SIGLI— Kasus polio pada anak yang teridentifikasi di Kabupaten Pidie, Aceh saat ini bertambah tiga kasus. Dengan demikian, hingga Rabu (23/11) sudah ada 4 kasus polio yang dilaporkan ditemukan di Pidie.
Kasus yang pertama ditemukan pada 18 November lalu pada anak 7 tahun di Kecamatan Mane, Pidie.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie dr Arika Husnayanti Aboebakar SpOG (K).
“Ada 3 kasus baru baru ditemukan, sehingga di Kabupaten Pidie saat ini total sudah ada 4 kasus polio yang ditemukan,” kata dr Arika Husnayanti Aboebakar.
Sebelumnua, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan kasus polio yang teridentifikasi di Kabupaten Pidie adalah polio tipe 2 yang ‘muncul’ di sejumlah negara dalam enam bulan terakhir, di antaranya Amerika Serikat, Inggris, dan Israel, kemudian disusul Indonesia.
“Kita juga sudah identifikasi lagi, kemarin nambah lagi kasus polio di Pidie itu,” kata Budi dalam Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI, Jakarta, Selasa (22/11).
Budi mengatakan, temuan kasus itu terjadi lantaran masih banyak warga di Pidie yang enggan menerima vaksinasi polio. Kondisi penolakan itu menurutnya terjadi pasca merebaknya penyakit campak Rubella beberapa tahun silam.
Berdasarkan penyelidikan epidemiologi, selain cakupan vaksinasi polio yang rendah, didapati faktor kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat penduduk di Kabupaten Pidie.
Masih terdapat sejumlah penduduk yang menerapkan BAB terbuka di sungai, sementara air sungai dipakai sebagai sumber aktivitas penduduk termasuk tempat bermain anak-anak.
Tim Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie bersama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, Kementerian Kesehatan, WHO, dan Unicef telah melakukan sejumlah tindakan penting termasuk melakukan pelacakan untuk mencari kasus lumpuh layuh lain di sekitar tempat tinggal kasus.
Kemudian pengambilan sampel tinja di wilayah terdampak untuk dilakukan pemeriksaan, dan memeriksa sampel air di tempat pembuangan dan survei cepat cakupan imunisasi.
Selanjutnya akan segera dilakukan tindakan pencegahan penularan lebih luas dengan meningkatkan notifikasi nakes dan faskes untuk mendeteksi adanya kasus lumpuh layuh lain, untuk segera ditindaklanjuti secara medis maupun epidemiologis.
