Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Aceh, Teuku Ahmad Dadek.
Banda Aceh — Pemerintah Aceh mengeluarkan Surat Edaran (SE) terkait protokol kesehatan pencegahan Coronavirus Disease (Covid-19) di lingkungan sekolah jelang akan diaktifkannya proses belajar mengajar di sekolah dan memasuki masa new normal atau kenormalan baru.
Surat edaran itu mengatur mulai dari persiapan sosialisasi pencegahan Covid-19 untuk pelajar hingga proses skrining seluruh warga sekolah.
“Sehubungan dengan masih berkembangnya pandemi Covid-19 di sejumlah daerah dan saat ini belum ditetapkannya perubahan status wilayah oleh pihak berwenang serta adanya kebutuhan keberlangsungan berbagai kegiatan pada kondisi tatanan normal baru produktif aman Covid-19, maka diperlukan penyesuaian pencegahan penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah,” ujar Asisten II Setda Aceh, Teuku Ahmad Dadek Jum’at (5/6), mengutip butir awal dari edaran Nomor 440/7715 tentang Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 Dalam Tatanan Normal Baru yang ditandatangani Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.
Surat edaran itu, ditujukan kepada pimpinan daerah di kabupaten/kota se-Aceh, dengan tujuan para bupati/wali kota bisa mengeluarkan instruksi tentang pencegahan Covid-19 di berbagai jenjang pendidikan di daerah masing-masing.
Sementara bagi Kepala Dinas Pendidikan Aceh agar mengkoordinir pelaksanaan pencegahan covid-19 di sekolah jenjang pendidikan SMA/SMK dan Sekolah Luar Biasa. Bagi Kepala Kanwil Kemenag Aceh, mengkoordinir pencegahan wabah tersebut di sekolah sesuai dengan kewenangannya.
Kebijakan pelaksanaan pencegahan Covid-19 meliputi sosialisasi orientasi pengertian dan perilaku kehidupan saat new normal. Selanjutnya membentuk tim kerja di lingkungan satuan pendidikan bersama dengan tim Unit Kegiatan Sekolah untuk mengkoordinasi kegiatan operasional pencegahan pandemi Covid-19.
Kebijakan selanjutnya melakukan pembiasaan, pembinaan dan pengawasan pola hidup sehat sesuai dengan protokol kesehatan di lingkungan sekolah dan melakukan skrining bagi seluruh warga sekolah.
Skrining akan dilakukan pada empat kelompok. Siswa, guru dan tenaga kependidikan yang berdomisili di wilayah zona hijau dalam kabupaten/kota yang sama dengan lokasi satuan kependidikan, sebelum memulai aktivitas belajar pada tatanan normal baru, akan dicek suhu tubuh dan kondisi kesehatan secara umum.
Sementara bagi siswa, guru dan tenaga kependidikan yang berdomisili di luar wilayah zona hijau dalam kabupaten/kota yang sama dengan lokasi satuan kependidikan, sebelum memulai aktivitas belajar pada tatanan normal baru, akan dilakukan rapid test dan kondisi kesehatan secara umum.
Selanjutnya adalah aturan bagi siswa, guru dan tenaga kependidikan yang berdomisili di zona hijau di luar provinsi yang sama dengan lokasi satuan kependidikan, sebelum memulai aktivitas belajar pada tatanan normal baru, akan dilakukan swab test dan kondisi kesehatan secara umum.
“Bagi siswa, guru dan tenaga kependidikan yang berdomisili di zona merah di luar kabupaten/kota dan luar provinsi yang sama dengan lokasi satuan kependidikan, tidak diizinkan bergabung melakukan aktivitas sampai kondisi memungkinkan,” kata Dadek.
Peralatan seperti tempat cuci tangan maupun sarana prasarana pendukung lainnya yang dibutuhkan haruslah tersedia.
Pengaturan jadwal belajar dan tata cara pelaksanaan serta hal-hal lain yang diperlukan dalam proses pembelajaran di satuan kependidikan diatur lebih lanjut oleh Kadis Pendidikan Aceh/Kakanwil Kemenag Aceh dan Kadis Pendidikan Kabupaten/Kota, dengan memperhatikan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
“Pimpinan Satuan Pendidikan diminta melaporkan pelaksanaan pencegahan Covid-19 kepada gubernur/bupati/wali kota melalui Kadis Pendidikan Aceh dan Kadis Pendidikan Kabupaten/Kota dengan ketentuan perundang-undangan,” pungkas Dadek. (IA)



