Aceh Utara, Infoaceh.net – Direktur Utama PT Pembangunan Aceh (PEMA), Mawardi Nur, turun langsung ke lapangan untuk menyalurkan bantuan bagi masyarakat terdampak banjir di berbagai wilayah Aceh, Rabu, 10 Desember 2025.
Dalam aksi kemanusiaan ini, PEMA menyalurkan lebih dari 30 ton beras Bulog serta ribuan paket sembako untuk didistribusikan ke daerah-daerah yang paling membutuhkan.
Bantuan tersebut dikirim ke sejumlah titik terdampak, di antaranya Kabupaten Pidie, Bireuen, Lhokseumawe, Langsa, Serbajadi Lokop, Aceh Timur, Aceh Tamiang, Langkahan, serta Sawang di Aceh Utara.
Seluruh penyaluran dilakukan dengan memobilisasi penuh armada dan personel PEMA, terutama untuk menjangkau lokasi-lokasi yang masih terisolir akibat terputusnya akses darat dan gangguan komunikasi.
Meski medan sulit dan kondisi masih belum stabil, Mawardi menegaskan bahwa pihaknya memilih untuk langsung turun membantu warga ketimbang hanya mengandalkan laporan.
“Dalam situasi seperti ini, kita semua dituntut untuk bekerja nyata. Urun tangan, turun ke lapangan, mengirimkan bantuan, dan memberikan motivasi kepada tiap korban, khususnya masyarakat yang masih terisolir,” ujar Mawardi saat ditemui di salah satu titik penyaluran.
Ia menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas musibah yang menimpa sejumlah kabupaten/kota di Aceh dan menegaskan bahwa PEMA hadir bukan hanya untuk membawa bantuan fisik, tetapi juga menghadirkan semangat kepada para korban.
Bantuan yang disalurkan terdiri dari beras, minyak makan, mi instan, dan air mineral—kebutuhan pokok yang saat ini sangat dibutuhkan warga yang kehilangan akses pangan akibat banjir.
Mawardi menuturkan seluruh sumber daya PEMA dikerahkan tanpa menunda waktu, termasuk armada transportasi dan logistik, untuk memastikan bantuan tiba tepat waktu dan tepat sasaran.
Selain menyerahkan bantuan, Mawardi juga mengajak berbagai pihak—baik pemerintah daerah, lembaga kemanusiaan, dunia usaha, hingga masyarakat Aceh di perantauan—untuk ikut serta dalam upaya membantu korban banjir.
“Bantuan yang kami berikan bukan pertolongan akhir. Karena itu, saya mengajak OPD, lembaga kemanusiaan, dan seluruh stakeholder untuk bergandengan tangan. Bencana ini adalah panggilan kemanusiaan yang harus kita jawab bersama,” ujarnya.
Saat melihat langsung kondisi korban—terutama perempuan dan anak-anak yang mengantre bantuan—Mawardi mengaku terenyuh. Namun ia menegaskan pentingnya bagi tim PEMA untuk tetap kuat dan hadir sebagai penyemangat bagi warga.
“Teramat sedih melihat ibu-ibu dan anak-anak yang harus mengantri bantuan. Tapi di saat yang sama, kami harus tetap kuat agar mereka punya semangat untuk bangkit dari situasi sulit ini,” katanya.
Ia menutup kunjungannya dengan pesan optimis bahwa Aceh akan dapat pulih lebih cepat jika seluruh elemen masyarakat bergerak bersama.
“Aceh bisa bangkit dan pulih jika kita terus bergandengan tangan. Mohon doa agar semua yang bekerja di lapangan diberi kesehatan hingga proses pemulihan selesai. Aceh harus bangkit. Allah bersama kita. InsyaAllah,” tutur Mawardi.



