Ini Lima Tantangan Syariat Islam di Aceh yang Harus Diselesaikan
Pemimpin dan aparatur pemerintah sering kali gagal menjadi teladan dalam akhlak, kejujuran, dan amanah. Ketika elite justru terlibat dalam korupsi atau penyalahgunaan wewenang, legitimasi moral syariat ikut tergerus di mata rakyat.
“Ketika pejabat atau elite justru terlibat korupsi atau penyalahgunaan wewenang, maka masyarakat kehilangan kepercayaan. Kalau pemimpinnya tidak adil dan amanah, bagaimana bisa syariat ditegakkan dengan benar?” katanya.
5. Kurangnya Keterlibatan Masyarakat
Pelaksanaan syariat selama ini cenderung top-down, datang dari pemerintah tanpa partisipasi aktif dari masyarakat. Padahal, menurutnya, keberhasilan syariat sangat ditentukan oleh keterlibatan umat secara kolektif. “Syariat bukan sekadar aturan yang dipaksakan, tetapi nilai hidup yang harus dirasakan dan dijalankan bersama. Dan di sinilah peran besar pendidikan, keteladanan, dan keikhlasan dalam membangun Aceh yang adil dan bermartabat,” ucap Prof. Syamsul Rijal.
Pancasila dan Syariat Bukan Dua Kutub yang Bertentangan
Prof. Syamsul juga menekankan bahwa syariat Islam dan Pancasila dapat berjalan selaras. Nilai-nilai seperti keadilan sosial, persatuan, dan musyawarah memiliki landasan kuat dalam ajaran Islam. “Kalau kita pahami secara jernih, Pancasila justru bisa menjadi nafas baru bagi syariat Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” ujarnya.