BANDA ACEH — Pengamat Kebijakan Publik Aceh Dr Nasrul Zaman ST MKes menilai pembekuan pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Banda Aceh adalah bentuk arogansi yang diperlihatkan oleh PMI Aceh.
Menurutnya, disebut arogan dikarenakan sebagai organisasi nirlaba yang dibentuk oleh relawan KSR dan PMR pada tingkat kabupaten/kota, harusnya semua bentuk hukuman dari jaringan yang lebih tinggi harus melalui langkah langkah-langkah pembinaan dan pendampingan lebih, bukan langsung main bekukan saja.
“PMI itu pada setiap levelnya memiliki organ Dewan Kehormatan yang berfungsi untuk menegakkan statuta dan AD/ART PMI pada setiap level sehingga PMI tingkat lebih tinggi sudah seharusnya meminta pendapat bahkan persetujuan Dewan Kehormatan sebelum ada putusan apapun,” tegas Nasrul Zaman dalam keterangannya, Kamis (30/6).
Kemudian juga perlu diingat, lanjutnya, kepengurusan PMI kabupaten/kota adalah hasil pilihan para relawan bukan dibentuk dan ditunjuk oleh PMI provinsi.
Jadi sangat tidak wajar jika keputusan pembekuan atau apapun yang tidak melibatkan pemberi mandat yaitu para relawan.
“Arogansi ini harus dihentikan, PMI Aceh jangan menunjukkan semangat seolah-olah sudah “sangat benar” padahal ada puluhan PMI kabupaten/kota lain yang butuh ‘perhatian mereka’,” sebutnya.
Ditambahkannya, ketidakpantasan pembekuan ini juga berdasarkan hasil audit PMI Pusat yang menyatakan tidak ada yang salah atas prosedur pengiriman darah ke Tangerang beberapa waktu lalu, serta polisi juga belum ada menyatakan apapun atas hasil penyelidikannya.
“Kita bisa menduga PMI Aceh lah sebenarnya yang menjadi biang atas kekisruhan di PMI kota Banda Aceh selama ini dengan tujuan akhir adalah memcabut mandat pengurus PMI Banda Aceh yang baru 6 bulan berjalan,” ungkapnya.
“Sebagai pendonor rutin di PMI, kita berharap PMI Pusat segera turun ke Banda Aceh untuk bisa melihat dengan jernih tanpa emosional terhadap relasi PMI Aceh dengan PMI Banda Aceh sehingga “pembekuan dapat dibatalkan” dan dilakukan evaluasi yang mendalam pada PMI Aceh atas kinerja mereka selama ini,” pungkas Nasrul Zaman. (IA)