengan tanggungjawab yang mereka emban.

Keluhan ini menggambarkan keresahan mendalam di kalangan tenaga kesehatan yang merasa dedikasi mereka belum sepenuhnya dihargai oleh sistem.

Hari demi hari, mereka tetap bekerja di garda depan rumah sakit, menolong pasien, menahan lelah, dan menanggung risiko.

Namun, di balik dedikasi itu, ada beban berat yang tak terlihat — janji yang tertunda dan regulasi yang belum menegaskan hak serta ketidakjelasan kapan pengabdian mereka dihargai secara adil.

Fase ini bukan sekadar masa sulit; ia adalah ujian moral bagi sistem kesehatan, bagi pemerintah, dan bagi masyarakat yang memerlukan kepastian. Setiap tenaga kesehatan yang menahan diri menunggu haknya, menunjukkan kesabaran luar biasa, sekaligus mengingatkan kita bahwa tanpa mereka, upaya mencetak generasi sehat dan masa depan hebat hanya akan menjadi slogan kosong.

Satu hari menjelang hari Kesehatan Nasional peristiwa ini kembali terjadi.

Dua Rumah Sakit milik Pemerintah Aceh yaitu Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) dan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Aceh mempertanyakan jasa medis yang diperoleh dari BPJS sudah 11 bulan belum dapat dibayarkan akibat regulasi Peraturan Gubernur Aceh Nomor 15 Tahun 2024 tentang Pemberian Tambahan Penghasilan bagi Aparatur Sipil Negara, kemudian dilanjutkan pada bulan Maret 2024 dengan Keputusan Gubernur Aceh Nomor 800.1.5/715/2024 tentang Penetapan Basic dan Besaran Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil.

Regulasi ini mengharuskan rumah sakit memilih antara Jasa Medis atau Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP). Memilih antara Jasa Medis atau Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) merupakan langkah pemerintah yang tidak bijak, mengingat sumber pendapatan Jasa Medis bersumber dari pendapat pembayaran dari BPJS dan Asuransi Kesehatan lainnya yang diatur dalam UU Kesehatan No.17 tahun 2023 dan Permenkes No. 28 tahun 2014.

Sementara Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) diberikan sebagai tambahan penghasilan pegawai karena status pegawai negeri sipil (PNS) sebagaimana diatur juga untuk PNS yang berada di dinas lainnya.

Pengesahan aturan ini yang terkesan tergesa-gesa tanpa memandang beban kerja para dokter spesialis, dokter umum, perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya yang bekerja dan dinamika antar rumah sakit yang berbeda.

Hal ini membuat tenaga kesehatan terjebak akibat dilema administratif yang membuat mereka tersudut antara pengabdian dan keberlangsungan hidup.

Keadilan yang Tertunda Adalah Luka yang Menganga

Pemerintah Aceh memiliki jawaban atas kondisi tersebut bahwa semua sedang dalam proses penyesuaian regulasi.

Tetapi di lapangan, penundaan itu berarti tagihan listrik yang belum terbayar, biaya sekolah anak yang tertunda dan dapur yang semakin sepi.

Keadilan yang tertunda adalah luka yang menganga, dan luka itu kini terasa di setiap ruang jaga dan koridor rumah sakit.

Sungguh ironis, ketika bangsa menyerukan “Generasi Sehat, Masa Depan Hebat”, tetapi para tenaga kesehatan di Aceh — yang menjadi garda terdepan dari generasi itu — harus mempertanyakan apakah sistem masih berpihak pada mereka.

Bagaimana mungkin kita berbicara tentang masa depan yang hebat jika mereka yang menjaga kesehatan kini berjuang untuk bertahan hidup?

Menyapa Nurani dan Rasa Kemanusiaan

Sebuah Layanan publik pada hakikat berpijak pada banyak hal, salah satunya adalah kesejahteraan tenaga kesehatan bukanlah hadiah, melainkan kewajiban moral dan konstitusional.

Sistem yang menunda hak pekerja kemanusiaan adalah sistem yang kehilangan rasa. Karena ketika mereka bekerja tanpa kepastian, pelayanan kesehatan pun kehilangan jiwanya.

Jangan biarkan para dokter, perawat, dan bidan di Aceh menjadi relawan abadi di negeri sendiri. Jangan biarkan semangat mereka yang lahir dari sumpah profesi layu di hadapan birokrasi yang kaku.

Harapan yang Masih Mungkin Diselamatkan

Namun belum terlambat untuk memperbaiki segalanya. Regulasi bisa direvisi, anggaran bisa disusun ulang, dan komitmen bisa ditegaskan kembali.

Yang dibutuhkan hanyalah kemauan politik dan empati kemanusiaan.

Kita semua tahu: tenaga kesehatan bukan sekadar pekerja. Mereka adalah penjaga kesehatan — orang-orang yang berdiri di garis depan ketika yang lain memilih mundur.

