INFOACEH.netINFOACEH.netINFOACEH.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© PT. INFO ACEH NET All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
INFOACEH.netINFOACEH.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Umum

15 Tahun Aceh Damai di Mata Sastrawan Indonesia

Last updated: Minggu, 25 Oktober 2020 10:28 WIB
By Redaksi
Share
6 Min Read
SHARE
Diskusi bertajuk ‘Aceh di Mata Sastrawan Indonesia’

Jakarta — Forum Jurnalis Aceh Jakarta (For-JAK) meluncurkan buku berjudul ‘Seperti Belanda: Dari Konflik Aceh ke MoU Helsinki, dibarengi dengan diskusi bertajuk “Aceh di Mata Sastrawan Indonesia”. Acara berlangsung secara virtual, Sabtu malam, 24 Oktober 2020.

“Aceh bagai sebuah negeri yang terpisah dari Nusantara, sebagaimana Papua yang bertubuh raksasa itu. Nama Aceh bagi saya ketika SD atau SMP memang terdengar religius dan memiliki pahlawan yang gagah berani meskipun di antara mereka adalah perempuan: Tjut Njak Dhien dan Tjut Meutia. Belanda tak pernah menang di sana,” kata sastrawan Kurnia Effendi saat menjadi pembicara dalam diskusi tersebut.

Pekerja Bangunan Temukan Tengkorak Manusia di Proyek Puskesmas Buket Gadeng Aceh Selatan

Kurnia turut prihatin dengan konflik disusul tsunami yang menerjang Aceh pada akhir 2004, sebelum berseminya damai. Masalah Aceh selama ini cenderung dilihat dari sisi politik saja.

- ADVERTISEMENT -

“Aceh yang digempur berbagai cobaan dan ujian sehingga lukanya tak pernah sembuh itu, lebih banyak dipandang dengan dan dari kacamata politik. Ada kepentingan-kepentingan yang seolah di luar jangkauan tangan sastra,” ujar penulis buku ‘Bercinta di Bawah Bulan’.

Kurnia menilai bahwa Aceh kaya akan sastra dan puisi. “Puisi di Aceh, menggurat dalam serupa luka yang membenam. Tidak tersembuhkan atau dengan kata lain, baik tersirat maupun tersurat, puisi tentang Aceh tentu tak akan habis dibaca zaman.”

- ADVERTISEMENT -
DPRK Sabang Kritik Raibnya Kayu Bongkaran RSUD: Itu Aset Negara, Jangan Seenaknya!

Menurut Kurnia, puisi saja ternyata tak cukup untuk menggambarkan Aceh secara utuh.

“Aceh adalah puisi itu sendiri yang tubuh dan belulangnya sudah remuk berulang-ulang. Komunitas literasi tumbuh di mana-mana dan yang cukup ternama adalah Gapena. Di sana, pada sebuah malam, Leo Kristi menyampaikan kepada teman-teman penyair, bahwa karya yang baik akan bergema panjang. Saya kira, representasi Aceh dalam sejarahnya akan bergema lebih panjang lagi,” sebutnya.

Pengamat sosial politik sekaligus penikmat sastra Fachry Ali mengatakan bahwa ruang ekspresi yang berkembang di Aceh secara sosiologis menggambarkan situasi kesejarahan yang mengungkapkan dua jalur arus sejarah, politik dan ideologi.

Pansus DPRA Tuding Aparat Terima Setoran Tambang: Bola Liar Tanpa Bukti yang Merusak Citra Polisi

Jalur politik dilihat dari benturan antara kekuatan di Aceh dengan di luar Aceh. Adapun puisi yang lahir akibat benturan politik dan ideologi ini menentukan cita rasa ungkapan khas Serambi Makkah seperti hikayat Prang Sabil.

- ADVERTISEMENT -

“Hikayat Prang Sabil yang kita tahu adalah respon intelektual keagamaan terhadap situasi peperangan Aceh, dimana Aceh pada waktu itu 1880-an hampir tidak punya kans untuk menang melawan Belanda yang dimulai 1873. Bahkan elit-elit penguasa Aceh sudah lebih memperlihatkan kecenderungan menyerah, yang tampil mengambil kepemimpinan itu adalah ulama,” kata Fachry yang juga tokoh Aceh di Jakarta ini.

“Dan ulama tidak punya modal lain kecuali agama. Hikayat prang sabil adalah respon keagamaan yang bersifat intelektual untuk memberikan jawaban terhadap realitas peperangan Aceh.”

Sementara penulis novel ‘Samudera Pasai’ Putra Gara mengapresiasi peluncuran buku ‘Seperti Belanda: Dari Konflik Aceh ke MoU Helsinki’.

Menulis Aceh kata dia memang tak pernah habis. Pasalnya, provinsi ujung barat Sumatera itu adalah narasi yang dimaknai menjadi sebuah ruhaniah.

“Konflik Aceh adalah kehidupan yang menjadi catatan tersendiri, karena saya pernah menulis di catatan lama bahwa saya membawa Aceh dalam sebongkah dendam yang nyata,” ungkapnya.

Dia berharap, buku antologi puisi ini dapat menampilkan keterbukaan Aceh meskipun lanjutnya, menulis Aceh tidak akan pernah selesai.

Dalam diskusi dipandu oleh sastrawan sekaligus Pembina For-JAK, Fikar W Eda, juga menghadirkan narasumber penyair dan penulis buku ‘Doa Ikan Kecil’ Ni Wayan Idayati.

