Sigli — Gerakan Filantropi Barisan Muda Umat (BMU) Pusat, kembali menyerahkan tiga rumah layak huni jenis permanen ukuran 6×6 meter kepada janda kurang mampu di Kabupaten Pidie.
Penyerahan dilakukan secara terpisah, masing-masing rumah BMU-WPU 072 di Kecamatan Mutiara, Rumah BMU-WPU 075 di Kecamatan Kembang Tanjong dan Rumah BMU-WPU 077 di Kecamatan Mutiara Timur Kabupaten Pidie Selasa (17/8).
Proses penyerahan kunci rumah dengan kode BMU-WPU 072 dilakukan langsung oleh Imam Besar BMU Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab atau akrab disapa Tu Sop kepada Ermalina Siregar (38) janda kurang mampu yang memiliki 4 orang anak, warga Gampong Rapana Kecamatan Mutiara, Pidie.
“Rumah tersebut dibangun dari dana safari dakwah Ketua Umum BMU Pusat, donasi perwakilan BMU Brunei Darussalam dan sisa donasi beberapa rumah BMU-WPU yang telah diserahkan sebelumnya, serta dari donatur lainnya,” sebut Ketua Gerakan BMU Peduli Murthala ST seperti dikutip Humas BMU Al Fadhal.
Turut hadir Ketua Umum BMU Pusat Tgk Muhammad Yusuf M Nasir atau Abiya Jeunieb, Sekjen BMU Pusat Tgk Zainuddin MZ Al-Biruny, Koordinator WPU Malaysia Ummi Maulida Ahmad, Pengurus BMU Perwakilan Pulau Jawa Tgk Mustafa Cibinong, Ketua DPD BMU Pidie Abah Adi, Unsur Muspika Mutiara, Keuchik, Bhabinkamtibmas, Babinsa dan tokoh masyarakat setempat.
Fitriadi SHut, Bendahara Gerakan BMU Peduli di sela-sela acara penyerahan menyebut, untuk pembangunan rumah BMU-WPU 075 merupakan hasil donasi masyarakat Aceh melalui donasi BMU Peduli dengan total donasi yang masuk mencapai Rp 65.267.500 dari 548 orang donatur.
Rumah tersebut diserahkan kepada Nurmala Majid (37) janda miskin warga Gampong Lancang Kecamatan Kembang Tanjong, Pidie, ia memiliki 3 orang anak.
Sedangkan dana untuk pembangunan rumah BMU-WPU 077 sekaligus pembelian tanah, bersumber dari donatur tetap BMU masing-masing Tgk Aiyub Lamlo Rp 17,2 juta, Ummi Maulida Ahmad Rp 13,1 juta, H Umar Toko Mas Sejati Lueng Putu Rp 5 juta, Bunda Yanti Taufik Kupi Lamlo Rp 5 juta dan Raha Yusra bin Armia Rp 1 juta, selebihnya dari sisa donasi pembangunan rumah BMU-WPU lainnya.
Rumah BMU-WPU 077 tersebut diserahkan kepada Nurlaila M Salim (45) janda 4 anak warga Gampong Jiem Kecamatan Mutiara Timur, Pidie.
Imam Besar BMU Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop mengatakan Gerakan BMU ini substansinya bukan sekedar membangun rumah, tetapi turut membangun kembali peradaban Islam yang telah berhasil dibangun oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya lewat budaya infak, sedekah dan zakat di masa silam.
“Yang membahagiakan kita semua bukan karena sekedar terbangunnya rumah, akan tetapi tertata dengan terbangunnya kembali peradaban sosial saling peduli. Ini yang paling penting,” ujar Tu Sop yang juga Dewan Pembina Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI).
Tu Sop menilai, perilaku umat Islam sekarang khususnya masyarakat Aceh seperti kayu gaharu, kalau dibakar akan mengeluarkan wangi.
“Jadi masyarakat Aceh itu kalau digerakkan maka mereka akan melakukan berbagai kebaikan. Tapi pertanyaannya sekarang siapa yang akan menggerakkan?,” kata Tu Sop.
Islam itu adalah agama peradaban. Jadi apa yang dilakukan ini, kata Tu Sop adalah sebuah sebuah pergerakan dakwah sosial guna membangun peradaban sosial Islam.
“Walaupun berbentuk sebuah rumah, tapi yang paling esensial adalah perilaku saling memberi itu yang harus terbangun. Karena konsep Islam itu adalah hidup itu untuk memberi,” sebut Tu Sop yang juga Ketua PB Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA). (IA)