Di RSIA setiap hari adalah pertemuan antara harapan dan perjuangan. Para tenaga kesehatan menjadi saksi lahirnya kehidupan baru, namun juga menghadapi detik-detik genting antara hidup dan maut.

Di balik senyum mereka saat menyambut tangisan pertama bayi, tersimpan kelelahan yang sering tak terucap. Mereka bekerja dengan hati—menenangkan ibu yang cemas, menjaga bayi yang rapuh, dan memastikan setiap napas kecil tetap bertahan.

Di tempat ini, kasih sayang menjadi bagian dari terapi, dan pengabdian menjadi napas dari setiap langkah.

Di rumah sakit jiwa, tenaga kesehatan bekerja bukan hanya dengan ilmu, tetapi juga dengan hati. Setiap hari mereka berhadapan dengan pasien yang sering kali tidak bisa mengungkapkan rasa sakitnya dengan kata-kata.

Di balik senyum dan kesabaran mereka, ada kelelahan yang jarang terlihat, ada perjuangan untuk tetap empati meski batin sendiri kadang ikut lelah.

Mereka tidak sekadar merawat tubuh, tetapi juga berusaha menyembuhkan jiwa—tugas yang sunyi, namun penuh makna.

Jika hari ini Pemerintah Aceh berani menegakkan keadilan bagi mereka—para tenaga kesehatan yang telah mengabdikan hidupnya di antara lelah, air mata, dan doa—maka esok kita benar-benar bisa berbicara tentang Generasi Sehat dan Masa Depan Hebat.

Sebab keadilan bagi mereka bukan sekadar soal hak, tetapi juga bentuk penghargaan atas ketulusan yang tak pernah berhenti menjaga kehidupan.

Karena tidak akan pernah lahir generasi yang sehat dan kuat, jika hati mereka yang menyehatkan bangsa terus dibiarkan terluka, menanggung sepi dalam pengabdian yang seharusnya disinari oleh keadilan.

*Penulis adalah Dokter Spesialis Jiwa RSJ Aceh
TAGGED:ASN Kesehatan AcehBirokrasi Kaku Acehdr Suzanna Octiva SpKJ RSJ AcehHari Kesehatan Nasional 2025HKN Generasi Sehat Masa Depan HebatIsu Jasa Medis Nakes AcehKeadilan Tenaga MedisPengabdian Tenaga KesehatanPeraturan Gubernur Aceh Nomor 15 Tahun 2024RSIA AcehRSJ AcehSlogan Kosong HKNTPP vs Jasa Medis AcehUU Kesehatan No 17 Tahun 2023www.infoaceh.net
Previous Article Pengurus Besar Akuatik Indonesia (PB Akuatik) telah resmi menggelar Indonesia Open Aquatic Championships (IOAC) 2025 di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat. IOAC 2025 Resmi Dibuka di GBK, PB Akuatik Saring 1.600 Atlet untuk SEA Games Thailand
Next Article Tekad Persiraja Balas Kekalahan dari Adhyaksa FC

Populer

Siapa Andini Permata Videonya Berdurasi 2 Menit 31 Detik Bareng Adiknya Viral di Medsos
Umum
Siapa Andini Permata? Sosok Fiktif di Balik Video 2 Menit 31 Detik yang Jadi Umpan Penipuan Digital
Jumat, 11 Juli 2025
Danrem 011/Lilawangsa, Kolonel Inf Ali Imran. (Foto: Ist)
Umum
Kontroversi Ali Imran: Putra Aceh yang Bangkitkan Kembali Militerisme Pascakonflik
Sabtu, 27 Desember 2025
Opini
Menjaga Damai di Tengah Bencana, Menahan Diri dari Segala Provokasi
Sabtu, 27 Desember 2025
Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem bersama kedua istrinya, Marlina Usman atau Kak Ana (Ketua TP PKK Aceh) dan Salmawati SE atau Bunda Salma (Anggota Komisi III DPRA). (Foto: Ist)
Aceh
Dua First Lady Aceh: Antara Kak Ana dan Bunda Salma, Siapa Paling Berpengaruh?
Kamis, 3 Juli 2025
Pertamina Patra Niaga Sumbagut mengapresiasi langkah Hiswana Migas yang menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi masyarakat terdampak bencana di Aceh melalui Pemkab Aceh Tamiang. (Foto: Ist)
Ekonomi
Pertamina Patra Niaga Sumbagut Apresiasi Bantuan Hiswana Migas ke Aceh Tamiang
Jumat, 26 Desember 2025

Paling Dikomentari

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad saat melepas pelari bercelana pendek di event olahraga FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Olahraga

Tanpa Peduli Melanggar Syariat, Wagub Fadhlullah Lepas Pelari Bercelana Pendek di FKIJK Aceh Run

