Warisan Abad 14, Seumeuleung Raja Tradisi Sakral yang Terus Hidup di Tanah Daya
Amanat ini menyuarakan nilai-nilai luhur seperti kejujuran, keberanian, penghormatan terhadap leluhur, dan pentingnya menjaga tanah pusaka.
Usai penyampaian amanat, dilaksanakan penyajian Bout Bu Ulee atau nasi besar sebagai simbol kemakmuran dan persatuan. Kemudian, prosesi dilanjutkan dengan ritual Seumeuleung, yaitu tradisi membasuh tangan raja oleh para dayang sebagai simbol penghormatan, kesetiaan, dan pengabdian rakyat kepada pemimpin adat.
Sinergi Masyarakat dan Aparat
Kapolres Aceh Jaya, AKBP Zulfa Renaldo, yang hadir langsung dalam prosesi tersebut, mengapresiasi jalannya kegiatan dan menyebut tradisi ini sebagai salah satu kekuatan sosial masyarakat Aceh Jaya.
“Tradisi Peumeunap dan Seumeuleung Raja bukan hanya warisan budaya, tetapi juga media pemersatu yang memperkuat ikatan sosial antarwarga dan antara masyarakat dengan aparat,” kata Kapolres.
“Kami dari jajaran kepolisian memberikan dukungan penuh, termasuk dalam hal pengamanan, agar seluruh prosesi berjalan tertib, aman, dan khidmat.”
Sajian Khas dan Ziarah Leluhur
Setelah upacara inti selesai, seluruh tamu dan peserta disuguhi kuliner khas daerah, seperti Bu Rame, Bu Leukat Takeh, dan Air Surbat, yang disiapkan secara gotong royong oleh masyarakat setempat.
Sajian ini bukan sekadar pelengkap acara, melainkan bagian dari filosofi kebersamaan dalam adat Aceh.
Acara kemudian ditutup dengan ziarah ke Makam Po Teumeureuhom, tokoh legendaris yang diyakini sebagai raja besar yang mempersatukan wilayah Daya dan memimpin perjuangan melawan penjajah sejak abad ke-14.
Makam ini menjadi pusat spiritual masyarakat Daya dan titik awal sejarah panjang kerajaan-kerajaan kecil yang berdiri di pesisir barat Aceh.
Tradisi yang Terus Dijaga
Ketua Panitia Pelaksana, Tgk. Jamaluddin, mengatakan bahwa persiapan tradisi ini dilakukan jauh hari sebelumnya, termasuk koordinasi intensif dengan unsur pemerintah, keamanan, dan tokoh adat.
Hal ini dilakukan agar kegiatan adat ini tetap terjaga orisinalitas dan kekhidmatannya.
“Kami ingin memastikan bahwa nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Peumeunap dan Seumeuleung tidak luntur oleh zaman. Ini bukan hanya seremoni, tapi bagian dari identitas dan jati diri masyarakat Aceh Jaya,” ujarnya.
- Aceh Jaya
- amanat raja
- bahasa Daya
- budaya Aceh Jaya
- budaya pesisir barat
- calang,
- identitas budaya Aceh
- Kapolres Aceh Jaya
- Komplek Makam Gle Jong
- kuliner khas Aceh Jaya
- Makam Po Teumeureuhom
- masyarakat Daya
- Peumeunap
- Raja Daya
- raja-raja Aceh
- ritual adat Aceh
- Sejarah Aceh
- sejarah Kerajaan Daya
- Seumeuleung Raja
- tradisi adat Aceh
- tradisi leluhur
- upacara adat Aceh
- utama
- www.infoaceh.net
- ziarah makam raja