Tinggal di Gubuk, DWP Aceh Bangun Rumah Layak Huni untuk Nek Salamah di Lamteuba
JANTHO – Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Aceh Mellani Subarni melakukan peletakan batu pertama pembangunan Rumah Sangat Sederhana, di Gampong Lamteuba Droe, Kecamatan Seulimeum, Aceh Besar, Selasa (21/11/2023).
Mellani Subarni mengatakan, ini merupakan bagian dari kegiatan DWP Aceh Peduli, yang digelar dalam memperingati HUT DWP Aceh.
“Ini merupakan salah satu bentuk kepedulian DWP Aceh, yang kami kumpulkan dari donasi para anggota DWP. Insya Allah bantuan ini bermanfaat, dan doakan agar kami bisa membuat rumah-rumah lain untuk yang membutuhkan, di masa yang akan datang,” ujar Mellani.
Dalam kesempatan tersebut, Mellani juga menyampaikan apresiasi atas kerja sama dari masyarakat dan aparatur Gampong pada proses pembangunan RSS tersebut.
“Terima kasih atas dukungan Pak Camat, Pak Keuchik dan masyarakat Gampong Lamteuba Droe, yang akan turut membantu proses pembangunan rumah ini nantinya,” kata Mellani.
Ketua DWP Aceh berharap dengan selesainya rumah ini, Nek Salamah kelak dapat menikmati dan menjalani masa tuanya di rumah baru yang lebih nyaman.
“Bantuan ini tidak seberapa, tapi kami sangat berharap, saat rumah ini selesai dibangun agar Ibu Salamah bisa menikmati masa tuanya di rumah yang sedikit lebih nyaman,” ujar Mellani.
Sementara Keuchik Gampong Lamteuba Droe Karjani, menyampaikan terima kasih atas kepedulian DWP Aceh yang telah bersedia membangun RSS untuk salah seorang warga di Gampong tersebut.
“Terima kasih atas kepedulian DWP Aceh yang telah membangun rumah untuk Ibu Salamah, salah seorang warga kami yang selama ini tinggal di gubuk yang berada di depan kita ini,” ujar Karjani sembari menunjukkan gubuk berukuran 2 x 3 meter persegi, yang berdiri tepat di sisi RSS yang akan segera dibangun.
Salamah merupakan wanita lansia berusia 80 tahun. Selama ini, Salamah menempati gubuk lantai tanah berkonstruksi kayu ukuran 2 x 3 meter.
Salamah merupakan ibu dari tiga orang anak. Selama ini, Salamah menghabiskan keseharian di masa tuanya sebagai buruh upah di sawah milik orang lain.