Sabtu, 11 Oktober 2025
Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil
Aceh

Komisi III DPR RI Minta Polisi Tangkap Gubsu Bobby Terkait Razia Mobil Plat Aceh

Minggu, 28 September 2025
UMKM binaan BRI sukses ekspansi pasar Internasional
Ekonomi

Negara Diam, UMKM Digasak Shopee-Tokopedia-TikTok

Jumat, 25 Juli 2025
Anggun Rena Aulia
Kesehatan & Gaya Hidup

Serba Cepat, Serba Candu: Dunia Baru Gen Z di Media Sosial

Minggu, 19 Oktober 2025
Fenomena penggunaan jasa joki akademik di kalangan dosen untuk meraih gelar profesor mulai menjadi sorotan di Aceh. (Foto: Ilustrasi)
Pendidikan

Fenomena Joki Profesor di Aceh: Ancaman Serius bagi Marwah Akademik

Jumat, 12 September 2025
FacebookLike
XFollow
PinterestPin
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
WhatsAppFollow
ThreadsFollow
BlueskyFollow
RSS FeedFollow
IKLAN HARI PAHLAWAN PEMKO
IKLAN PEMKO SABANG SUMPAH PEMUDA
IKLAN BANK ACEH HARI SANTRI
IKLAN DJP OKTOBER 2025

Berita Lainnya

Insiden bentrokan antara aparat TNI dan warga sipil terjadi di kota Lhokseumawe dan Aceh Utara karena pengibaran bendera Bulan Bintang, Kamis (25/12). (Foto: Ist)
Aceh

Bendera Bulan Bintang Picu Bentrokan, Warga Bawa Bantuan Banjir Terluka Dipukul TNI dengan Popor Senjata

Jumat, 26 Desember 2025
Danrem 011/Lilawangsa Kolonel Inf Ali Imran turun langsung memimpin pasukan TNI bersenjata untuk membubarkan aksi massa yang membawa dan mengibarkan bendera Bulan Bintang di Simpang Kandang, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, Kamis (25/12). (Foto: Ist)
Umum

Kolonel Ali Imran vs Bendera GAM: Jejak Kopassus Putra Aceh yang Bubarkan Massa Pengibar Bulan Bintang

Kamis, 25 Desember 2025
Detasemen Gegana Satuan Brimob Polda Aceh melaksanakan kegiatan sterilisasi di sejumlah gereja yang berada di Banda Aceh, Kamis (25/12).
Umum

Jamin Ibadah Natal Aman, Detasemen Gegana Brimob Aceh Sterilkan Gereja

Kamis, 25 Desember 2025
Da'i kondang asal Riau, Ustaz Abdul Somad (UAS) tiba di Aceh melalui Bandara SIM Blang Bintang, Aceh Besar, Kamis (25/12). (Foto: Ist)
Syariah

UAS Isi Tausiah Peringatan 21 Tahun Tsunami Aceh di Masjid Raya Baiturrahman ‎

Kamis, 25 Desember 2025
Puluhan aparat TNI bersenjata lengkap membubarkan aksi sekelompok massa membawa bendera bulan bintang di Simpang Kandang, Gampong Meunasah Mee, Kecamatan Muara Dua, Lhokseumawe, Kamis (25/12/2025).
Aceh

Dipimpin Danrem, TNI Bersenjata Bubarkan Massa Bawa Bendera GAM di Lhokseumawe

Kamis, 25 Desember 2025
Seorang oknum dosen UTU Meulaboh, Aceh Barat dilaporkan ke polisi oleh mantan istrinya, Sausan, atas dugaan melarikan anak hasil perkawinan mereka. (Foto: Ist)
Umum

Larikan Anak dari Ibunya, Oknum Dosen UTU Meulaboh dan Istri Mudanya Dipolisikan

Rabu, 24 Desember 2025
Permukiman warga di Kabupaten Pidie Jaya (Pijay), kembali diterjang banjir akibat sungai meluap pada Rabu sore (24/12/2025). (Foto: Ist)
Aceh

Sungai Meluap, 20 Desa di Pidie Jaya Kembali Diterjang Banjir

Rabu, 24 Desember 2025
Negara berhasil merebut kembali ratusan ribu hektare kawasan hutan yang selama ini dikuasai swasta dan menyelamatkan Rp6,6 triliun kerugian keuangan negara. (Foto: Ist)
Nasional

Hutan yang Dikuasai Swasta Direbut Kembali, Kerugian Negara Rp6,6 Triliun Diselamatkan

Rabu, 24 Desember 2025
TAMPILKAN LAINNYA
INFOACEH.netINFOACEH.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
Developed by PT. Harian Aceh Indonesia
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Logo Info Aceh
Selamat datang di Website INFOACEH.net
Username atau Email Address
Password

Lupa password?