Banda Aceh, Infoaceh.net —
Wali Agama Aceh yang juga pendiri Majelis Pengkajian Tauhid Tasawwuf Indonesia (MPTT-I), Abuya Syekh H Amran Wali Al-Khalidi, kembali menegaskan urgensi pemahaman tauhid tasawuf bagi umat Islam.
Hal ini disampaikan dalam tausiah di Dayah Raudhatul Hikmah Al Waliyah Amraniyah, Pango Raya, Banda Aceh, Senin (24/11/2025).
Dalam penyampaiannya, Abuya menjelaskan bahwa tauhid tasawuf merupakan inti dari ajaran ihsan, yaitu rukun agama yang ketiga, yang menuntut seorang hamba memahami hakikat dan makrifat.
Tanpa pemahaman itu, kata Abuya, ibadah seseorang tidak akan mencapai kesempurnaan.
Penjelasan Para Ulama Tasawuf
Abuya merujuk pada pandangan para ulama besar seperti Abdul Karim Al-Jilli dalam kitab Insan Kamil, yang mengembalikan dhamir hua kepada Muhammad/insan untuk menjelaskan hakikat Muhammad.
Dalam konteks hakikat, katanya, ulama sufi memandang seluruh makhluk sebagai tajalli kekuasaan Allah, namun tetap sebagai makhluk dari sisi kenyataan (ta’iyyan).
Ia juga mengutip pandangan Syamsuddin Sumatrani dalam kitab Jawahir Hakaek, yang menegaskan bahwa pada hakikat manusia adalah tajalli Allah, namun tetap hamba pada kenyataan, dan hal ini berlaku bagi semua makhluk.
“Jika seseorang tidak memahami hakikat dan makrifat, maka ibadahnya tidak akan sempurna, baik dalam aspek lahir maupun batin. Orang yang demikian akan mudah terikat pada kecintaan dunia, yang menjadi sumber berbagai kesalahan,” ujar Abuya sebagaimana disampaikan oleh Abu Syukri Daud Pango.
Peringatan tentang Cinta Dunia
Mengutip hadits Rasulullah SAW yang berbunyi ‘Mencintai dunia adalah sumber segala kesalahan, baik lahir maupun batin’, Abuya menjelaskan bahwa kecintaan dunia membuat seseorang sulit ikhlas dalam ibadah dan bermuamalah.
Karena itu, menurutnya, setiap muslim wajib mempelajari dan memahami tasawuf dengan benar sebagaimana dikembangkan oleh MPTT-I, agar keseluruhan aspek kehidupan menjadi lebih selaras dengan syariat.
Seruan kepada Teungku dan Masyarakat Aceh
Dalam kesempatan ini, Abuya Syekh Amran Wali menyeru para ulama, teungku dan seluruh masyarakat Aceh untuk bersama-sama memperbaiki dan memperjuangkan kemurnian ajaran Islam.
Beliau mengutip firman Allah:
“Sesungguhnya agama di sisi Allah adalah Islam.”
Abuya juga mengingatkan agar umat tidak mengikuti langkah-langkah setan, karena setan merupakan musuh nyata bagi manusia.
“Masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhan, jangan hanya memahami akidah dan hukum syara’. Islam harus dipahami sebagai satu kesatuan utuh,” pesannya.
Tausiah ini juga memuat penyampaian dari Abu Syukri Daud Pango yang menguatkan kembali pentingnya memahami tasawuf dan ilmu kasyf sebagai bagian dari kesempurnaan beragama.
Di akhir tausiah yang bertajuk Tauhid Irfani, Abuya Syekh Amran menutup dengan doa dan harapan agar umat selalu diberikan petunjuk menuju jalan yang paling lurus.



