Banda Aceh, Infoaceh.net — Bencana banjir dan longsor yang melanda Aceh terus meluas dan menimbulkan banyak korban jiwa. Hingga Kamis malam (27/11), total 32 orang dilaporkan meninggal dunia dan 16 orang masih hilang di sejumlah kabupaten/kota.
Korban meninggal tersebar di beberapa daerah, yakni di Kabupaten Aceh Tengah: 15 orang, Bener Meriah: 11 orang, Aceh Utara: 4 orang dan Aceh Tenggara: 2 orang
Di sisi lain, dua kabupaten yaitu Aceh Tengah dan Bener Meriah dilaporkan terisolir total karena seluruh akses jalan tertutup longsor.
Kepala Dinas Kominfo Bener Meriah, Ilham Abdi, menyampaikan data sementara korban meninggal di wilayahnya telah mencapai 11 orang, dan 13 warga lainnya masih hilang.
“Data ini masih sementara yang kita peroleh dari tim di lapangan,” ujar Ilham pada Kamis malam.
Ia mengatakan, kerusakan infrastruktur di Bener Meriah sangat parah, ribuan warga mengungsi, dan logistik mulai menipis karena akses ke daerah tersebut putus total akibat longsor.
Bupati Aceh Tengah Haili Yoga mengungkapkan wilayahnya kini “betul-betul terkepung” selepas lebih dari enam titik jalan utama tertimbun longsor.
Akses yang tidak bisa dilalui meliputi: Merie Satu Satu – Jamur Ujung (arah Bener Meriah), Gunung Salak – Aceh Utara, Takengon – Blangkejeren (Gayo Lues) via Isak, Nagaraya, Payekolak, Beutong, Genting (Nagan Raya), Rusep – Pame (Arah Pidie)
“Semua akses ini tidak bisa dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat,” kata Haili Yoga.
Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem) resmi menetapkan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi selama 14 hari, mulai 28 November hingga 11 Desember 2025.
Mualem berharap status ini dapat mempercepat mobilisasi bantuan, evakuasi, dan dukungan lintas lembaga.
BPBA melaporkan bencana banjir dan longsor telah terjadi di 16 kabupaten/kota:
Pidie, Aceh Besar, Pidie Jaya, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Aceh Barat, Subulussalam, Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Timur, Langsa, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Singkil, Aceh Utara, dan Aceh Selatan.
Total dampak sejauh ini: 3.817 KK / 119.988 jiwa terdampak. Sebanyak 6.998 KK / 20.759 jiwa mengungsi
Plt Kadis Sosial Aceh Chaidir menginstruksikan seluruh personel TAGANA untuk siaga penuh 24 jam menghadapi potensi banjir susulan.
“Pastikan masyarakat terdampak tertangani dengan cepat, terutama kebutuhan sandang dan pangan,” tegasnya.
PLN: 12 Tower 150 kV Terdampak
General Manager PLN UID Aceh, Eddi Saputra, menyebutkan banjir dan angin kencang menyebabkan kerusakan parah pada jaringan listrik, termasuk 12 tower transmisi 150 kV, sembilan di antaranya roboh. PLN saat ini membangun 5 tower darurat untuk percepatan pemulihan.
Telkom Group: 14 STO di Aceh Terdampak
Dari sisi telekomunikasi, Telkom Group mempercepat pemulihan layanan setelah 14 STO di Aceh dan 9 STO di Sumut terdampak, disertai putusnya jaringan fiber optic akibat banjir bandang dan longsor.
Kondisi ini memicu blackout komunikasi di sejumlah wilayah.
Evakuasi oleh TNI dan Basarnas
Prajurit TNI dari Koramil 19/Sawang dan Yon Arhanud 5/CSBY mengevakuasi 100 KK dari Desa Meunasah Pulo, 4 KK dari Desa Punteut,
menggunakan perahu karet menuju tempat pengungsian di masjid dan mushala setempat.
Selain itu, Tim Basarnas bersama unsur SAR lainnya mengevakuasi 140 warga di beberapa daerah, termasuk: 90 warga di Meunasah Tuha, Pidie Jaya, 50 warga di Cureh, Kota Juang, Bireuen
Ketinggian banjir yang terus meningkat menjadi alasan evakuasi massal tersebut.



