Jakarta, Infoaceh.net — Tentara Nasional Indonesia (TNI) terus memperkuat keterlibatannya dalam operasi penanggulangan bencana di Provinsi Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
Hingga Senin (8/12/2025), total 33.150 personel telah diterjunkan untuk mempercepat proses evakuasi, distribusi bantuan, serta pemulihan infrastruktur di wilayah terdampak.
Perkembangan terbaru ini disampaikan Wakapuspen TNI Brigjen TNI Osmar Silalahi dalam konferensi pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Ia didampingi Kadispenal Laksma TNI Tunggul, Kadispenau Marsma TNI I Nyoman Suadnyana dan Sesdispenad Kolonel Inf Heri Bambang Wahyudi.
Brigjen Osmar menjelaskan bahwa penambahan personel dilakukan secara masif sejak hari pertama bencana melanda. Jumlahnya turut meningkat seiring membesarnya kebutuhan di lapangan.
“Dengan bertambahnya jumlah pengungsi tentu akan berpengaruh terhadap pendirian dapur lapangan, pelibatan personel, serta kebutuhan tenaga kesehatan,” ujar Wakapuspen.
Untuk memperkuat layanan kesehatan, TNI juga mengirim 30 tenaga medis dari Puskes TNI yang dibagi menjadi tiga tim. Mereka diperbantukan pada fasilitas medis lapangan yang telah lebih dulu dioperasikan oleh satuan kewilayahan.
Saat ini, TNI telah mengaktifkan 49 pos kesehatan yang tersebar di berbagai titik pengungsian dan lokasi bencana.
Penguatan Alutsista: 20 Pesawat Angkut, 7 Helikopter Caracal dan Kapal ADRI LIII
Pada sektor mobilisasi udara dan laut, TNI terus melakukan penambahan alutsista. Hingga hari ini 20 pesawat angkut telah dikerahkan (bertambah 2 unit dari hari sebelumnya) dan 7 helikopter Caracal TNI AU telah diterjunkan.
Dari unsur laut, KRI ADRI LIII bergabung membawa 5 unit jembatan Bailey untuk didistribusikan ke Aceh dan Sumatera Utara.
Penguatan ini dilakukan untuk mempercepat mobilisasi logistik, tim medis, dan peralatan berat ke wilayah-wilayah terdampak.
328 Ton Logistik Telah Disalurkan
Wakapuspen menegaskan distribusi bantuan berjalan intensif. Total lebih dari 328 ton bantuan logistik telah disalurkan melalui jalur udara.
Pada hari yang sama, tiga pesawat tambahan diberangkatkan dari: Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta dan Lanud Soewondo, Medan.
Pesawat-pesawat tersebut membawa bantuan kemanusiaan, termasuk bahan makanan, obat-obatan, selimut, tenda, hingga perlengkapan khusus bayi dan lansia.
40 Dapur Lapangan, 20 Jembatan Bailey Dipasang di Tiga Provinsi
Untuk memastikan kebutuhan dasar pengungsi, TNI telah mengoperasikan 40 dapur lapangan yang menyajikan makanan siap saji setiap hari.
Di sektor infrastruktur, pembangunan 20 jembatan Bailey terus dikebut dengan rincian: 8 unit di Aceh, 8 unit di Sumatera Utara, 4 unit di Sumatera Barat.
Jembatan-jembatan ini diproyeksikan rampung dalam waktu dekat agar mobilitas masyarakat dan pengiriman bantuan kembali normal.
Selain pemulihan fisik, TNI juga memberikan perhatian khusus pada kondisi psikologis anak-anak.
Tim Trauma Healing TNI telah bergerak ke berbagai tenda pengungsian untuk melakukan aktivitas pemulihan mental, seperti permainan kelompok, belajar bersama, hingga konseling ringan.
“Anak-anak harus tetap ceria dan tidak tenggelam dalam trauma. Kita pastikan mereka berada dalam kondisi yang aman dan gembira,” kata Wakapuspen.
TNI menegaskan dukungan personel dan alutsista bersifat dinamis dan akan terus ditambah sesuai perkembangan situasi lapangan. Semua langkah ini, menurut Wakapuspen TNI, merupakan bukti komitmen TNI dalam membantu masyarakat melewati masa-masa sulit.
TNI memastikan proses evakuasi, penyelamatan warga, distribusi bantuan, pelayanan kesehatan, serta pemulihan akses infrastruktur dapat berjalan cepat, tepat, dan berkelanjutan.



