BANDA ACEH – Baitulmal Aceh (BMA) pada tahun 2022 telah menganggarkan dana zakat sebesar Rp 600 juta untuk program penanggulangan stunting (bayi kurang gizi bertubuh kerdil) di Aceh.
“Dana yang bersumber dari senif miskin tersebut dialokasikan untuk membantu 100 mustahik selama 12 bulan dengan jumlah bantuan perbulannya Rp 500 ribu,” kata Kepala Sekretariat BMA Rahmad Raden, Rabu (20/7/2022).
Rahmad Raden mengatakan program tersebut merupakan pilot project dan perdana dilaksanakan pada tahun 2021 dengan tujuan untuk mengurangi risiko stunting pada anak-anak Aceh dari keluarga miskin.
Selain itu memberikan akses pangan bergizi untuk bayi sejak dalam kandungan hingga usia 2 tahun.
“Alhamdulillah hingga saat ini jumlah yang sudah dibantu sebanyak 50 mustahik dengan total bantuan mencapai Rp125 juta. Mareka merupakan mustahik lanjutan tahun lalu yang berasal dari Kabupaten Aceh Jaya sebanyak 18 mustahik dan Kabupaten Aceh Besar 32 mustahik,” kata Rahmad Raden.
Ia menjelaskan sasaran dari program tersebut adalah ibu hamil dengan kondisi kurang energi kronis (KEK) dan ibu hamil yang memiliki anak dengan riwayat stunting. Selain itu juga anak-anak berusia di bawah dua tahun yang terindikasi stunting.
“Dengan program tersebut diharapkan akan tersedia kebutuhan pangan bergizi bagi ibu hamil dari keluarga miskin. Juga akan terpenuhinya kebutuhan pangan bergizi bagi bayi sejak dalam kandungan hingga usia 2 tahun sehingga suatu saat Aceh akan terbebas dari stunting,” jelas Rahmad Raden.
Ia menambahkan bantuan ini berasal dari dana zakat yang merupakan harta agama yang dititipkan oleh para muzakki melalui BMA. Harapannya, bantuan ini dapat memberikan keberkahan bukan hanya kepada muzaki, tetapi juga kepada mustahik dan semua yang terlibat di dalamnya termasuk amil yang mengelola dana ini secara amanah.
“Tak lupa kami senantiasa mengajak para muzaki menyalurkan zakatnya melalui Baitul Mal Aceh, sehingga lebih banyak lagi mustahik yang dapat dibantu,” pungkasnya. (IA)