– PLN Kembali Klaim Ada Gangguan Sistem
BANDA ACEH, Infoaceh.net — Pemadaman listrik di Aceh kian memicu kemarahan publik. Hingga hari ke-19 pascabencana banjir bandang dan longsor sejak 26 November 2025, pasokan listrik belum juga pulih sepenuhnya.
Bahkan, pada Senin (15/12/2025) sore, listrik kembali padam yang menyebabkan sebagian besar wilayah Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar gelap gulita.
PT PLN (Persero) UP3 Banda Aceh menyebut pemadaman terbaru terjadi akibat gangguan pada sistem pembangkitan.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Nagan Raya dan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Arun dilaporkan lepas dari sistem pada pukul 17.00 WIB.
“Pada pukul 17.00 WIB, Pembangkit Listrik Nagan dan Arun mengalami kondisi lepas dari sistem sehingga mengakibatkan pemadaman listrik di sebagian wilayah Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar,” demikian pernyataan resmi di akun Instagram PLN UP3 Banda Aceh.
PLN kembali menyampaikan permohonan maaf kepada pelanggan atas gangguan yang terjadi, seraya menyatakan tim teknis sedang melakukan percepatan pemulihan sistem kelistrikan secara bertahap.
“Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Tim PLN saat ini sedang melakukan upaya percepatan penanganan agar pasokan listrik dapat segera normal kembali,” lanjut pernyataan tersebut.
Namun, hingga kini penyebab pasti gangguan masih belum jelas.
PLN UP3 Banda Aceh mengakui bahwa gangguan teknis tersebut masih dalam proses penelusuran faktor penyebab PLTMG Arun dan PLTU Nagan Raya pada Senin sore tidak bisa menyalurkan daya pembangkit melalui transmisi sampai ke Banda Aceh.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia melaporkan kondisi kelistrikan Aceh kepada Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Kabinet di Istana Negara, Jakarta, Senin sore (15/12).
Bahlil mengungkapkan pasokan listrik ke Banda Aceh saat ini baru mencapai rata-rata 60 megawatt (MW) dari total kebutuhan sekitar 110 MW. Artinya, masih terdapat kekurangan daya sekitar 50 MW yang sebagian ditutupi dengan penggunaan genset.
“Untuk Banda Aceh total kapasitas itu sekitar 110 MW. Alhamdulillah, tadi malam sudah rata-rata 60 MW untuk kebutuhan Banda Aceh sudah tersaluri. Sebagian kita pakai genset,” ujar Bahlil, sebagaimana disiarkan langsung melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Menurut Bahlil, pemulihan penuh kelistrikan masih bergantung pada penyelesaian jaringan gardu induk yang hingga kini baru terpasang sekitar 80 – 90 persen. Ia menargetkan pekerjaan tersebut rampung dalam beberapa hari ke depan.
“Untuk jaringan gardu induknya itu sudah sekitar 80–90 persen terpasang. Tapi mungkin sekitar minggu-minggu ini, paling lambat Rabu atau Kamis baru bisa jadi semua,” jelasnya.
Jika seluruh jaringan gardu induk selesai, aliran listrik dari sistem Arun–Bireuen dipastikan dapat kembali masuk secara normal. Hal ini juga akan menghubungkan kembali transmisi jalur Sumatera dengan sistem kelistrikan Aceh.
“Kalau ini jadi, maka aliran listrik dari Arun-Bireuen itu baru bisa masuk secara normal dan transmisi untuk jalur Sumatera itu sudah bisa konek,” imbuh Bahlil.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa penyalaan listrik ke seluruh desa terdampak belum dapat dilakukan secara menyeluruh. Kerusakan infrastruktur yang masih parah menjadi kendala utama.
“Andaikan pun ini konek, kami laporkan bahwa belum bisa teraliri semua kepada desa-desa, karena sebagian infrastrukturnya masih parah,” kata Bahlil.
Ia menyebut banyak tiang listrik tegangan rendah yang roboh, akses jalan terputus, serta sejumlah wilayah masih tergenang banjir.
“Kalau kita paksakan untuk dialiri listrik, itu akan berdampak pada kecelakaan di masyarakat,” tegasnya.
Di tengah kondisi tersebut, masyarakat Aceh masih harus bersabar menghadapi pemadaman berulang, sementara janji pemulihan terus bergeser dari hari ke hari.