Diskusi ini dibuka dengan pembacaan hikayat tentang Aceh oleh Agus Nuramal alias Agus PMTOH. Kemudian menampilkan testimoni dari beberapa sastrawan dan penyair ternama Indonesia terhadap buku ‘Seperti Belanda: Dari Konflik Aceh ke MoU Helsinki’.

Inisiator sekaligus PO peluncuran buku ‘Seperti Belanda: Dari Konflik Aceh ke MoU Helsinki’, Saifullah S alias Pilo Poly mengatakan, secara pribadi dan kelembagaan For-JAK mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung acara ini.

“Terima kasih kepada sponsor sehingga buku ini akhirnya tercetak bang Nasir Djamil, bang Hamdani Bantasyam, bang Teuku Dadek dan Badan Penghubung Pemerintah Aceh,” kata Pilo yang juga pengurus For-JAK.

Pilo juga menyampaikan hal serupa kepada pihak lainnya, terutama kepada inisiator buku ‘Seperti Belanda’ lainnya, yakni Murizal Hamzah karena pembuatan buku tersebut awalnya dari diskusi antara dirinya dan jurnalis Aceh tersebut.

“Juga kepada pemateri yang hebat-hebat, Putra Gara, bapak Fachry Ali, dan Mas Kurnia Effendi serta Ni Wayan Idayati dan moderator kita, bang Fikar W Eda,” kata dia.

Terima kasih pula disampaikan kepada seluruh pembaca puisi antara lain, Salma Yoga S mewakili Aceh, Raudah Jambak (Sumut), Dheni Kurnia (Riau), Syarifuddin Arifin (Sumut), Rida K. Liamsi (Kepri), Pringadi Abdi Surya (Sumsel), Willy Ana (Bengkulu), Irawan Sandhya Wiraatmadja (DKI Jakarta), D Zawawi Imron (Jawa Timur), Zulfaisal Putera (Kalimantan Selatan), dan Sonsonjan A. Khan (Brunai Darussalam). (IA)

Previous Article 39 Rumah Warga Komunitas Adat Terpencil di Pedalaman Aceh Barat Diresmikan
Next Article ASN Kemenag Aceh Dilarang Keluar Daerah Saat Libur dan Cuti Maulid

Paling Dikomentari

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad saat melepas pelari bercelana pendek di event olahraga FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Olahraga

Tanpa Peduli Melanggar Syariat, Wagub Fadhlullah Lepas Pelari Bercelana Pendek di FKIJK Aceh Run

Sabtu, 11 Oktober 2025
Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil
Aceh

Komisi III DPR RI Minta Polisi Tangkap Gubsu Bobby Terkait Razia Mobil Plat Aceh

Minggu, 28 September 2025
UMKM binaan BRI sukses ekspansi pasar Internasional
Ekonomi

Negara Diam, UMKM Digasak Shopee-Tokopedia-TikTok

Jumat, 25 Juli 2025
Fenomena penggunaan jasa joki akademik di kalangan dosen untuk meraih gelar profesor mulai menjadi sorotan di Aceh. (Foto: Ilustrasi)
Pendidikan

Fenomena Joki Profesor di Aceh: Ancaman Serius bagi Marwah Akademik

Jumat, 12 September 2025
Peneliti Sejarah Aceh, Dr Hilmy Bakar Almascaty
Aceh

Pernyataan KASAD Maruli Simanjuntak Soal Tanah Blang Padang Dinilai Panaskan Situasi Aceh

Minggu, 6 Juli 2025
FacebookLike
XFollow
PinterestPin
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
WhatsAppFollow
ThreadsFollow
BlueskyFollow
RSS FeedFollow
IKLAN DPRK SABANG
IKLAN WALIKOTA SABANG
IKLAN BANK ACEH ABU PAYA PASI
IKLAN BANK ACEH SEKDA
IKLAN BANK ACEH KAPOLDA BARU
IKLAN DPRK SBG 2 TAYANG
IKLAN DPRK SBG 1
IKLAN DPRK SBG 3
IKLAN DPRK SBG 4
IKLAN BANK ACEH HUT TNI

Berita Lainnya

Umum

Persiraja Gagal Lagi di Kandang, Ditahan Imbang Bekasi City 1-1

Senin, 13 Oktober 2025
Umum

Kasus Hilangnya Kayu Bongkaran RSUD Sabang Makin Gelap, Publik Tunggu Penjelasan Direktur

Minggu, 12 Oktober 2025
Umum

Pedagang Keluhkan Debu Pembongkaran Eks Gedung Pasar Aceh, Pemko Lakukan Penyiraman

Minggu, 12 Oktober 2025
Umum

Kabar Duka, Wakil Kepala BPKS T. Hendra Budiansyah Meninggal Dunia

Minggu, 12 Oktober 2025
Umum

Siswa SMAN Modal Bangsa Aceh Raih Juara II Nasional OSN 2025 Bidang Fisika

Minggu, 12 Oktober 2025
Umum

PPDS Kedokteran Jiwa USK Ajak Peduli Kesehatan Mental di Tengah Krisis

Minggu, 12 Oktober 2025
Umum

Tak Pandang Asal Daerah, Dinsos Aceh Selamatkan Warga Sumut Terlantar di Banda Aceh

Minggu, 12 Oktober 2025
Umum

Sekda Aceh Tutup Pekan Kebudayaan Bireuen, Tegaskan Semangat “Kota Juang” untuk Bangun Daerah

Minggu, 12 Oktober 2025
TAMPILKAN LAINNYA
INFOACEH.netINFOACEH.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
login
Welcome to Foxiz
Username atau Email Address
Password

Lupa password?