Bendera Bulan Bintang Belum Berkibar, Mualem Minta Masyarakat Aceh Terus Bersabar
Pada 2013 dan 2014, pengibaran bendera bulan bintang di sejumlah wilayah Aceh sempat memicu penertiban aparat keamanan.
Bahkan, ada sejumlah kasus penurunan bendera oleh pihak kepolisian dan TNI, yang memicu reaksi keras sebagian masyarakat dan mantan kombatan GAM.
Meski demikian, dalam beberapa kesempatan peringatan MoU Helsinki, bendera bulan bintang tetap dikibarkan secara simbolis oleh sebagian kalangan, meski tidak mendapat restu resmi dari pemerintah pusat.
Mualem menekankan agar masyarakat Aceh tidak terbawa emosi atau melakukan tindakan yang dapat memicu ketegangan baru. Ia meminta semua pihak menghormati proses politik dan hukum yang sedang berjalan terkait status bendera Aceh.
“Kita semua ingin yang terbaik untuk Aceh. Jangan terpancing hal-hal yang bisa merugikan perdamaian yang sudah kita jaga selama 20 tahun ini,” ujarnya.
Mualem menambahkan bahwa pengibaran bendera bulan bintang harus dilakukan pada momen yang tepat dan dengan persetujuan semua pihak, agar tidak menimbulkan gesekan baru antara Aceh dan pemerintah pusat.
Mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) menyampaikan dengan keyakinan bahwa suatu saat nanti bendera bulan bintang pasti akan berkibar secara resmi di seluruh Aceh.
Namun, ia menegaskan bahwa perjuangan kali ini harus dilakukan melalui jalur politik dan diplomasi, bukan lagi dengan senjata.
“Kita sudah sepakat damai, jalannya sekarang adalah politik. Jadi bersabar dan menunggu waktu yang tepat,” tegasnya.
Dengan peringatan dua dekade perdamaian yang akan digelar beberapa hari lagi, pesan Mualem menjadi penyejuk di tengah berbagai ekspektasi masyarakat Aceh.
Bagi sebagian kalangan, ini adalah pengingat bahwa perdamaian yang telah diraih harus dijaga, sementara cita-cita pengibaran bendera bulan bintang tetap menjadi bagian dari aspirasi politik Aceh di masa depan.