BANDA ACEH — Ombudsman RI Perwakilan Aceh menyorot pelayanan Pertamina yang dikeluhkan masyarakat akhir-akhir ini, yakni terjadinya antrian panjang pembelian BBM bersubsidi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Hal ini juga telah mengakibatkan terganggunya aktivitas transportasi di kawasan SPBU dan membuat macet arus lalu lintas karena banyaknya kendaraan roda empat yang berhenti untuk antri isi BBM bersubsidi.
Dalam kaitan ini, Ombusman Aceh memahami, setiap tahun pemerintah menerapkan kebijakan terkait pembatasan BBM bersubsidi. Hal ini berbanding terbalik dengan konsumsi BBM bersubsidi yang terus meningkat.
“Pada September 2022 pemerintah resmi mengumumkan kenaikan harga BBM, guna menekan beban anggaran. Undang-undang mengamanatkan agar pemerintah melakukan pengendalian konsumsi BBM bersubsidi secara bertahap, supaya tepat volume dan tepat sasaran. Namun, program ini belum optimal, sehingga BBM subsidi masih lebih banyak dinikmati oleh golongan mampu,” kata Ketua Ombudsman RI Perwakilan Aceh Dian Rubianty, di Banda Aceh, Sabtu (10/12).
Oleh karena itu, urai Dian, Pemerintah melalui PT Pertamina terus mencari cara untuk membatasi pembelian BBM bersubsidi. Salah satunya yaitu dengan cara meminta pembeli mendaftarkan kendaraannya di aplikasi MyPertamina.
Pembeli yang mendaftar atau pendaftar akan diklasifikasikan ke dalam kriteria-kriteria kendaraan yang tidak berhak membeli pertalite dan solar bersubsidi tersebut, termasuk mobil mewah.
MyPertamina ini, tambah Dian, berfungsi juga untuk pembayaran non-tunai sebagai layanan utama untuk membeli BBM di SPBU. Pembayaran dilakukan memakai aplikasi tersebut dengan memindai kode QR di EDC (electronic data capture). MyPertamina dinilai akan membantu penyaluran BBM bersubsidi agar lebih tepat sasaran.
Dari infomasi dan data Pertamina ini, Ombudsman Aceh pada Agustus 2022, telah melakukan kajian cepat terkait keefektifan penggunaan aplikasi MyPertamina masa percobaan.
Dari laporan masyarakat, banyak warga menilai kebijakan pembelian BBM bersubsidi melalui MyPertamina sangat ribet dan membingungkan.