Aceh Tamiang, Infoaceh.net – PT PLN berhasil memulihkan jaringan transmisi listrik bertegangan 150 kilovolt (kV) Pangkalan Brandan–Langsa pada Rabu (17/12) pukul 13.30 WIB.
Sebelumnya, listrik Aceh mengalami gangguan dan padam bergilir selama 22 sejak 26 November 2025 Setelah tower transmisi roboh diterjang banjir bandang.
Dengan pulihnya jalur vital tersebut, sistem kelistrikan Aceh yang sempat terisolasi kini kembali terhubung dengan backbone sistem kelistrikan besar Sumatera.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan transmisi Pangkalan Brandan–Langsa merupakan tulang punggung interkoneksi listrik Sumatra–Aceh. Karena itu, pemulihan jalur ini menjadi langkah krusial dalam mengembalikan keandalan pasokan listrik Aceh pascabencana banjir dan longsor.
“Tersambungnya kembali transmisi Pangkalan Brandan–Langsa merupakan titik penting pemulihan kelistrikan Aceh. Jalur ini adalah backbone utama interkoneksi Sumatera–Aceh, sehingga pemulihannya membuka jalan bagi tahapan pemulihan sistem secara menyeluruh,” ujar Darmawan di Aceh Tamiang, Rabu (17/12).
Pemulihan interkoneksi dilakukan melalui pembangunan sejumlah tower darurat di titik-titik transmisi yang terdampak banjir dan longsor.
Langkah ini memungkinkan jalur Pangkalan Brandan–Langsa kembali difungsikan secara aman meski kondisi lapangan masih tergolong ekstrem.
“Pembangunan tower darurat dilakukan di tengah tantangan berat, mulai dari akses lokasi yang terbatas, kontur tanah yang labil pascabencana, hingga curah hujan tinggi yang menyebabkan genangan air dan lumpur,” jelasnya.
Setelah jaringan transmisi kembali tersambung, PLN memasuki tahapan pengoperasian pembangkit listrik, khususnya PLTU Nagan Raya.
Proses ini menjadi kunci pemulihan pasokan listrik Aceh secara bertahap. Untuk mencapai kondisi operasi optimal, diperlukan waktu sekitar 48 jam guna melalui tahapan pemanasan, sinkronisasi sistem, serta pengujian kinerja pembangkit.
“Pemulihan kelistrikan harus dilakukan secara berurutan. Setelah interkoneksi dinyatakan aman, pengoperasian pembangkit dilakukan agar pasokan listrik benar-benar andal dan tidak memicu gangguan lanjutan,” tegas Darmawan.
Selanjutnya, pasokan listrik akan disalurkan secara bertahap ke jaringan distribusi yang mencakup 20 unit gardu induk, 558 penyulang, serta 15.717 gardu distribusi yang melayani masyarakat di seluruh wilayah Aceh.
Dalam mendukung pemulihan tersebut, lebih dari 1.600 personel PLN terus disiagakan hingga sistem kelistrikan Aceh pulih sepenuhnya.
Darmawan menyebut semangat masyarakat Aceh dalam menghadapi bencana menjadi sumber inspirasi bagi seluruh insan PLN di lapangan.
“Kami belajar dari semangat dan keteguhan masyarakat Aceh untuk bangkit. Bagi kami, pemulihan listrik bukan sekadar menyalakan kembali jaringan, tetapi juga menjaga api perjuangan rakyat Aceh agar tetap menyala,” ungkapnya.
Meski demikian, PLN menegaskan penormalan listrik di sejumlah wilayah masih dilakukan secara hati-hati karena genangan air dan lumpur masih ditemukan pascabencana. Hal ini dilakukan demi menjaga keselamatan masyarakat.
“Kami memahami ketidaknyamanan yang dirasakan masyarakat. Atas kondisi ini, kami menyampaikan permohonan maaf dan memohon doa serta dukungan agar seluruh tahapan pemulihan kelistrikan Aceh dapat diselesaikan dengan aman dan cepat,” tutup Darmawan.



