Banda Aceh — Sabar merupakan sifat yang harus dimiliki oleh setiap manusia, apalagi bagi seorang muslim. Karena sabar adalah kunci segala keberhasilan baik di dunia maupun di akhirat, baik di dalam pekerjaan maupun rumah tangga.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Aceh Ustadz H Dr Abizal Muhammad Yati Lc MA saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariah Islam (KWPSI) di Warkop Sekber Jurnalis Community, Banda Aceh, Rabu malam (28/9/2022). Adapun tema kajian yakni “Urgensi Sabar dalam Kehidupan”.
Ustadz Abizal menyampaikan, ada ungkapan dalam bahasa arab “man shabara zhafira” siapa yang sabar akan beruntung. Jika seorang ingin sukses dan beruntung, maka sabar ini adalah sifat terbaik yang harus dimiliki oleh seorang muslim.
Dalam Al-Quran, Surat Ali Imran ayat 200, Allah berfirman yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu, kuatkanlah kesabaranmu tetaplah bersiap siaga di perbatasan (negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung”.
Dalam surat lainnya, Al-Baqarah pada ujung ayat 155 Allah berfirman: “Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar”.
“Ayat ini Allah sampaikan kepada orang-orang yang menerima ujian, baik diuji dengan kemewahan, rezeki, kemudian diuji dalam bentuk musibah, ketakutan, kelaparan, perang, bencana dan sebagainya. Lalu mereka menghadapinya dengan kesabaran,” katanya.
Ustadz Abizal menjelaskan, pengertian sabar adalah menahan diri dari rasa amarah, meluapkan emosi, kekecewaan, gerah dan sebagainya. Sabar itu letaknya ketika seseorang diuji ketika datang musibah, bukan setelah musibah atau masalah itu selesai.
Lalu Sabar itu sendiri terbagi dalam beberapa bentuk, seperti sabar dalam beribadah dan taat kepada Allah, sabar dalam bermuamalah, dan sabar dalam menghadapi kesulitan.
Ia juga menyebutkan, ada empat tingkatan orang yang sedang menghadapi musibah. Pertama, ketika diuji dia marah karena dia tidak menerima musibah itu, yang kedua, orang yang diuji dengan musibah dia bersabar, ketiga orang yang ridha terhadap musibah yang diterimanya. Keempat ketika diuji dengan musibah seseorang itu bersyukur.
“Ini salah satu yang dilakukan oleh Rasulullah, ketika beliau menerima sesuatu yang tidak beliau sukai, beliau bersyukur dan mengatakan, Alhamdulillah ‘ala kulli hal,” ungkapnya.
“Nah, kondisi hari ini bagaimana dengan diri pribadi kita dalam menghadapi suatu musibah, jika marah kita belum termasuk orang yang sabar,” tambahnya.
Ustadz Abizal melanjutkan, Allah akan membalas dengan pahala kepada orang-orang yang sabar tanpa batas. Oleh karenanya sabar itu tidak ada batasnya.
Walau ada yang mengatakan sabar itu cuma ada tiga kali, yang keempat lalu membalasnya. Namun itu tidak berlaku terhadap Allah, karena Allah segera memberi balasan buah dari kesabaran itu.
Untuk melatih diri menjadi pribadi sabar, salah satu caranya yakni dengan berpuasa dan menunggu waktu shalat.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam Surat Al-Baqarah Ayat 153 yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar”. (IA)