Sabang, Infoaceh.net — Kelangkaan Gas Elpiji (LPG/Liquefied Petroleum Gas) akibat terbatasnya pasokan dari Pertamina kepada agen pascabencana banjir Aceh, kini kian mengganggu distribusi hingga ke tingkat pelanggan.
Kondisi ini telah berlangsung hampir dua pekan sejak terputusnya akses jalan Banda Aceh–Medan, jalur utama distribusi logistik.
Namun, pernyataan Agen Resmi LPG Pertamina, PT Gas Aneuk Meugah Sabang, Munazar Ismail alias Cicik, justru terasa kian menyayat di tengah penderitaan masyarakat.
Di saat warga terpaksa kembali beralih menggunakan kayu bakar untuk memasak, agen justru secara terbuka mengakui ketidakmampuannya untuk bersikap adil dalam pendistribusian elpiji.
“Kalau seperti suasana begini mau adil, sudah pasti tidak mungkin. Karena barang sedikit harus dibagi merata, bacut sapo (sedikit seorang—red),” ujar Munazar Ismail alias Cicik dalam pesan WhatsApp, Sabtu (13/12).
Munazar, yang diketahui memiliki dua keagenan yakni PT Gas Aneuk Meugah Sabang untuk tabung 3 Kg serta PT Ratu Mulia Jaya untuk tabung 12 Kg, juga mengakui terjadinya lonjakan permintaan karena masyarakat tidak memiliki alternatif lain.
“Yang pakai 3 kg tidak dapat merata, ya cari 12 kg atau 5,5 kg. Akhirnya ketiga jenis tabung itu sama-sama tidak mencukupi,” katanya.
Menurut Cicik, pascabencana banjir, pasokan elpiji ke Kota Sabang mengalami penurunan signifikan. Ia mengklaim kekurangan pasokan tersebut mencapai sekitar 40 persen dari kondisi normal, yang secara otomatis berdampak langsung terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat.
“Dalam kondisi force majeure Aceh skala nasional seperti saat ini, barang yang kami terima juga dibagi rata oleh Pertamina dan sangat terbatas. Termasuk LPG 12 Kg dan 5,5 Kg yang dibatasi oleh tonase kapal motor,” jelasnya.
Namun demikian, Cicik belum memberikan penjelasan tegas terkait makna “ketidakadilan” yang ia maksud. Apakah ketidakmerataan itu terjadi karena jumlah pasokan ke pangkalan yang berbeda-beda, atau justru hanya pangkalan tertentu yang memperoleh pasokan lebih banyak.
Hal ini semakin memicu kecurigaan publik, seiring beredarnya rumor bahwa agen diduga menyimpan stok elpiji 12 Kg dan 5,5 Kg di sebuah gudang di kawasan Aneuk Laot, yang disebut-sebut hanya didistribusikan kepada kelompok tertentu.
Jika dugaan tersebut terbukti benar, sudah sepantasnya Pertamina segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja dan integritas keagenannya.



