BANDA ACEH – Tim Pembela Jokowi (TPJ) Aceh menyesalkan pelaporan yang dilakukan oleh DPD Partai Gerindra Aceh ke Polda Aceh terkait dengan tersebarnya baliho dan poster yang memuat foto Presiden Joko Widodo bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto karena dianggap upaya penjegalan Prabowo sebagai Capres Tahun 2024 serta dianggap menimbulkan keresahan bagi kader Gerindra Aceh.
“Apa maksud kawan-kawan Gerindra Aceh membuat laporan ke Polda, dan kemudian mempublikasi secara besar-besaran di media massa, apa kalian anggap terlalu hina Pak Jokowi sehingga ketika ada foto beliau dengan pak Prabowo dalam suatu baliho dianggap sebagai upaya penjegalan dan menimbulkan keresahan bagi kader Gerindra,” ujar Koordinator Tim Pembela Jokowi (TPJ) Aceh, Imran Mahfudi, Jum’at (23/9/2022).
Menurutnya, tindakan pelaporan ke Polda Aceh tersebut sangat menyinggung perasaan pihaknya selaku pendukung Jokowi di Aceh, yang seolah-olah Jokowi begitu jelek, sehingga kalau ada foto bersama Jokowi dianggap sebagai bentuk penjegalan dan menimbulkan keresahan.
Padahal posisi Prabowo saat ini adalah salah satu pembantu Jokowi yang dipercaya sebagai Menteri Pertahanan.
“Terlepas siapa yang buat baliho yang banyak beredar tersebut, tapi yang jadi pertanyaan salahnya dimana baliho tersebut, apakah ada kalimat yang menjelek-jelekkan Prabowo, sehingga DPD Gerindra Aceh merasa resah, atau Gerindra keberatan dengan kalimat di baliho tersebut yang menuliskan pengakuan Prabowo atas kepemimpinan dan kenegarawanan Jokowi.
“Bukankah kalimat tersebut memang benar diucapkan oleh Pak Prabowo,” ujarnya.
Lebih lanjut disampaikan, kalau menurut DPD Gerindra Aceh, kebersamaan Jokowi dengan Prabowo menimbulkan keresahan serta mempengaruhi elektabilitas partai Gerindra di Aceh, maka seharusnya Gerindra Aceh mengusulkan kepada Prabowo untuk mundur saja dari Menteri Pertahanan.
Sebelumnya, Partai Gerindra Aceh mengadukan pemasangan poster ketua umum partai Prabowo Subianto bersama Presiden Joko Widodo ke Polda Aceh. Pemasangan poster itu dinilai meresahkan dan dapat menganggu demokrasi yang sedang bangun.