Pekerja Perikanan Asal Aceh Jadi Korban Perbudakan di Kapal Ikan Asing
Padahal, K-188 sangat penting dan mendesak untuk memperkuat pelindungan ketenagakerjaan di bidang perikanan yang selama ini dikecualikan dalam Konvensi Ketenagakerjaan Maritim atau Maritime Labour Convention (MLC) tahun 2006.
K-188 memuat sejumlah ketentuan dan standar dalam upaya pelindungan pekerja di sektor industri perikanan agar tak terjebak dalam praktik kerja paksa, perbudakan modern, dan perdagangan manusia.
“Ini perlu kita desak agar tidak ada lagi korban yang muncul ke depan,” ujarnya.
Sumatera Environmental Initiative bersama Sekretariat Team 9 menggelar Workshop dan Diseminasi Rencana Peta Jalan Aksesi ILO C-188 di Provinsi Aceh, Rabu (1/11/2023).
Diseminasi membahas upaya advokasi dalam mendorong percepatan ratifikasi ILO C-188 untuk mewujudkan standar pelindungan pekerja diatas kapal perikanan baik lokal maupun migran.
ILO C-188 merupakan instrumen hukum internasional yang mengatur secara rinci langkah-langkah untuk perlindungan pekerja di sektor perikanan, mulai dari perekrutan hingga penempatan dan pemulangan.
Untuk diketahui, Sekretariat Team 9 terdiri atas Serikat Awak Kapal Transportasi Indonesia (SAKTI), Kesatuan Pelaut dan Pekerja Perikanan Indonesia (KP3I), Indonesia Ship Manning Agents Association (ISMAA), Human Rights Working Group (HRWG), Serikat Awak Kapal Perikanan Bersatu Indonesia Sulawesi Utara (SAKTI Sulut) Serikat Nelayan Indonesia (SNI), Sumatera Environmental Initiative dan Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA).
Diseminasi mengusung tema “Peluang dan Tantangan Perbaikan Tata Kelola Sektor Pekerja dan Industri Perikanan Provinsi Aceh dalam menunjang Ekspor Perikanan Global” dipandu moderator dari Jurnalis Kompas, Zulkarnaini.
Menghadirkan narasumber Kepala Ombudsman RI Perwakilan Aceh Dian Rubianty, Pj Wali Kota Sabang diwakili Asisten II Faisal Azwar, Kadis Kelautan dan Perikanan Aceh diwakili Kabid Perikanan Tangkap DKP Aceh Rahima Khairi Isfani, Perwakilan Sekretariat Team 9, Crisna Akbar dan Arifsyah M Nasution dari Ocean Campaigner Greenpeace South East Asia.