Banda Aceh, Infoaceh.net — Intensitas hujan tinggi yang mengguyur wilayah Aceh pada akhir November 2025 menyebabkan banjir, tanah longsor dan pohon tumbang di sejumlah titik jalur transportasi utama.
Menyikapi kondisi tersebut, Kodam Iskandar Muda (IM) melalui satuan jajarannya di Aceh Selatan dan Nagan Raya bergerak cepat membantu masyarakat, mengevakuasi material longsor, dan memulihkan akses jalan pada Senin–Selasa, 24–25 November 2025.
Di Kabupaten Aceh Selatan, longsor terjadi di ruas jalan nasional Tapaktuan–Blang Pidie, tepatnya di Desa Mutiara, Kecamatan Sawang. Hujan deras pada Senin malam (24/11) memicu guguran material tanah dan batang pohon besar yang menutup seluruh badan jalan, membuat arus lalu lintas lumpuh total.
Beberapa jaringan listrik juga rusak sehingga terjadi pemadaman di sejumlah wilayah.
Kodim 0107/Aceh Selatan segera menurunkan personel ke lokasi. Anggota Koramil 04/Sawang bersama TNI, Polri, BPBD, PLN, pemerintah kecamatan, dan warga melakukan pembersihan material secara gotong royong dengan peralatan manual dan mesin pemotong kayu.
Pasi Intel Kodim 0107/Aceh Selatan Lettu Inf M. Saleh Surbakti memimpin langsung penanganan lapangan. Sedangkan Bati Tuud Koramil 04/Sawang, Pelda Safaruddin, menyebut longsor sempat melumpuhkan akses transportasi dan merusak kabel listrik.
Setelah bekerja lebih dari dua jam, tim gabungan berhasil membuka kembali akses jalan, sementara PLN terus memperbaiki jaringan hingga kondisi dinyatakan aman.
Dandim 0107/Aceh Selatan Letkol Inf Andrino D.N Lubis mengapresiasi cepatnya kerja kolaboratif seluruh pihak. “Sinergi TNI, Polri, BPBD, PLN, pemerintah daerah, dan masyarakat sangat luar biasa. Semangat gotong royong menjadi kunci,” ujarnya.
Bencana serupa terjadi di Desa Blang Meurandeh, Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang, Kabupaten Nagan Raya, yang merupakan jalur penghubung strategis Takengon–Nagan Raya. Material longsor dan pohon tumbang menutup badan jalan sehingga mengganggu mobilitas warga.
Anggota Posramil Beutong Ateuh Banggalang, Kodim 0116/Nagan Raya, yang dipimpin Serda Andrian Syahputra, bersama warga melakukan pembersihan secara gotong royong. Danposramil Pelda Toni Subiantoro menegaskan bahwa membantu masyarakat dalam situasi bencana adalah bagian dari tugas pokok prajurit.
“TNI hadir bukan hanya sebagai kekuatan pertahanan, tetapi juga bagian dari masyarakat. Dalam setiap musibah, prajurit wajib membantu dengan penuh keikhlasan,” ujarnya.
Setelah kerja bakti, akses jalan kembali dibuka dan aktivitas warga dapat berjalan normal.
Menanggapi kejadian bencana di dua kabupaten tersebut, Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Joko Hadi Susilo memberi apresiasi kepada seluruh personel yang bergerak cepat.
“Ini wujud nyata kemanunggalan TNI dan rakyat. Saat bencana melanda, kehadiran prajurit harus memberi rasa aman dan harapan bagi masyarakat,” tegasnya, Selasa (25/11).
Ia menekankan pentingnya sinergi lintas instansi—Polri, pemerintah daerah, BPBA, Basarnas, hingga masyarakat—dalam percepatan penanganan bencana.
PRCPB Disiagakan 24 Jam
Sebagai langkah antisipasi menghadapi cuaca ekstrem, Kodam IM telah menyiagakan Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (PRCPB) yang siap bergerak 24 jam di seluruh Aceh.
“PRCPB dipersiapkan untuk bergerak cepat, tepat, dan terkoordinasi. Penanggulangan bencana adalah amanat undang-undang, dan TNI memastikan kesiapan pasukan demi keselamatan warga,” ujar Pangdam.
Ia berharap nilai gotong royong yang ditunjukkan prajurit dan masyarakat di Aceh Selatan serta Nagan Raya dapat menjadi contoh bagi daerah lain.
“Semakin kuat hubungan TNI dan rakyat, semakin kokoh ketahanan wilayah kita,” tutupnya.



